Gabapentin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Mar 3, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit

Gabapentin lebih dulu dikenal sebagai obat anti kejang yang biasa digunakan pada pasien epilepsi, namun dalam perkembangannya gabapentin menunjukkan hasil efektif pada pengobatan nyeri akibat gangguan saraf dan restless leg syndrome (sindroma kaki gelisah). 

Lewat artikel ini kita akan mengenal dan memahami manfaat lebih dari gabapentin.

Gabapentin, apakah itu?
Gabapentin adalah suatu asam amino analog dari GABA, yaitu suatu neurotransmiter atau zat kimia yang berfungsi menghantarkan sinyal dari satu sel saraf ke sal saraf berikutnya. Peran utama GABA adalah menghambat atau menurunkan aktivitas sel-sel saraf yang tidak menguntungkan. Disinilah gabapentin berperan untuk menghambat kejang, nyeri, dan gerakan mengganggu dari restless leg syndrome.

Pemanfaatan pada obat Gabapentin

Kejang pada Epilepsi

Epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan berupa kejang secara berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi. Bangkitan kejang timbul sebagai akibat dari gangguan fungsi otak karena abnormalitas aktivitas listrik otak. Epilepsi dikaitkan dengan perubahan perilaku, gangguan kognitif, depresi dan masih merupakan stigma di masyarakat yang memberi dampak pada kondisi sosial keluarga. Oleh karena itu penderita epilepsi perlu mendapat perhatian supaya memiliki kualitas hidup yang baik. Obat anti epilepsi adalah terapi utama untuk mengontrol kekambuhan kejang, hampir 70 persen pasien epilepsi terkontrol baik jika mengkonsumsi obat secara rutin.

Gabapentin sebagai salah satu obat anti epilepsi memberikan hasil efektif pada epilepsi dengan jenis kejang parsial (sebagian) atau general tonik klonik (seluruh tubuh) dan tidak efektif pada epilepsi dengan jenis kejang absence. Penggunaan gabapentin untuk mengontrol kejang pada penderita epilepsi umumnya pada dosis antara 900 – 1800 mg per hari. Dosis awal dimulai dengan 300 mg pada hari pertama, diikuti 2 kali 300 mg pada hari kedua, dan 3 kali 300 mg pada hari ketiga sehingga dosis mencapai 900 mg per hari. Dosis bisa ditingkatkan secara bertahap apabila belum tercapai efek yang diinginkan. Pada studi klinis bisa mencapai dosis 2400 mg/hari dalam dosis terbagi.

Nyeri Neuropatik

Nyeri neuropatik adalah sebutan untuk nyeri yang disebabkan oleh gangguan primer pada susunan saraf. Gabapentin efektif untuk mengatasi nyeri neuropatik terutama nyeri pasca herpes zoster (postherpetic neuralgia) dan Nyeri Neuropati Diabetik (NND).

Postherpetic neuralgia adalah sensasi nyeri yang timbul lebih dari 1 bulan setelah ruam Herpes Zoster sembuh. Nyeri dirasakan seperti panas, menikam, kesetrum, menyentak, gatal, dan disertai peningkatan ambang nyeri dimana rangsangan yang harusnya tidak menimbulkan nyeri misalnya gesekan baju, rabaan tangan, tiupan angin, dsb akan menimbulkan rasa nyeri.

NND  merupakan salah satu komplikasi dari diabetes mellitus yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan ini muncul pada 16-26 persen dari total pasien diabetes mellitus. 

Manifestasi kinis NND terutama dijumpai pada anggota gerak bawah secara simetris kanan kiri berupa rasa seperti terbakar, ditusuk, ditikam, kesetrum, disobek, tegang, diikat, dan peningkatan ambang nyeri. Keluhan akan memberat pada malam hari sehingga tidak jarang pasien mengalami gangguan tidur, depresi, dan cemas.

Dosis yang umum digunakan untuk terapi NND adalah dimulai dari 300mg diberikan 3 kali sehari ditingkatkan perlahan bisa mencapai dosis maksimum 3600 mg/hari. 

Pada postherpetic neuralgia, gabapentin dimulai dengan dosis 300 mg pada hari pertama, diikuti 2 kali 300 mg pada hari kedua, dan 3 kali 300 mg pada hari ketiga sehingga dosis mencapai 900 mg per hari dan ditingkatkan perlahan sampai menunjukkan efek yang diinginkan. Dosis > 1800 mg dikatakan tidak menambah manfaat.

Restless Leg Syndrome

Restless Leg Syndrome (RLS) adalah gangguan saraf yang ditandai dengan keinginan tidak tertahankan untuk menggerakkan tungkai terutama saat istirahat. Seringkali disertai keluhan rasa tidak nyaman pada kaki seperti terbakar, kesemutan, sensasi seperti ada cacing bergerak, ada semut berjalan, gelembung soda dalam darah, air mengalir, dsb. 

Keluhan tersebut akan hilang bila pasien menggerakkan tungkainya. Gejala ini memburuk saat malam hari sehingga sering menyebabkan gangguan tidur dan akan membaik saat beraktivitas. 

Ada beberapa kondisi medis yang menyebabkan perburukan gejala RLS yaitu defisiensi besi, kehamilan, dan gagal ginjal. Obat-obatan seperti amytriptilin, domperidone, fenitoin, dan zat kafein dalam teh, kopi, dan coklat juga menyebabkan gejala yang dirasakan akan semakin berat.

Pada beberapa studi pemberian gabapentin mulai menunjukkan perbaikan gejala baik sensorik maupun motorik dan memperbaiki kualitas tidur setelah pengobatan selama 4 minggu. 

Dosis dimulai dari 300 mg/hari dan dinaikkan perlahan hingga tercapai efek yang diinginkan (300-1800 mg/hari). Obat sebaiknya diminum 2 jam sebelum tidur untuk mengurangi gejala RLS yang memberat malam hari.

Farmakokinetik

Gabapentin akan diabsorpsi di usus dan dikeluarkan lewat ginjal. Gabapentin tidak dimetabolisme dan tidak menginduksi enzim-enzim di liver. Kadar obat dalam darah akan mencapai level puncak kurang lebih 3 jam setelah minum obat dengan waktu paruh yang pendek yaitu 5-8 jam sehingga konsumsi obat sebaiknya 2-3 kali dalam sehari. 

Pada pasien yang menjalani cuci darah atau hemodialisa maka obat ini akan ikut dikeluarkan jadi pasien gagal ginjal dengan hemodialisa rutin akan harus mengkonsumsi obat ini setelah hemodialisa. 

Dosis pada pasien gagal ginjal juga perlu disesuaikan mengingat pada kondisi fungsi ginjal yang terganggu akan membuat pengeluaran obat lewat kencing juga terganggu sehingga dosis obat dalam darah akan menumpuk dan dapat timbul gejala overdosis.

Efek samping obat Gabapentin

Walaupun gabapentin banyak ditoleransi oleh sebagian besar orang, ada beberapa efek samping yang mungkin muncul, diantaranya pusing, sakit kepala, mengantuk, lelah, gangguan koordinasi gerak (ataksia), konstipasi, diare, sulit tidur, gemetar (tremor), nyeri otot dan sendi.

Interaksi Obat

Morfin akan meningkatkan kadar gabapentin dalam darah sedangkan antasida menurunkan penyerapan dalam usus.

Perhatian khusus untuk Pengguna

Gabapentin tidak boleh diberikan pada wanita hamil karena menimbulkan kecacatan janin dan tidak diperbolehkan menyetir saat menglonsumsi obat ini.

Demikian sekilas tentang manfaat gabapentin, semoga menambah pemahaman kamu tentang obat ini. Perlu diingat bahwa konsumsi obat ini harus dengan pengawasan dokter. 


Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app