Untuk memperbaiki susunan gigi yang mungkin terlihat kurang rapi, sebagian orang memilih untuk melakukan perawatan gigi ortodontik dengan behel atau kawat gigi.
Penggunaan behel gigi dalam waktu lama bisa saja mengganggu kenyamanan saat menyantap makanan tertentu, ditambah adanya rasa khawatir jika ada sisa makanan yang tersangkut pada sela-sela behel gigi. Oleh karena itu, waktu lepas behel seringkali menjadi waktu yang ditunggu oleh para pengguna behel gigi.
Orthodenti ( Kawat Gigi) di Tooth's Kingdom Dental Care
Orthodenti (kawat gigi) merupakan prosedur untuk merapikan gigi
Walaupun begitu, masih ada tahapan berikutnya yang sebaiknya dilakukan setelah melepas behel. Tahapan ini adalah penggunaan retainer.
Baca juga: Ketahui Tips Bagaimana Perawatan Setelah Lepas Behel
Mengapa retainer gigi diperlukan?
Penggunaan behel berguna untuk merapikan susunan gigi, sedangkan retainer dipakai untuk mempertahankan susunan gigi agar tidak bergeser atau berpindah posisi (relaps) sehingga perawatan gigi menjadi lebih maksimal.
Retainer penting digunakan karena risiko pergeseran gigi kembali ke posisi semua bisa terjadi pada beberapa minggu hingga sebulan pertama sejak behel dilepas. Idealnya, pemasangan retainer gigi dilakukan satu atau dua minggu setelah lepas behel. Durasi penggunaan retainer biasanya memakan waktu enam bulan hingga setahun.
Retainer gigi ada dua jenis, yaitu retainer lepasan dan retainer permanen. Dua bahan yang paling populer adalah plastik dan hawley. Bahan dan jenis apa yang digunakan akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Pemeriksaan rutin ke dokter gigi juga diperlukan selama menjalani perawatan retainer gigi. Tujuannya adalah memastikan bahwa retainer masih berfungsi dengan baik atau malah butuh disesuaikan sesuai posisi gigi terbaru.
Orthodenti ( Kawat Gigi) di Tooth's Kingdom Dental Care
Orthodenti (kawat gigi) merupakan prosedur untuk merapikan gigi
Baca juga: Cara Tepat Membersihkan Retainer Gigi Agar Awet dan Tahan Lama
Berapa harga retainer gigi?
Harga retainer gigi berkisar Rp800.000-Rp1.900.000, bergantung pada jenis dan bahan yang digunakan. Biasanya, harga tersebut sudah mencakup biaya cetak yang disesuaikan dengan struktur gigi pengguna.
Untuk mengetahui jenis dan bahan retainer gigi yang cocok bagi Anda, coba diskusikan dengan dokter gigi. Pastikan bahwa retainer gigi yang dipilih tepat agar perawatan gigi Anda bekerja maksimal sehingga memberi hasil yang diharapkan.
Bagaimana cara menjaga kesehatan gigi setelah lepas behel?
Anda juga disarankan untuk tetap rajin membersihkan gigi dan melakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin setelah lepas behel.
Jangan lupa untuk memperhatikan makanan dan minuman yang Anda konsumsi agar hasil perawatan behel gigi tidak sia-sia. Beberapa di antaranya adalah:
- Hindari makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin karena gigi akan menjadi lebih sensitif;
- Batasi makanan bertekstur keras atau kenyal untuk mempertahankan posisi gigi yang baru;
- Usahakan mengonsumsi makanan yang lembut dan berukuran kecil sehingga lebih mudah dikunyah.
Selain menyebabkan gigi terasa lebih sensitif, penggunaan behel dalam waktu lama akan menimbulkan sedikit perubahan warna permukaan gigi. Penyebabnya adalah penggunaan bracket behel yang menempel pada gigi.
Orthodenti ( Kawat Gigi) di Tooth's Kingdom Dental Care
Orthodenti (kawat gigi) merupakan prosedur untuk merapikan gigi
Meskipun begitu, hindari perawatan pemutihan gigi (bleaching gigi) beberapa bulan setelah lepas behel. Pasalnya, rasa sensitif pada gigi setelah penggunaan behel dapat meningkat akibat perawatan dan produk pemutihan gigi.
Sebenarnya Anda tidak perlu mengkhawatirkan perubahan warna tersebut. Setelah pelepasan behel, dokter gigi akan mengangkat sisa lem yang menempel sehingga gigi akan kembali terlihat bersih dan rapi.
Anda juga harus rutin menjaga kebersihan gigi dengan menyikat dan menggunakan benang gigi. Jangan lupa untuk menggunakan retainer gigi secara disiplin sesuai yang disarankan dokter.
Baca juga: Hindari 3 Hal Ini Saat Merawat Retainer Gigi Agar Awet
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.