Batuk kering adalah batuk yang hanya sedikit atau bahkan tidak ada dahaknya sama sekali. Penyebab batuk kering ini paling sering akibat infeksi virus, tapi bisa juga disebabkan oleh alergi, polutan udara, bahkan asam lambung yang naik ke tenggorokan.
Hal-hal tersebut dapat menyebabkan iritasi ataupun peradangan di daerah tenggorokan dan sekitarnya. Akibatnya, muncullah rasa gatal menggelitik di tenggorokan sampai timbul batuk-batuk. Namun, batuk kering juga dapat terjadi akibat kondisi atau penyakit pada saluran napas yang lebih dalam di dada.
Penyebab batuk kering yang mungkin dialami
Memang tidak mudah untuk memastikan penyebab batuk kering yang sedang dialami. Namun, mengetahui penyebabnya tetaplah penting untuk menentukan pengobatannya. Jangan sampai salah minum obat, bukannya menyembuhkan malah bisa membuat batuk tak kunjung sembuh atau justru semakin parah.
Coba cari tahu dulu, bisa jadi inilah penyebab batuk kering yang Anda alami:
1. Infeksi virus
Infeksi virus yang kita kenal sering menyebabkan common cold (pilek biasa) dan flu adalah yang paling sering menyebabkan batuk kering. Batuk ini mungkin terjadi pada awal penyakit atau lebih mungkin terjadi di pertengahan atau akhir infeksi.
Bahkan, batuk kering pada flu umumnya terus berlangsung padahal gejala lain sudah hilang. Namun, Anda tak perlu khawatir sebab jika tidak ada komplikasi, batuk kering akibat virus ini akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu.
2. Alergi
Penyebab batuk kering juga bisa karena alergi. Biasanya, hayfever atau alergi terhadap serbuk sari bunga ditandai dengan iritasi pada mata dan hidung.
Namun, jika sudah masuk ke tenggorokan, maka Anda akan batuk-batuk karenanya. Begitu pula pada rhinitis alergi, baik akibat bulu binatang, udara dingin, dan lainnya dapat menyebabkan penderitanya bersin-bersin terbatuk-batuk.
Ciri khas batuk akibat alergi adalah batuk muncul saat tubuh terpapar zat alergen (penyebab alergi). Jadi, kondisi ini tidak ada demam atau meriang layaknya penyakit infeksi.
Baca selengkapnya: Perbedaan Batuk Alergi dengan Batuk Akibat Flu dan Pilek
3. Polusi udara
Polutan udara seperti asap kendaraan, asap rokok, dan sejenisnya dapat menjadi penyebab batuk kering. Pasalnya, zat-zat polutan tersebut dapat mengiritasi bagian belakang tenggorokan yang akhirnya menyebabkan batuk-batuk.
Jika tergolong rinagn, Anda mungkin hanya akan mengalami batuk sesekali Namun, jika telanjur parah, batuk bisa terus terjadi meskipun udara di sekitar Anda tergolong bersih.
4. Refluks asam lambung
Refluks asam lambung alias GERD adalah kondisi ketika zat asam dalam lambung naik ke atas kerongkongan, bahkan sebagian kecilnya sampai ke tenggorokan. Sifat korosif asam lambung yang begitu kuat menyebabkan iritasi dan rasa tak nyaman, sehingga keluhan batuk pun muncul.
Hal ini lebih sering terjadi ketika Anda berbaring dalam posisi datar. Oleh sebab itu, bagi Anda yang memiliki masalah asam lambung naik, maka aturlah posisi tidur dengan meninggikan bantal, jangan langsung berbaring setelah makan, dan atasi dengan obat maag penurun asam lambung.
Baca selengkapnya: 13 Obat Maag di Apotik yang Paling Umum dan Ampuh
5. Efek samping obat
Beberapa jenis obat, terutama obat penurun tekanan darah tinggi, dapat memicu batuk kering. Hal ini diduga akibat reaksi alergi tubuh terhadap obat tersebut.
Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu dan tiba-tiba mengalami batuk kering, bisa jadi itulah penyebab batuk kering yang selama ini mengganggu. Segera konsultasikan ke dokter untuk mencari alternatif obat yang tidak menyebabkan batuk sebagai efek sampingnya.
6. Kondisi psikologis
Batuk kering terus terjadi? Kemungkinan Anda mengalami batuk psikogenik. Dalam hal ini, sebetulnya tidak ada penyakit fisik di balik batuk ini dan bahkan Anda mungkin tidak menyadari saat sedang batuk. Ciri khas batuk yang seperti ini adalah batuknya sembuh atau hilang saat Anda sedang tertidur.
7. Masalah saraf dan stres
Banyak orang yang menjadi batuk saat berada dalam situasi stres. Saat stres dan cemas, pernapasan menjadi dangkal, rasanya tak bebas untuk bernapas, dan tenggorokan terasa tidak nyaman. Kombinasi hal-hal inilah yang bisa memicu refleks batuk.
Bahkan, terkadang batuk menjadi cara 'alami' untuk mengatasi situasi yang tidak nyaman tersebut. Karena tidak ada penyakit fisik yang mendasarinya, maka masalah yang membuat stres harus ditangani agar bisa menyembuhkan batuk.
Penyebab batuk kering berkepanjangan
Jika batuk kering masih bertahan selama lebih dari 3 minggu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter karena ditakutkan ada penyakit lain yang mendasarinya. Berikut beberapa penyakit penyebab batuk kering berkepanjangan:
- Asma: Sesak napas berulang akibat penyempitan saluran bronkus yang gejalanya sering disertai batuk.
- Penyakit jantung: Masalah jantung dapat menyebabkan gagal jantung dan terbentuknya cairan di paru-paru dan batuk terus-menerus, terutama pada malam hari.
- Penyakit paru-paru dan kanker: Batuk terus-menerus juga bisa menjadi tanda khusus masalah paru-paru, termasuk kanker paru-paru.
- Batuk rejan: Batuk yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, ditandai dengan muka terlihat kemerahan saat batuk dan kesulitan menarik napas di antara periode batuk, sehingga saat mengambil nafas timbul suara melengking. Tak heran jika batuk rejan juga disebut dengan ”whooping cough“.
- TBC (Tuberkulosis): Infeksi paru-paru akibat bakteri yang sangat menular, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Pada tahap awal, TBC menimbulkan batuk kering yang terus-menerus dan diikuti dengan batuk berdahak. Pengobatannya membutuhkan waktu yang lama serta kepatuhan pasien untuk meminum obat secara teratur.
Beberapa penyebab batuk adalah kondisi ringan yang dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah. Namun, apabila Anda mencurigai penyebab batuk kering yang dialami adalah penyakit serius, terlebih ketika disertai nyeri dada, sesak, berdarah, dan sebagainya, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Baca juga: Pilihan Obat Batuk Kering Paling Ampuh
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.