Lambung merupakan salah satu organ pencernaan manusia yang terletak pada perut bagian atas. Organ lambung ini memiliki fungsi untuk mengolah makanan yang masuk dan memindahkannya ke dalam usus.
Sama halnya dengan organ tubuh lainnya, lambung juga berpotensi mengalami penyakit berupa kanker lambung. Jika hal ini terjadi, maka proses pencernaan akan terganggu.
Sebelum kanker lambung ini muncul, biasanya akan ditandai dengan adanya sel kanker atau tumor ganas yang tumbuh pada bagian dinding lambung.
Memang, perkembangan sel kanker yang tidak normal tersebut cenderung lambat, bahkan memerlukan waktu bertahun-tahun.
Tak hanya itu, perkembangan sel kanker lambung ini pun tergolong sulit dideteksi, sehingga baru terdiagnosis ketika sudah masuk pada stadium lanjut atau menyebar ke daerah lain. Inilah yang menyebabkan kanker lambung sulit diatasi dan masuk dalam kategori penyebab kematian ketiga terbesar di dunia.
Penyebab kanker lambung
Ada berbagai faktor yang meningkatkan risiko penyakit kanker lambung diantaranya infeksi bakteri H pylori, gastritis, polip, dan anemia yang berkepanjangan.
Disamping itu, kebiasaan merokok, kelebihan berat badan, konsumsi makanan yang dibakar, diasinkan, dan diasinkan juga berpengaruh terhadap peningkatan risiko kanker lambung.
Bagaimana cara mengetahui seseorang terkena kanker lambung?
Gejala awal seseorang mengidap kanker lambung adalah muntah darah. Namun, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan terlebih dulu untuk memastikan penyakit yang dideritanya.
Mulai dari menanyakan gejala yang dirasakan, riwayat kesehatan penderita, hingga penyakit dalam keluarga terutama kanker. Kemudian, dokter akan memeriksa perut pasien untuk mengetahui adanya pembengkakan maupun nyeri saat ditekan hingga colok dubur.
Tak berhenti sampai disitu, berikut ini adalah pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh dokter.
Gastroskopi
Gastroskopi atau teropong lambung merupakan salah satu pemeriksaan dengan memasukkan alat berupa selang ke dalam lambung melalui mulut. Melalui alat yang disertai kamera ini akan membantu dokter untuk mengetahui kondisi lambung dan mengambil sampel jaringan lambung guna penelitian lebih lanjut di lab.
Foto Rontgen
Selain teropong lambung, data foto rontgen juga diperlukan untuk mengetahui adakah kelainan pada lapisan lambung. Penderita biasanya diminta untuk meminum larutan khusus tertentu guna hasil yang lebih jelas.
Tes Darah
Tes darah juga diperlukan untuk mengetahui adanya infeksi Helicobacteri pylori dan fungsi hati maupun ginjal. Beberapa pemeriksaan lain yang dilakukan dokter seperti tes tinja, USG perut, CT scan, hingga bedah laparoskopi.
Solusi untuk mengatasi kanker lambung
Nah, ketika lambung sudah terindikasi gejala kanker lambung, maka tidak perlu menunda waktu untuk melakukan pemeriksaan. Terdapat pilihan metode pengobatan yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi kesehatan penderita dan sejauh mana kanker lambung berkembang.
Namun, berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan.
Pembedahan
Solusi ini dilakukan untuk mengangkat kanker dan jaringan abnormal lainnya di daerah sekitar sel kanker berkembang. Begitupula ketika sel kanker sudah menyebar ke daerah lain, maka harus dilakukan langkah serupa yaitu pembedahan.
Kemoterapi
Disamping pembedahan, kemoterapi juga diperlukan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker serta membunuh sel kanker. Biasanya, metode ini dikombinasikan dengan radiasi guna mengecilkan ukuran kanker sebelum dilakukan pembedahan.
Targeted drugs adalah metode pengobatan guna membunuh sel kanker. Dengan demikian, efek samping yang ditimbulkan lebih sedikit.
Sebenarnya, tumbuhnya sel kanker dalam organ tubuh lambung dan lainnya dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat, tidak merokok, dan mengatur pola makan. Jadi, mulailah untuk lebih peduli terhadap kesehatan tubuh Anda ya!
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.