Suncreen alias tabir surya menjadi salah satu rutinitas penting yang tak boleh terlewatkan setiap hari. Pasalnya, jenis perawatan kulit ini sangat penting untuk melindungi diri dari risiko kanker kulit akibat paparan sinar UV.
Namun, beberapa orang justru menghindari pakai sunscreen karena bahan kimia di dalamnya dapat memicu reaksi alergi. Memangnya apa saja gejala alergi sunscreen dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasan lengkapnya.
Bahan kimia dalam sunscreen yang bisa memicu alergi
Bahan kimia dalam sunscreen bekerja dengan cara menyerap sinar UV berbahaya dan mencegahnya supaya tidak menembus kulit. Namun bagi sebagian orang, bahan kimia tersebut malah menimbulkan reaksi berlebihan pada kulit.
Sunscreen alias tabir surya mengandung kombinasi bahan aktif, sehingga sulit menentukan mana yang memicu alergi sunscreen. Ada beberapa bahan kimia yang diduga paling sering menyebabkan alergi sunscreen adalah:
- Para-Aminobenzoic Acid (PABA): Orang yang alergi PABA mungkin juga sensitif dengan bahan kimia serupa lainnya, seperti para-phenylenediamine (ditemukan di pewarna rambut) dan sulfonamide.
- Benzophenone: Nama lainnya oxybenzone, methanone, dan diphenylketone.
- Sinamat: Sering juga ditemukan pada pasta gigi hingga parfum.
- Salisilat
- Dibenzoylmethanes
- Octocylene
Tanda dan gejala alergi sunscreen
Reaksi alergi karena tabir surya alias sunscreen dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja, tergantung di mana Anda mengoleskannya. Namun, reaksi alergi biasanya muncul pada area tubuh yang terbuka dan paling banyak terkena sinar matahari, misalnya wajah, area "V" pada leher, tangan, dan kaki.
Ciri-ciri alergi sunscreen cenderung mirip seperti saat kulit Anda terbakar sinar matahari. Tapi karena bahan kimia dalam sunscreen biasanya lebih kuat, maka efeknya bisa jadi lebih besar.
Berbagai tanda dan gejala alergi sunscreen adalah:
- Gatal-gatal disertai nyeri
- Kulit kemerahan
- Muncul benjolan berisi air
- Bengkak
- Berdarah
Tidak semua orang langsung merasakan gejala alergi sunscreen pada saat itu juga. Ada yang langsung gatal-gatal beberapa menit setelah pakai sunscreen, tapi ada juga yang butuh waktu 2 hari sampai gejalanya muncul.
Terkadang, gejala alergi sunscreen juga baru muncul setelah kulit terpapar sinar matahari langsung. Jika Anda mengalaminya, artinya Anda mengalami dermatitis kontak fotoalergi.
Bagaimana cara mengatasi alergi sunscreen?
Meskipun Anda termasuk salah satu orang yang alergi sunscreen, bukan berarti Anda benar-benar menghindari sunscreen seumur hidup. Ingat, kulit tetap butuh sunscreen untuk menjaganya dari paparan sinar UV dan mencegah risiko kanker kulit.
Tenang, berikut berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi alergi sunscreen:
- Periksa ke dokter kulit: untuk memastikan bahan kimia mana yang memicu reaksi alergi.
- Oleskan krim steroid: untuk membantu meredakan iritasi dan bengkak pada kulit.
- Pilih sunscreen yang aman: hindari berbagai bahan kimia yang dapat memicu alergi sunscreen, seperti yang disebutkan di atas.
Setelah alergi mulai mereda dan Anda ingin memakai sunscreen yang baru, sebaiknya lakukan tes kulit terlebih dahulu. Jangan langsung mengoleskannya ke seluruh tubuh sebelum Anda benar-benar memastikan sunscreen tersebut aman bagi kulit.
Caranya:
- Oleskan sedikit sunscreen ke bagian lipatan siku, lalu lihat reaksinya pada kulit.
- Bila perlu, biarkan area kulit terkena sinar matahari. Lihat dulu apakah sinar matahari memicu reaksi alergi atau tidak.
- Jika kulit tampak baik-baik saja selama 2 hari ke depan, artinya sunscreen ini aman untuk kulit Anda.
Jadi, jangan lupa pakai sunscreen hari ini, ya!
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.