Bagi seorang wanita usia produktif dan aktif secara seksual, perut yang membesar memliki dua kemungkinan. Bisa jadi hal itu merupakan timbunan lemak akibat kegemukan atau akibat kehadiran janin dalam rahim. Lantas, bagaimanakah membedakan perut buncit dan perut hamil?
Tidak sulit membedakan keduanya, karena kehamilan memiliki sejumlah tanda dan gejala yang khas. Di sisi lain, perut buncit akibat timbunan lemak tidak memiliki gejala layaknya perut hamil. Terlebih saat ini kita dapat menggunakan cara instan nan mudah untuk mengetahui kehamilan, yakni dengan tespek (test pack) yang banyak tersedia di pasaran.
Booking Klinik Prenatal via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket prenatal hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Akan tetapi, jika Anda belum berkesempatan untuk melakukannya, ada sejumlah gejala dan tanda-tanda kehamilan yang dapat diamati.
Berikut 10 tanda kehamilan yang menyertai perut buncit:
1. Telat haid
Tanda kehamilan yang paling utama adalah telat haid atau tidak menstruasi. Hal ini dapat diketahui ketika sudah beberapa hari melewati jadwalnya, namun 'tamu' tersebut tak kunjung datang. Jika demikian, maka ada kemungkinan kehamilanlah penyebabnya.
Tapi jangan salah, kehamilan yang baru berumur beberapa minggu tidak akan membuat perut membesar. Membesarnya perut akan terlihat saat menginjak usia kehamilan tiga, empat atau bahkan lima bulan. Nah, untuk itu sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan tespek.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Tes Kehamilan dengan Test Pack?
2. Mual
Mual sering menjadi salah satu tanda pertama kehamilan. Mual dan muntah, juga dikenal sebagai morning sickness, cenderung terjadi dua hingga delapan minggu setelah pembuahan.
Gejalanya bisa bervariasi, mulai dari yang ringan tanpa mengganggu keseharian, hingga kondisi berat yang mengharuskan bunda untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Booking Klinik Prenatal via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket prenatal hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Baca Juga: Ciri Ciri Hamil Muda pada Perut yang Sering Terjadi
3. Konstipasi
Progesteron, hormon kehamilan, membuat usus bergerak lebih lambat. Akibatnya, si perut hamil akan mengalami konstipasi atau jarang buang air besar secara terus menerus jika tidak diimbangi dengan konsumsi banyak serat. Berbeda dengan perut buncit, mungkin BAB akan sama saja seperti biasanya.
4. Sering buang air kecil
Perut yang membesar disertai dengan sering buang air kecil, ini bisa menjadi tanda kehamilan. Anda pun mungkin merasa haus dan merasakan dorongan untuk minum lebih banyak cairan daripada sebelumnya.
5. Kelelahan
Merasa lelah adalah gejala umum kehamilan awal. Ketika hormon berubah, Anda mungkin ingin tidur siang lebih sering.
6. Nge-Flek
Pada wanita hamil, keluarnya bercak darah dari vagina sekitar minggu ke 6 - 9 adalah hal yang umum. Flek darah ini bukanlah menstruasi, tetapi pendarahan implantasi.
Cari tahu perbedaannya disini: Ciri-Ciri Flek Tanda Hamil dan Bedanya dengan Darah Haid
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
7. Sakit kepala
Jika sebelumnya Anda tidak biasa mengalami sakit kepala, dan saat ini sering mengalaminya bisa jadi itu pertanda kehamilan. Lonjakan hormon dapat menyebabkan sakit kepala bagi beberapa wanita hamil.
8. Sakit punggung
Rasa sakit di punggung bawah yang sering terjadi juga bisa menjadi tanda kehamilan. Bahkan hal ini umum terjadi, jadi apabila membesarnya perut disertai dengan sakit punggung, maka ada kemungkinan bahwa itu perut hamil, bukan perut buncit akibat timbunan lemak.
9. Sering pusing
Ibu hamil juga kerap merasa sering pusing, apalagi jika berdiri terlalu cepat. Hal ini terjadi karena selama kehamilan pembuluh darah menjadi lebih longgar, menyebabkan tekanan darah menurun sehingga membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengejar ketinggian saat berdiri.
10. Perubahan Puting
Coba perhatikan, perut hamil akan disertai dengan perubahan warna pada kulit di sekitar puting menjadi lebih gelap. Bahkan pada beberapa wanita, ASI sudah dapat keluar meskipun sangat sedikit. Hal ini tentu saja tidak terjadi pada perut buncit akibat kegemukan.
Dengan memperhatikan gejala di atas, maka jelaslah sudah perbedaan perut buncit dan perut hamil. Bagi yang sudah melakukan tespek, lihatlah hasilnya, jika negatif dan tidak ada tanda-tanda kehamilan seperti di atas, maka itu bukanlah perut hamil. Melainkan perut buncit karena timbunan lemak akibat kegemukan, atau akibat kondisi dan penyakit tertentu.
Berikut beberapa kemungkinan perut buncit selain kehamilan:
- Makan berlebihan
- Timbunan lemak (kegemukan)
- Timbunan cairan (ascites), misalnya penyakit liver dan ginjal
- Sindrom iritasi usus
- Perut kembung dengan berbagai penyebab
- Menopause
- Stress
- Tumor
- Kanker ovarium
Temui dokter jika Anda khawatir berat badan bertambah dan perut semakin buncit karena salah satu penyebab di atas.
Apakah berbahaya perut buncit akibat lemak?
Sepintas, perut buncit akibat timbunan lemak terlihat tidak berbahaya dan pemiliknya pun tidak merasakan sakit atau gangguan lainnya. Namun ternyata, perut buncit memiliki risiko kesehatan yang lebih berebahaya, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung dan bahkan kanker.
Sebagai langkah awal, ukurlah lingkar pinggang Anda, tentukan berat badan dan indeks massa tubuh untuk menentukan status berat badan, apakah kurang, normal, overweight, atau obesitas. Jika hasilnya obesitas atau overweight, maka sangat dianjurkan untuk menurunkan berat badan dan mengencilkan perut buncit.
Baca Juga:
- Cara Mengecilkan Perut Buncit Dengan Cepat dan Sehat
- Cara Mengecilkan Perut Buncit Secara Alami Dalam 1 Minggu
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.