Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit paru-paru, termasuk kanker paru-paru. Selain penyakit paru, merokok juga dapat meningkatkan risiko penyakit lain seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker mulut (oral).
Merokok adalah penyebab utama penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Merokok juga merupakan pemicu timbulnya PPOK. Zat-zat beracun dari rokok akan terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan hingga paru. Zat beracun tersebut menyebabkan peradangan pada paru.
Peradangan tersebut terus-menerus terjadi dalam waktu yang lama, sehingga mengakibatkan jaringan paru rusak, saluran nafas menyempit, dan produksi lendir berlebihan. Oleh karena sebab tersebut, asap rokok dapat merusak kantong udara, saluran udara, dan lapisan paru-paru Anda.
Paru-paru yang tersumbat akan mengalami kesulitan menggerakkan udara yang masuk dan keluar, sehingga dapat membuat seseorang kesulitan bernapas.
Hal-hal yang memperburuk gejala PPOK disebut pemicu. Merokok adalah salah satu pemicu bagi banyak orang yang menderita PPOK. Merokok dapat menyebabkan eksaserbasi, atau kekambuhan pada gejala. Paparan asap rokok dari orang lain (perokok pasif) juga merupakan pemicu timbulnya COPD.
Merokok dapat merusak paru-paru Anda. Ketika Anda menderita COPD dan Anda merokok, maka paru-paru Anda akan rusak lebih cepat daripada orang yang tidak merokok.
Bahaya penyumbatan paru bagi perokok pasif
Perokok pasif dapat memicu lebih banyak PPOK dan menyebabkan lebih banyak kerusakan pada paru-paru Anda. Jadi, Anda perlu mengambil langkah-langkah untuk menghindari asap rokok. Berikut tipsnya:
- Jadikan zona bebas asap rokok di rumah dan mobil Anda. Keluarkan asbak rokok dari rumah Anda.
- Pilih restoran, bar, dan tempat kerja yang bebas-rokok (jika mungkin).
- Hindari tempat-tempat umum yang memungkinkan banyak orang merokok.
Tips-tips di atas dapat mengurangi jumlah perokok pasif dan membantu Anda untuk berhenti merokok dan tetap bebas asap rokok.
Jika ada perokok di tempat kerja Anda, tanyakan kepada seseorang tentang kebijakan mengenai apakah dan di mana diperbolehkan untuk merokok. Tips untuk membantu terhindar dari perokok pasif di tempat kerja adalah sebagai berikut:
- Pastikan ada wadah yang tepat bagi perokok untuk membuang puntung dan korek api rokok mereka.
- Gunakan kipas angin dan biarkan jendela terbuka, jika memungkinkan.
Cara mencegah terjadinya penyumbatan pada paru
Berhenti merokok adalah cara terbaik yang dapat Anda lakukan untuk melindungi paru-paru Anda dan menjaga agar gejala PPOK Anda tidak memburuk atau mencegah terjadinya penyakit PPOK. Berhenti merokok dapat membantu Anda tetap aktif dan memperpanjang hidup Anda.
Mintalah dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda untuk membantu Anda berhenti merokok. Ada banyak cara untuk berhenti merokok, termasuk:
- Obat-obatan
- Terapi penggantian nikotin
- Kelompok pendukung, konseling, atau kelas berhenti merokok secara langsung atau online
Berhenti merokok memang tidak mudah bagi seorang perokok yang sudah kecanduan rokok, tetapi siapa pun pasti bisa berhenti merokok. Obat-obatan dan program yang lebih baru bisa sangat membantu.
Manfaat berhenti merokok
Orang yang berhenti merokok sebenarnya dapat membalikkan beberapa kerusakan paru-paru khususnya penyakit PPOK. Manfaat lain dari berhenti merokok mungkin termasuk beberapa hal sebagai berikut:
- Mengurangi risiko penyakit paru-paru
- Mengurangi risiko penyakit jantung
- Risiko kanker berkurang
- Mengurangi noda rokok di jari dan gigi
- Mengurangi terjadinya batuk
- Menghilangkan bau rokok di pakaian dan rambut
- Aroma dan rasa yang lebih baik
- Menghemat uang dengan tidak membeli rokok
Kenapa para perokok kesulitan untuk berhenti merokok?
Hanya 4 hingga 7% orang yang berusaha berhenti merokok yang mampu melakukannya. Mendapatkan dukungan dari penyedia layanan kesehatan Anda, yang mencakup konseling dan obat-obatan, dapat membantu peluang Anda untuk berhenti merokok secara sukses.
Nikotin dapat melewati sawar darah-otak dalam waktu 10 detik setelah dihirup. Ketika nikotin mencapai otak, zat tersebut dapat memicu dopamin untuk dilepaskan. Perokok merasakan kesenangan dan ketenangan, dan gejala penarikan mereka berkurang saat merokok.
Sayangnya, setelah efek dopamin habis, gejala-gejala tersebut dapat kembali muncul, dan dengan keadaan tersebut, keinginan untuk merokok muncul kembali.
Ketika mencoba untuk berhenti, gejala penarikan yang tidak menyenangkan seperti lekas marah, depresi, kecemasan dan kesulitan berkonsentrasi sering menyebabkan perokok kembali untuk merokok.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.