Kekurangan vitamin D, yang dihasilkan oleh paparan sinar matahari dapat menyebabkan berbagai masalah medis seperti, rakhitis, osteoporosis, osteomalasia dan penyakit tulang lainnya.
Selain itu, sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dan kurang sinar matahari juga dapat menyebabkan berbagai jenis kanker, penyakit jantung dan beberapa penyakit tambahan.
Seiring perubahan zaman, kebanyakan orang lebih cenderung untuk bekerja di dalam ruangan, bahkan jika mereka tinggal di daerah dengan iklim tropis yang memiliki paparan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun.
Oleh karena itu, saat ini paparan sinar matahari dan kekurangan vitamin D meningkat, baik di populasi pedesaan dan perkotaan.
Akibat kekurangan vitamin D dari paparan sinar matahari, tulang bisa menjadi sangat lemah dan rapuh, sehingga gerakan sekecil apapun dapat memicu terjadinya patah tulang.
Sebagai contoh, Seorang wanita yang jarang mendapatkan paparan sinar matahari dapat terjatuh akibat mengalami patah tulang pinggul akibat osteoporosis. Osteoporosis seringkali menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya.
Pentingnya paparan cahaya matahari dalam memelihara dan menjaga kesehatan tulang yang kuat telah dikenal sejak zaman dahulu.
Richard Hobday, penulis The Healing Sun, menulis komentar berikut bersama dengan sejarah dalam sebuah artikel online. “Secara tradisional, kekurangan sinar matahari telah dikaitkan dengan tulang yang lemah atau rapuh.
Salah satu referensi paling awal tentang hal ini dibuat lebih dari dua ribu tahun yang lalu oleh sejarawan Yunani Herodotus (480-425 SM).
Sumber alami vitamin D
Anda dapat memenuhi kebutuhan vitamin D harian dengan cukup terpapar sinar matahari UVB dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak perlu berlama-lama terutama sampai menjadi kecoklatan atau terbakar sinar matahari (terlalu lama terpapar sinar UV dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit). Cukup 5-15 menit, beberapa kali sehari secara rutin.
Seorang ahli kesehatan merekomendasikan untuk berjemur sekitar 5-15 menit 4-6 kali seminggu. Waktu terbaik adalah ketika bayangan kita lebih pendek dari tinggi badan kita, yaitu sekitar jam 10.00-15.00. (WIB) (tanpa tabir surya).
Faktor-faktor yang berperan dalam berjemur untuk mensintesis vitamin D adalah:
1. Latitude / lokasi geografis
Untuk aplikasi UVB, posisi matahari diperlukan pada garis lintang 50 derajat. Lokasi garis lintang bervariasi tergantung pada lokasi geografis. Untuk Indonesia, garis lintang di atas 50 derajat ditemukan pada:
- Pukul 10.00-11.00 pagi hingga 14.00-15.00 malam (WIB).
- Untuk WITA, biasanya matahari terbit pada pukul 05.00 pagi, jadi pukul 09.00-10.00 pagi (WITA) akan menjadi waktu terbaik untuk mendapatkan UVB.
2. Warna kulit
Semakin putih seseorang, semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk berjemur (rata-rata waktu yang dibutuhkan sekitar 5-10 menit). Dan sebaliknya, semakin gelap kulit seseorang membutuhkan waktu lebih lama yaitu maksimal 15 menit.
3. Paparan UV untuk obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan pada kulit, dapat menyebabkan reaksi fotoalergi: hal ini disebabkan akibat perubahan struktur obat menjadi antigen (benda asing).
Kemudian tubuh mulai bereaksi terhadap alergi dan menyebabkan peradangan pada area kulit yang terpapar sinar matahari.
Sebagian besar obat-obatan yang menyebabkan hal ini merupakan obat topikal (Obat yang diaplikasikan secara langsung pada kulit).
4. Pakaian yang dikenakan
Untuk mendapatkan vitamin D yang cukup, disarankan agar tangan dan kaki terkena sinar matahari secara langsung, atau setidaknya 1/3 dari tubuh atau kulit.
Warna pakaian yang digunakan harus lebih terang (putih) untuk meningkatkan penyerapan vitamin D. Kontak langsung dengan kulit sangat dianjurkan.
5. Kulit wajah
Kulit wajah memiliki lapisan yang lebih tipis sehingga tidak akan menghasilkan banyak vitamin D. Untuk menghindari flek pada kulit, kulit wajah harus dilindungi (gunakan topi).
6. Sumber vitamin D yang berasal dari makanan
Bagi beberapa orang, berjemur bukan merupakan pilihan, karena beberapa negara mungkin tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun.
Bagi mereka yang tidak bisa berjemur, suplemen vitamin D bisa menjadi solusi. Beberapa sumber makanan vitamin D yang dapat Anda konsumsi meliputi ikan salmon, sarden, kuning telur, udang dan jamur.
Tetapi tentu saja, sumber terbaik adalah mensintesis dari dalam tubuh Anda sendiri karena tubuh akan secara otomatis mengatur level vitamin D dalam batas normal.
Menurut pengalaman beberapa ahli, berjemur memberi efek pada endorfin tubuh yang juga memiliki efek positif lainnya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.