Faktor risiko diabetes dapat berupa faktor usia, keturunan, etnis, dan pola makan yang tidak sehat. Para peneliti mengungkapkan ada faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, yaitu bahan kimia. Padahal bahan kimia dapat mudah ditemukan di lingkungan dan produk yang Anda gunakan sehari-hari.
Bagaimana bisa bahan kimia dapat memicu penyakit diabetes? Simak artikel di bawah ini ya.
Hubungan bahan kimia dengan faktor risiko terkena diabetes
Bahan kimia tertentu dapat secara langsung meningkatkan risiko penyakit termasuk obesitas yang merupakan gejala serius pada perkembangan diabetes tipe 2.
Kristina Thayer kepala divisi Integrated Risk Information System (IRIS) dari Environmental Protection Agency (EPA) yang melakukan penelitian di Triangle Park, Carolina Utara mengatakan bahwa terdapat hubungan antara beberapa bahan kimia yang ditemukan di lingkungan dan produk yang sering digunakan dengan meningkatkan risiko terkena diabetes.
Bahan kimia yang dapat memicu terkena diabetes
Berikut ini bahan-bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes yang sebaiknya Anda hindari:
Phthalate dan bisphenol A (BPA)
Bahan kimia ini dapat ditemukan dalam sabun, cat kuku, semprotan rambut, parfum, dan pelembab.
Penelitian yang diterbitkan pada bulan Juli 2012 di Journal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa kadar phthalate paling tinggi terdapat pada wanita dan mereka memiliki risiko hingga 70% untuk terkena diabetes jika dibandingkan dengan wanita yang memiliki kadar phthalate lebih rendah.
Penelitian yang diterbitkan Journal Environmental Health Perspectives tahun 2014 lalu menyebutkan bahwa paparan phthalate dapat dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 di kalangan wanita paruh baya (tapi tidak lebih tua).
Hal tersebut diduga karena wanita pramenopause lebih mudah terkena gangguan endokrin karena memiliki tingkat estrogen yang lebih tinggi.
Arsenik
Bahan kimia lainnya yang diduga dapat memicu penyakit diabetes adalah arsenik. Arsenik dapat ditemukan pada air minum dalam kemasan. Seseorang yang meminum air dengan kadar arsenik tinggi mempunyai lebih besar risiko terkena diabetes.
Air minum dalam kemasan di negara Bangladesh dan Taiwan memiliki kadar arsenik yang cukup tinggi. Sedangkan di Amerika Serikat, EPA mengatur ketat bahan kimia arsenik. Sehingga orang-orang Amerika memiliki kadar arsenik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan orang-orang di Bangladesh dan Taiwan.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa seiring menurunnya tingkat paparan arsenik dalam tubuh, maka risiko diabetes juga akan ikut menurun.
Polychlorinated biphenyls (PCB) dan dioksin
Sejak tahun 1979 EPA (organisasi pemerintah Amerika Serikat yang mengurusi perlindungan lingkungan) sudah melarang produksi dan peredaran PCB. Tetapi senyawa ini ternyata masih terdapat dilingkungan dan dihubungkan dengan obesitas pada orang dewasa.
Senyawa kimia polychlorinated biphenyls (PCB) dan dioksin ketika masuk ke dalam tubuh, maka akan disimpan dalam lemak tubuh. Oleh sebab itu, apabila Anda mengalami obesitas, ada kemungkinan Anda mempunyai senyawa kimia polychlorinated biphenyls (PCB) dan dioksin yang tinggi dalam jaringan lemak Anda.
Mencegah paparan bahan-bahan kimia
Masih diperlukan banyak penelitian untuk mengetahui bagaimana bahan kimia seperti seperti phthalate, bisphenol A (BPA), arsenik, polychlorinated biphenyls (PCB), dan dioksin dapat mempengaruhi tubuh dan meningkatkan faktor risiko diabetes.
Ingatlah bahwa diabetes dapat muncul karena sejumlah faktor, mungkin bahan kimia dari lingkungan dan produk yang Anda gunakan merupakan faktor tambahan. Jika Anda khawatir, sebaiknya Anda menerapkan perilaku yang sehat, jaga menu dan pola makan, serta berolahraga.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.