Sistem peredaran darah bertanggung jawab untuk mengirimkan darah, oksigen, dan nutrisi ke seluruh tubuh. Ketika aliran darah ke bagian tubuh tertentu berkurang, maka ada kemungkinan Anda memiliki sirkulasi darah yang buruk. Aliran darah yang buruk paling umum terjadi pada ekstremitas (anggota gerak), seperti kaki dan tangan.
Tak hanya sulit bergerak, tetapi gangguan pada sistem peredaran darah juga dapat meningkatkan risiko penyakit darah, seperti anemia, thalasemia, leukimia, hingga hemofilia. Jika hal ini terus berlangsung tentunya dapat menghambat kelancaran aliran darah di seluruh tubuh dan menyebabkan kondisi serius.
Mengalami aliran darah yang tidak lancar umumnya disebabkan oleh masalah kesehatan di bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengobati penyebab yang mendasarinya, bukan hanya gejalanya. Beberapa kondisi dapat menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah, termasuk obesitas, diabetes, masalah jantung, dan kondisi yang merusak aliran darah.
Gejala gangguan pada sistem peredaran darah
Gejala aliran darah buruk yang paling umum terjadi meliputi:
- mati rasa dan kesemutan
- berdenyut atau sakit menyengat di anggota tubuh
- rasa sakit dan mudah lelah
- kram otot
- pembengkakan pada kaki
- perubahan warna kulit
Setiap kondisi yang dapat menyebabkan sirkulasi darah buruk juga dapat menyebabkan gejala lain, misalnya orang dengan penyakit arteri perifer mungkin memiliki masalah disfungsi ereksi yang terjadi bersamaan dengan rasa sakit, mati rasa, dan kesemutan yang khas.
Kondisi gangguan pada sistem peredaran darah
Ada beberapa penyebab terjadinya gangguan pada sistem peredaran darah, termasuk aliran darah yang terhambat dan tidak lancar, di antaranya:
Penyakit arteri perifer
Penyakit arteri perifer (PAD) dapat menyebabkan sirkulasi darah memburuk terutama di kaki. Penyakit arteri perifer adalah kondisi peredaran darah yang menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah dan arteri. Penyakit arteri perifer paling umum terjadi pada orang dewasa di atas usia 50 tahun, tetapi dapat terjadi juga pada orang yang lebih muda, terutama mereka yang aktif merokok.
Dalam kondisi terkait yang disebut aterosklerosis, arteri akan menjadi tegang karena adanya penumpukan plak di arteri dan pembuluh darah. Kedua kondisi tersebut mungkin akan menurunkan aliran darah ke bagian anggota gerak (ekstremitas) dan menyebabkan rasa sakit. Seiring waktu, berkurangnya aliran darah di ekstremitas dapat menyebabkan:
- mati rasa
- rasa geli/kesemutan
- kerusakan saraf dan jaringan
Jika tidak diobati, aliran darah dan plak yang berkurang di arteri karotis dapat menyebabkan stroke. Arteri karotis adalah pembuluh darah utama pada leher yang mengirimkan darah ke otak. Jika penumpukan plak terjadi di arteri jantung, maka Anda berisiko mengalami serangan jantung.
Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Arteri Karotid
Gumpalan darah
Gumpalan darah akan menghalangi aliran darah, baik sebagian atau di seluruh sistem peredaran darah. Gumpalan darah tersebut dapat menghambat dan umumnya terjadi terutama di lengan atau kaki yang dapat menyebabkan masalah pada sistem peredaran darah.
Gumpalan darah dapat terjadi karena berbagai alasan kesehatan yang berbahaya. Jika gumpalan darah di kaki pecah, maka hal tersebut dapat memasuki organ vital, seperti jantung atau paru-paru dan juga dapat menyebabkan stroke. Ketika terjadi, maka tentunya akan mengganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Pelebaran pembuluh darah
Varises adalah kondisi di mana terjadinya pembesaran/pelebaran pembuluh darah yang disebabkan oleh kegagalan katup sehingga terjadinya penumpukan darah di dalam pembuluh darah. Pembuluh balik atau vena akan tampak keriput dan membengkak di area tertentu, seperti pada bagian belakang kaki (tungkai dan betis) dengan warna ungu atau biru tua.
Varises dapat terjadi di seluruh bagian vena, di mana vena yang rusak tidak dapat mengalirkan darah secara optimal sehingga sirkulasi darah yang buruk dapat menjadi masalah bagi kesehatan. Meski jarang, varises juga bisa menyebabkan terjadinya pembekuan darah. Varises yang lebih banyak terjadi pada wanita juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan, faktor berat badan (obesitas), dan ketika menjalani masa kehamilan.
Baca juga: 6 Tindakan Medis untuk Menghilangkan Varises
Diabetes
Penyakit diabetes tidak hanya mempengaruhi kadar gula darah tetapi juga dapat merusak sirkulasi darah di area tubuh tertentu. Hal tersebut juga bisa menyebabkan munculnya rasa kram di kaki serta rasa sakit di betis, paha, atau bokong. Kram ini mungkin akan semakin memburuk ketika sedang aktif secara fisik/bergerak.
Penderita diabetes lanjutan mungkin mengalami kesulitan dalam mendeteksi tanda-tanda sirkulasi darah yang buruk karena neuropati diabetik dapat menyebabkan berkurangnya sensasi pada ekstremitas/anggota gerak. Diabetes juga dapat menyebabkan masalah jantung dan pembuluh darah, serta berisiko tinggi mengalami aterosklerosis ataupun tekanan darah tinggi (hipertensi).
Obesitas
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas tak hanya berdampak pada kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan stroke, tetapi juga dapat mempengaruhi sistem peredaran darah. Kelebihan berat badan atau obesitas juga bisa menyebabkan penderita mengalami varises dan masalah pembuluh darah.
Oleh karena itu, penderita obesitas disarankan untuk menjaga pola makan dengan pembatasan kalori serta menjalani olahraga secara teratur. Selain membantu menurunkan berat badan dan mencapai berat badan ideal, dengan berolahraga juga bisa memperlancar aliran darah dalam tubuh.
Fenomena Raynaud
Orang-orang yang mudah mengalami rasa sakit pada tangan dan kaki akibat cuaca dingin mungkin memiliki kondisi yang disebut Fenomena Raynaud. Penyakit ini menyebabkan arteri kecil di tangan dan kaki mengalami penyempitan akibat kurangnya aliran darah sehingga arteri yang menyempit tersebut kurang mampu menggerakkan darah ke seluruh tubuh.
Gejala Fenomena Raynaud umumnya terjadi ketika berada dalam suhu dingin atau merasakan stres yang luar biasa. Area tubuh lainnya juga bisa terpengaruh, termasuk gejala rasa sakit di bibir, hidung, puting payudara, dan telinga. Wanita lebih mungkin terkena penyakit Raynaud, begitupun dengan orang yang tinggal di daerah beriklim dingin.
Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Fenomena Raynaud
Mengatasi masalah pada sistem peredaran darah
Untuk menentukan prosedur pengobatan, penderita gangguan sistem peredaran darah akan menjalani serangkaian pemeriksaan, berupa tes darah antibodi, tes gula darah, USG/CT Scan, hingga tes tekanan darah.
Perawatan untuk memperbaiki masalah sirkulasi darah yang buruk juga akan bergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Metode pengobatannya dapat meliputi pengobatan ringan seperti mengompres dengan air dingin, mengonsumsi obat-obatan, hingga menjalani program khusus terhadap penyebabnya, seperti suntikan insulin (untuk diabetes) atau laser atau endoskopi vena (untuk varises).
Masalah pada sistem peredaran darah ini tidak boleh dianggap remeh karena kondisi yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang tidak nyaman terutama pada anggota gerak seperti tangan dan kaki, karena dokter akan membantu menentukan penyebab masalah sistem peredaran darah dan mengobati masalah yang mendasarinya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.