Jika diperhatikan, tidak semua serangan sakit kepala mencakup keseluruhan bagian kepala. Ada yang hanya terasa di sebelah, bagian belakang, atas, dan bagian depan. Kali ini kita membahas sakit kepala bagian depan, dari sisi penyebab dan pengobatannya.
Sakit kepala bagian depan didefiniskan sebagai rasa sakit di kepala yang cenderung lebih dominan pada dahi dan pelipis. Kepala bagian depan tersebut dikenal dengan istilah lobus frontal.
Ada banyak penyebab sakit kepala bagian depan, dan seringkali tidak berkaitan dengan otak bagian depan itu sendiri. Melainkan disebabkan oleh beberapa faktor dan penyakit lainnya.
Berikut 5 penyebab sakit kepala bagian depan beserta ciri-ciri dan cara penanganannya:
1. Tension headache
Sakit kepala tegang merupakan jenis sakit kepala paling umum yang biasanya dimulai dengan rasa sakit di dahi atau di pelipis kemudian terasa menyeluruh. Gejala dan ciri-ciri lengkapnya sebagai berikut:
- rasa sakit yang tumpul dan konstan yang bisa dirasakan di seluruh kepala
- nyeri yang sering dimulai di dahi, pelipis, atau di belakang mata
- Area kepala, kulit kepala, wajah, leher, dan bahu menjadi lebih sensitif terhadap nyeri
- sensasi tekanan yang terasa, seolah-olah ada sabuk yang dikencangkan di sekitar kepala
Tingkat keparahan sakit kepala jenis ini bervariasi dari ringan hingga berat. Durasinya antara 30 menit sampai beberapa jam, tetapi dapat bertahan selama berhari-hari. Juga dapat terjadi pada beberapa hari dalam satu bulan.
Pemicu sakit kepala tegang diantaranya stres, kecemasan, atau depresi. Terkadang akibat kelelahan, postur tubuh yang buruk, atau masalah otot leher.
Bagaimana mengatasi sakit kepala tegang?
Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas (tanpa), seperti ibuprofen, asetaminofen (parasetamol), atau aspirin dapat diandalkan untuk meringankan rasa sakit. Ditambah dengan tips-tips berikut ini:
- memijat
- relaksasi leher
- mandi air hangat
- menempatkan handuk hangat atau kompres di dahi atau leher.
Lain halnya apabila sakit kepala terasa begitu parah atau terus-menerus, apalagi berlangsung lebih dari 15 kali dalam sebulan, maka sudah dianggap kronis, dan harus berkonsultasi dengan dokter.
2. Mata tegang
Ketegangan mata juga dapat menyebabkan sakit kepala bagian depan. Sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan mata mungkin terasa mirip dengan tension headache. Hal ini biasanya disebabkan oleh masalah penglihatan atau astigmatisme yang tidak segera dikoreksi.
Di samping itu, mata tegang juga dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
- bekerja di depan komputer terlalu lama
- melihat objek dengan penuh konsentrasi dalam waktu yang lama
- menekankan
- postur buruk
Bagi yang dicurigai mengalami sakit kepala akibat mata tegang, maka harus mengunjungi dokter mata untuk memeriksa kondisi matanya. Jika gangguan pengllihatan adalah penyebabnya, maka diperlukan koreksi dengan kacamata atau lensa kontak.
Baca: Cara Menyembuhkan Mata Minus atau Rabun Jauh Paling Manjur
Bagaimana mengatasi sakit kepala bagian depan akibat mata tegang?
Berikut tips mengatasi mata tegang:
- istirahat secara teratur setiap sekian lama memandangi layar monitor.
- berlatih postur yang baik ketika duduk di meja
- meregangkan leher, lengan, dan punggung
- menggunakan filter anti-silau untuk layar komputer.
3. Sakit kepala klaster
Sakit kepala cluster jarang terjadi, namun bisa sangat menyakitkan. Nyeri biasanya dirasakan di satu sisi kepala, sering di sekitar mata, pelipis, atau dahi. Sakit kepala ini biasanya dimulai tanpa peringatan, dan dapat berlangsung selama beberapa jam.
Gejala lain dari sakit kepala klaster termasuk:
- rasa gelisah
- mata berair
- hidung juga berair
- hidung tersumbat
Sakit kepala klaster bisa menyerang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Cenderung terjadi sekitar waktu yang sama, misalnya setiap siang hari, malam hari, atau hari tertentu.
Sayangnya, penyebab sakit kepala klaster belum diketahui secara pasti, tetapi diduga ada faktor keturunan. Di samping itu, alkohol dan merokok juga dapat memicu serangan.
Tidak seperti sakit kepala biasa, sakit kepala klaster memerlukan pengobatan dengan sumatriptan, calcium channel blockers, kortikosteroid, topiramate, melatonin, terapi oksigen, lithium.
4. Sakit kepala sinus
Sinusitis dapat menyebabkan sakit kepala bagian depan, bahkan ini menjadi gejala yang umum terjadi. Rasa nyeri pun dirasakan di sekitar dahi, pipi, dan mata.
Sakit kepala depan akibat sinus ditandai dengan:
- rasa sakit yang tumpul dan berdenyut
- nyeri yang mungkin diperparah oleh gerakan kepala
- hidung ingusan
- hidung tersumbat
- demam
- sakit gigi
Sinusitis biasanya terjadi setelah mengalami bilek atau flu, bahkan seringkali tak disadari dan akhirnya sembuh dengan sendirinya.
Untuk mengurangi hidung terseumbat, dapat menggunakan larutan air garam untuk membersihkan lubang hidung atau menghirup uap dari semangkuk air panas.
Bagaimana mengatasi sakit kepala bagian depan akibat sinusitis?
Pengobatan sinusitis tergantung pada penyebabnya:
- Untuk pilek atau flu, dapat menggunakan dekongestan hidung dan penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau acetaminophen.
- Untuk infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik .
- Untuk alergi, dokter dapat merekomendasikan antihistamin.
Dokter mungkin juga memberikan semprotan hidung kortikosteroid untuk menghilangkan pembengkakan. Dalam beberapa kasus, terutama yang tak kunjung sembuh, memerlukan rujukan ke spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
5. Arteritis temporal
Arteritis temporal adalah kondisi di mana pembuluh darah yang terletak di bagian luar kepala menjadi meradang. Hal ini ditandai dengan sakit kepala yang parah dan berulang, rasa sakit terutama di sekitar peliipis.
Gejala lainnya berupa:
- sakit saat mengunyah atau berbicara
- kehilangan penglihatan
- penurunan berat badan
- nyeri otot
- depresi
- kelelahan
Arteritis temporal jarang terjadi pada orang di bawah 50 tahun, namun jika sampai terjadi harus ditangani oleh dokter sesegera mungkin. Pengobatannya seringkali melibatkan kortikosteroid, seperti prednisolon.
Pencegahan dan Pengobatan
Perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu mencegah atau mengurangi frekuensi sakit kepala bagian depan, berikut caranya:
- Cukup tidur. Disamping memenuhi kebutuhan tidur selama 6 hingga 8 jam per malam, usahakan tidur dan bangun pada waktu yang teratur setiap harinya.
- Aktif secara fisik. Lakukanlah olahraga beberapa kali seminggu, untuk mengurangi stres dan tetap bugar.
- Postur yang baik. Saat duduk, usahakan posisi punggung tertopang dengan benar. Hindari duduk di posisi yang sama terlalu lama. Regangkan dan istirahatlah secara teratur dari meja dan komputer.
- Memoderasi asupan kafein. Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan sakit kepala. Begitu pula ketika berhenti tiba-tiba, terutama jika sebelumnya telah terbiasa mengkonsumsi kafein dalam jumlah besar. Jadi, kurangilah konsumsinya secara perlahan.
- Minum banyak air. Dehidrasi bisa menyebabkan sakit kepala. Oleh sebab itu cukupi kebutuhan cairan setiap harinya.
- Hindari penggunaan obat penghilang rasa sakit. Mengobati sakit kepala dengan penghilang rasa sakit pada lebih dari 15 hari dalam sebulan, justru dapat menyebabkan sakit kepala.
Apapun penyebabnya, ketika sakit kepala bagian depan begitu mengganggu atau mungkin tak kunjung sembuh, maka jangan sungkan untuk memeriksakannya ke dokter. Semakin cepat diketahui penyebabnya dan diobati, tingkat kesembuhan akan lebih baik.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.