Tahukah Anda bahwa jamur bisa tumbuh pada tubuh manusia dan menyebabkan berbagai macam penyakit. Infeksi jamur pada tubuh manusia sangat beragam gejalanya. Gejala tergantung pada dimana jamur tumbuh dan menyebabkan infeksi. Sebagai contoh jika jamur tumbuh pada kulit, biasanya Anda akan menemukan bercak putih yang disebut dengan panu.
Berbeda jika infeksi jamur terjadi di jantung, maka Anda akan mengalami suatu kondisi yang disebut dengan karditis akibat jamur, kondisi ini bisa berbahaya dan mengancam jiwa karena infeksi jamur pada organ tubuh bagian dalam sangat sulit diobati.
Seperti bakteri yang bisa diobati dengan obat-obatan golongan antibiotik, infeksi jamur juga bisa diobati dengan obat-obatan antijamur. Salah satu obat jamur yang paling sering digunakan adalah Fluconazole.
Mengenai Fluconazole
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet, kapsul, dan suntik
Kandungan:
Antijamur
Apa kelebihan obat Fluconazole dibanding dengan obat jamur lainnya?
Fluconazole adalah obat jamur golongan Azol, yang merupakan obat jamur spektrum luas. Fluconazole unik karena ukuran molekulnya yang kecil dan lipofilisitasnya yang lebih kecil. Pada jamur yang tumbuh aktif, azol menghambat 14-α- demetilase, enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis ergosterol, yang merupakan sterol utama membran sel jamur.
Dengan kata lain, obat ini dapat menghancurkan dinding pertahanan jamur yang menginfeksi tubuh manusia sehingga jamur lebih mudah untuk dihancurkan. Pada konsentrasi tinggi, azol menyebabkan K+ dan komponen lain bocor keluar dari sel jamur sehingga menyebabkan sel jamur rusak dan lama kelamaan akan mati.
Fluconazole larut air dan cepat diabsorpsi sesudah pemberian oral, dengan 90% bioavailabilitas, 12% terikat pada protein. Obat ini mencapai konsentrasi tinggi dalam cairan serebrospinal, paru dan humor aquosus, dan menjadi obat pilihan pertama untuk meningitis karena jamur. Konsentrasi fungisidanya (kemampuan membasi jamur) juga meningkat dalam vagina, saliva, kulit dan kuku.
Selain hal-hal di atas, harga rendah dan tingkat keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan golongan azol lainnya menjadikan fluconazole pilihan terbaik sebagai agen anti jamur.
Indikasi Fluconazole
- Fluconazole digunakan untuk pengobatan infeksi non-sistemik oleh jamur candida pada vagina, tenggorokan, dan mulut.
- Digunakan juga untuk infeksi jamur rongga mulut dan tenggorokan.
- Fluconazole juga efektif digunakan untuk pengobatan jamur candida pada saluran kemih, peritonitis, dan infeksi Candida sistemik.
- Fluconazole juga digunakan untuk mencegah infeksi jamur pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk orang-orang dengan sel darah putih yang mengalami penurunan (khususnya nilai neutrophiol yang rendah) akibat kemoterapi kanker, orang-orang dengan infeksi HIV , pasien transplantasi, dan bayi prematur.
- Sebagai obat anti jamur lini kedua pada pengobatan meningoencephalitis kriptokokus, dan infeksi jamur pada sistem saraf pusat.
Kontraindikasi Flukonazole
- Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi karena penggunaan obat jamur
- Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki gangguan hati terutama jika dosis fluconazole melebihi 400 mg.
- Pasien yang sedang menggunakan obat lain yang diketahui bisa memperpanjang interval QT dan yang dimetabolisme melalui enzim CYP3A4 seperti cisapride, astemizol, erythromycin, pimozide, dan quinidine tidak boleh menggunakan fluconazole.
- Kontraindikasi untuk pasien yang sedang menggunakan obat golongan SSRI seperti fluoxetine atau sertraline.
Berapa dosis dan bagaimana cara pemberian Fluconazole?
Fluconazole memiliki efek terapeutik yang luas karena ditoleransi dengan baik oleh sistem pencernaan dan kurangnya interaksi dengan enzim hati. Akibatnya, dosis yang digunakan sangat beragam tergantung jenis infeksi jamurnya. Obat ini diberikan secara oral (diminum) atau intravena (suntik) dengan dosis sekitar 100-800 mg/dL.
Pada pengobatan kandidiasis, dosis yang beragam diterapkan disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Untuk kandidiasis mukosa (permukaan kulit dalam seperti permukaan mulut, kelamin), digunakan dosis 50 mg/hari, khusus untuk yang sulit disembuhkan dosis dinaikan menjadi 100 mg/hari, dengan lama pemberian sekitar 7-14 hari sedangkan untuk kandidiasis vagina diberikan dosis tunggal 150mg.
Dosis tinggi diberikan pada pengobatan infeksi kandida invasif dan infeksi kriptokokus dengan dosis awal 400 mg yang dilanjutkan menjadi 200 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 400 mg/hari apabila diperlukan, secara oral ataupun intravena dengan lama pengobatan 6-8 minggu untuk meningitis kriptokokus. Jika pasien meningitis kriptokokus merupakan penderita AIDS, diberikan terapi fluconazole dengan dosis 400 mg/hari.
Efek Samping Fluconazole
Setiap obat, pasti memiliki efek samping, ada pun efek samping yang mungkin timbul yaitu mual dan muntah, sakit kepala, ruam pada kulit. Selain itu, terdapat kasus yang sangat jarang berupa sindrom Stevens-Johnson dan gagal fungsi hati.
Pada wanita hamil, penggunaan fluconazole harus diperhatikan karena dosis yang tinggi dapat bersifat teratogenik (menyebabkan cacat lahir). Laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyatakan terdapat kasus bayi cacat lahir dari ibu yang mendapatkan terapi fluconazole dosis tinggi, 400-800 mg/hari, selama trimester pertama kehamilan.
Karena dapat berdifusi langsung ke dalam ASI, penggunaannya perlu diperhatikan pada ibu yang sedang menyusui.
Interaksi Fluconazole
Interaksi obat yang dapat ditimbulkan oleh fluconazole jika dikonsumsi dengan obat lain, seperti:
- Meningkatkan kadar obat dalam darah apabila dikonsumsi dengan hydrochlorothiazide.
- Meningkatkan kadar ciclosporin dalam darah pada penderita transplantasi ginjal.
- Apabila digunakan dengan rifampisin dapat menurunkan efektivitas obat fluconazole.
- Meningkatkan kadar warfarin dalam darah.
- Meningkatkan risiko kerusakan fungsi ginjal apabila digunakan dengan tacrolimus.
- Meningkatkan risiko aritmia apabila digunakan dengan cisapride.
Perhatian
- Beritahukan kepada dokter jika sedang mengkonsumsi obat-obatan lain.
- Beritahukan kepada dokter jika memiliki alergi terhadap obat ini.
- Beritahukan kepada dokter jika memiliki riwayat gangguan hati, gangguan ginjal ,kanker, AIDS atau gangguan irama jantung.
- Hindari mengemudi setelah penggunaan obat ini karena dapat menyebabkan kantuk.
- Apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter untuk penanganan segera.