Seiring dengan menyebarnya sel-sel kanker dalam tubuh, kanker paru dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi kanker paru dapat terjadi akibat penyebaran sel-sel kanker ke bagian tubuh lain atau hasil dari perawatan yang sedang dijalani. Apa saja komplikasi kanker paru yang perlu diwaspadai? Berikut ulasannya untuk Anda.
Berbagai komplikasi kanker paru
Komplikasi kanker paru ternyata cukup umum pada orang-orang yang mengalami kanker paru. Karena itulah, gejala komplikasi kanker paru perlu dideteksi sedini mungkin.
Komplikasi kanker paru tidak hanya dapat mengurangi kualitas hidup pasien, tapi juga mengancam jiwa jika dibiarkan tanpa penanganan. Itulah kenapa, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja komplikasi kanker paru dan gejala yang ditimbulkan.
Berikut ini berbagai komplikasi kanker paru, di antaranya:
1. Efusi pleura
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di sekitar paru-paru yang menyebabkan nyeri dan sesak napas. Komplikasi kanker paru ini terjadi pada sekitar 30% penderita kanker paru stadium 4.
Berbagai tanda dan gejala efusi pleura meliputi:
- Sering batuk
- Nyeri di bahu, dada, dan punggung
- Sesak napas
- Muncul suara nyaring setiap bernapas
- Bronkitis
- Pneumonia
- Batuk berdahak
- Batuk darah
- Perubahan suara
Adanya sel-sel kanker di dalam cairan pleura sering kali mengarah pada efusi pleura ganas. Akan tetapi, tidak semua kasus efusi pleura terjadi pada penderita kanker paru. Dokter akan melakukan rontgen dada, CT scan dada, atau MRI untuk memastikan penyebabnya.
Baca selengkapnya: 13 Ciri-Ciri dan Gejala Kanker Paru-Paru yang Sering Diabaikan
2. Neuropati
Neuropati adalah sensasi mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki akibat kerusakan jaringan saraf. Kondisi ini bisa menjadi salah satu komplikasi kanker paru yang perlu diwaspadai.
Sel kanker yang tumbuh di dekat saraf lengan atau bahu umumnya membuat penderita merasakan sakit dan kelemahan pada tangan maupun kaki. Sedangkan bila tumor muncul di dada, tumor tersebut dapat memengaruhi saraf yang terhubung ke kotak suara dan menyebabkan suara serak hingga perubahan suara.
3. Komplikasi jantung
Jika sel kanker tumbuh di dekat jantung atau pembuluh darah besar, maka sel-sel kanker tersebut akan menekan atau menyumbat pembuluh darah besar di sekitar jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan bagian atas tubuh membengkak, mulai dari bagian dada, leher, hingga wajah.
Sejumlah perawatan kanker paru seperti radiasi atau kemoterapi juga dapat memicu gangguan pada jantung. Melansir dari Very Well Health, obat kemoterapi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, hingga gagal jantung.
4. Kompresi sumsum tulang belakang
Kompresi sumsum tulang belakang terjadi ketika sel kanker paru mulai menyebar ke tulang. Kondisi ini umumnya ditandai dengan melemahnya struktur tulang hingga kerusakan tulang belakang.
Gejala kompresi sumsum tulang belakang biasanya diawali dengan rasa sakit di leher atau punggung bagian bawah. Lama-kelamaan, komplikasi kanker paru ini akan terasa semakin nyeri hingga menyebabkan hilangnya sensasi pada daerah ekstremitas (lengan dan kaki).
Jika sumsum tulang belakang yang rusak di bagian tulang belakang bawah, artinya penderita mengalami cauda equina syndrome. Penyakit cauda equina syndrome dapat menurunkan fungsi kandung kemih dan saluran pencernaan disertai rasa sakit yang parah.
Baca juga: Fungsi Penting Sumsum Tulang Belakang Pada Tubuh Manusia
5. Penyebaran sel kanker ke organ lain
Komplikasi kanker paru paling serius adalah menyebarnya sel kanker dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya. Beberapa sel kanker dapat 'berjalan' melalui sistem limfatik atau melalui aliran darah hingga mencapai organ tubuh lainnya.
Menurut Cancer Reasearch UK, sel kanker paru kemungkinan besar menyebar ke:
- Kelenjar getah bening, yaitu di dada, perut, leher, atau ketiak
- Hati
- Tulang
- Otak
- Kelenjar adrenal
Bicarakan dengan dokter mengenai perawatan kanker paru terbaik dan sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Selain menjalani pengobatan dari dokter, penting juga bagi pasien untuk terus berpikir positif dan memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan kualitas hidupnya melawan kanker paru.
Baca selengkapnya: Bagaimana Paru-paru Perokok Berbeda dari Paru-paru Sehat?
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.