Metode penurunan berat badan dengan cara diet sebenarnya sah dilakukan termasuk upaya mengurangi atau meningkatkan asupan makanan tertentu demi mendapatkan berat badan ideal. Jenis diet sehat sendiri ada berbagai macam, termasuk diet protein.
Agar upaya penurunan berat badan lebih maksimal, diet tak hanya mengacu pada pemilihan menu makanan sehat saja, tetapi juga diimbangi dengan aktivitas olahraga. Namun, sebelum menentukan pola diet yang tepat, termasuk saat ingin melakukan diet tinggi protein, Anda perlu mengetahui fakta mendalam seputar diet protein tersebut.
Diet tinggi protein berarti diet dengan meningkatkan konsumsi asupan protein yang diperlukan tubuh. Selain dipercaya dapat membuat rasa kenyang lebih tahan lama, protein sendiri memiliki fungsi untuk membantu membangun dan membentuk massa otot tubuh, meningkatkan sistem imun tubuh, serta membantu mengatur produksi hormon dan enzim dalam tubuh.
Diet tinggi protein juga terbagi menjadi 2 jenis, yaitu diet yang disertai dengan pembatasan karbohidrat dan digantikan dengan protein serta diet yang menggantikan seluruh kebutuhan karbohidrat dengan protein. Namun sayangnya, pola diet tinggi protein yang salah justru dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh, termasuk menjadi penyebab dehidrasi. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Hubungan diet tinggi protein dan risiko dehidrasi
Protein memang salah satu nutrisi penting yang diperlukan tubuh, tetapi asupan protein yang berlebihan juga dapat menjadi masalah tersendiri bagi kesehatan tubuh. Salah satu risikonya adalah dehidrasi berat yang bisa terjadi jika asupan makanan tinggi protein dikonsumsi dalam jumlah besar dan pada waktu yang lama. Hal itu akan memperbesar resiko Anda terkena dehidrasi berat.
Sebuah penelitian menunjukkan fakta bahwa makanan tinggi protein dapat memicu peningkatan kadar nitrogen urea dalam darah. Hal ini terjadi karena seseorang yang menjalani diet protein tidak merasa haus setelah mengonsumsi makanan tinggi protein sehingga mereka cenderung tidak minum air putih yang cukup.
Padahal pada saat pengecekan, kadar nitrogen urea dalam darah akan mengalami peningkatan dan berada pada jumlah yang tidak normal. Jumlah kadar nitrogen urea dalam darah dapat kembali normal setelah mengurangi konsumsi makanan tinggi protein.
Baca juga: Selain Daging, Ini 5 Makanan Tinggi Protein
Pengaruh diet tinggi protein pada tubuh
Saat mengonsumsi makanan dengan kandungan protein yang tinggi, terdapat zat nitrogen yang tidak bisa dicerna oleh tubuh sehingga zat tersebut akan diurai menjadi urea dalam darah atau disebut sebagai nitrogen urea. Urea ini merupakan hasil pembuangan dari proses pencernaan protein yang akan dikeluarkan oleh tubuh melalui urine setelah disaring oleh ginjal.
Ginjal yang sehat akan mengeluarkan urea melalui urine sehingga kadar urea dalam darah akan tetap terjaga pada batas normal dan stabil. Urea sendiri secara tidak langsung dapat menunjukkan seberapa baik kondisi kesehatan ginjal dan kecukupan cairan dalam tubuh.
Apabila Anda mengonsumsi makanan tinggi protein yang terlalu banyak, maka kandungan urea dalam darah akan meningkat dan pekerjaan ginjal cenderung menjadi lebih berat. Hal ini membuat urine menjadi berwarna kuning pekat dan menandakan bahwa tubuh mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
Baca juga: 6 Arti Warna Urine
Dehidrasi yang parah jika dibiarkan terus menerus tentunya akan berbahaya bagi kesehatan tubuh, termasuk menimbulkan sejumlah gejala dehidrasi seperti pusing, lemas, heat stroke, pingsan serta munculnya masalah jantung dan pembuluh darah.
Perbanyak minum air putih saat diet tinggi protein
Jika Anda sedang menjalani diet tinggi protein, mencukupi kebutuhan cairan tubuh sangatlah penting terutama bagi ginjal. Dengan minum air putih yang cukup, hal itu dapat membantu mencegah dehidrasi serta meringankan kinerja fungsi ginjal dan membantu mengeluarkan kandungan nitrogen urea dari dalam tubuh melalui urine.
Tetap minum air putih secara berkala walaupun Anda tidak merasa haus karena kebiasaan baik itu juga dapat membantu menjaga keseimbangan pemenuhan cairan tubuh. Anda juga dapat meningkatkan asupan cairan tubuh dengan minum cairan elektrolit yang juga kaya akan kandungan karbohidrat untuk mengembalikan energi serta mencegah risiko dehidrasi.
Baca juga: Benarkah Minum Air Putih 8 Gelas Sehari Sudah Cukup?
Selain dehidrasi, diet tinggi protein lainnya juga dapat menyebabkan risiko seperti bau mulut, sembelit, serta penyakit jantung ataupun ginjal. Oleh karena itu, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan bahwa diet protein memang cocok untuk tubuh Anda dan dapat membantu menjaga berat badan ideal serta kesehatan tubuh.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.