Penyakit saraf motorik timbul saat ada kerusakan progresif pada bagian sistem saraf motorik. Penyakit ini membuat neuron motorik atau sel saraf di otak dan saraf tulang belakang tidak berfungsi normal.
Ketika menderita penyakit yang tergolong langka tersebut, aktivitas otot penderitanya akan mengalami gangguan.
Oleh sebab itu, tak heran apabila kemudian penderitanya mengalami kesulitan dalam berjalan, menggenggam, bicara, menelan, atau bahkan bernapas.
Jenis Penyakit Saraf Motorik
Pada umumnya, penyakit saraf motorik membuat bagian saraf motorik UMN (Upper Motor Neuron) dan LMN (Lower Motor Neuron) mengalami gangguan.
Jika gangguan sinyalnya terjadi antara LMN dengan otot, maka akibatnya otot tidak dapat berfungsi dengan optimal. Kondisi inilah yang membuat otot semakin lemah hingga berisiko berkedut di luar kendali.
Lain halnya jika gangguan muncul di antara saraf UMN dan LMN, kondisi tersebut dapat memicu otot kaku sehingga pergerakan tubuh jadi lambat serta terasa berat.
Hal ini juga menimbulkan risiko hilangnya kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan.
Dari sekian banyak jenisnya, penyakit saraf motorik yang paling banyak dialami orang dewasa ialah ALS (Amyotrophic lateral sclerosis).
Penyakit yang juga dikenal dengan istilah penyakit Lou Gehrig tersebut biasanya diderita kaum lansia. Dibanding wanita, kaum pria lebih berisiko mengalaminya.
Menurut perkiraan, 1 dari 20 orang yang menderita ALS mempunyai anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama atau demensia frontotemporal.
Jenis demensia yang juga langka ini timbul akibat adanya kelainan pada otak depan dan samping. Di luar itu, penyebab penyakit saraf motorik lainnya masih belum diketahui.
Gejala Penyakit Saraf Motorik
Biasanya ALS menimbulkan berbagai gejala umum seperti:
- Otot kaku atau berkedut
- Atrofi (menurunnya massa otot)
- Berkurangnya jaringan otot
- Otot rangka semakin melemah
Namun untuk lebih spesifik, gejala ALS umumnya terbagi menjadi 2 tahap, yaitu gejala awal dan tingkat lanjut.
Gejala awal ALS
Anda yang mengalami gejala awal ALS berikut ini sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis saraf agar kondisinya tidak semakin parah:
- Kesulitan saat menggenggam atau mengangkat benda karena melemahnya genggaman tangan
- Kaki lunglai atau ‘jatuh’ akibat lemahnya pergelangan otot kaki.
- Harus menyeret kaki
- Lengan sulit diangkat karena pundak terasa lemah
- Bicara menjadi kurang jelas
- Otot mengalami kram atau berkedut
- Sulit mempertahankan postur tubuh
- Gangguan pada otot untuk bicara atau menelan (gejalanya mirip stroke)
- Gangguan pada otot pernapasan
- Sering terbangun saat malam hari karena otak kurang oksigen
Gejala tingkat lanjut ALS
Sementara pada tingkat lanjut, gejala ALS yang timbul meliputi:
- Sulit menggerakkan anggota badan
- Sulit menelan maupun bicara
- Otot terasa kaku
- Nyeri sendi
- Keluarnya air liur berlebih karena terhambatnya kemampuan menelan
- Sering menguap walau tidak merasa lelah
- Sukar mengendalikan emosi sehingga kadang menangis di luar kendali
- Sesak napas
Yang perlu diketahui adalah bahwa gejala penyakit saraf motorik yang disebutkan di atas tidak muncul secara tiba-tiba.
Gejalanya cenderung dirasakan secara bertahap, biasanya pada salah satu sisi tubuh lebih dulu, dan kemudian semakin parah seiring berjalannya waktu.
Bila penyakit ini sudah mencapai tahap akhir, maka penderitanya akan kesulitan melakukan berbagai aktivitas dasar seperti bernapas atau lainnya. Kondisi ini membuat pasien harus bergantung pada bantuan dari pihak lain.
Selain itu, apabila penyakit saraf motorik berimbas pada otot pernapasan, maka penderitanya berisiko mengalami gagal napas jika ia tak segera memperoleh pertolongan.
Diagnosis ALS
Sayangnya lagi, gejala penyakit ALS ini mirip dengan penyakit lain sehingga agak sulit untuk mendiagnosisnya.
Oleh sebab itu, dokter biasanya akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk mendiagnosis ALS. Jenis pemeriksaan yang dimaksud mencakup:
Pemeriksaan fisik
Ketika memeriksa pasien terduga ALS, dokter akan menganalisa berbagai bidang berikut:
- Kekuatan gerak anggota tubuh
- Koordinasi dan keseimbangan tubuh
- Kemampuan mendengar, bicara, dan melihat
- Kemampuan sensorik
- Status mental pasien
- Perubahan tingkah laku maupun mood pasien
Pemeriksaan penunjang
Selain pemeriksaan fisik di atas, pemeriksaan penunjang mungkin juga diberlakukan dengan tujuan menilai fungsi saraf.
Selain itu, dokter mungkin juga akan menganalisis cairan serebrospinal atau menjalankan tes darah guna mengetahui penyebab pasti ALS.
Cara mengobati Penyakit Saraf Motorik
Yang jadi persoalan sekarang adalah, belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit saraf motorik.
Metode perawatan yang ada sekarang ini hanya digunakan untuk meringankan gejalanya sehingga gangguan aktivitas pasien dapat diminimalisir.
Dengan begitu, pasien penderita penyakit saraf motorik dapat tetap hidup dan beraktivitas senyaman mungkin meski fungsi dasar tubuhnya menurun atau hilang.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.