Tentu setiap orang sudah tidak asing lagi dengan penyakit kelamin. Penyakit ini biasanya ditularkan dari satu penderita ke penderita lainnya melalui hubungan seksual. Oleh karena itu, penyakit kelamin juga disebut penyakit menular seksual.
Dampak yang terjadi juga beragam seperti terasa gatal-gatal, nyeri, hingga risiko kemandulan atau ketidaksuburan. Nah, risiko kemandulan bukanlah kabar yang baik bagi orang yang mengalaminya. Sebab, fungsi reproduksi sangatlah penting untuk menghasilkan keturunan.
Maka, penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab dari penyakit kelamin ini.
Bakteri penyebab Penyakit Kelamin
Sebenarnya, ada banyak mikroorganisme yang menyebabkan penyakit kelamin seperti jamur, virus, dan bakteri. Namun, kebanyakan kasus penyakit kelamin atau penyakit menular seksual disebabkan oleh bakteri. Setiap bakteri menyebabkan gejala penyakit kelamin yang berbeda tergantung jenisnya.
Bakteri merupakan mikroorganisme yang hanya bisa dilihat dari mikroskop. Ketika bakteri penyebab penyakit kelamin memasuki area organ intim, maka berpotensi menyerang sel-sel tubuh.
Kemudian, bakteri akan menggandakan jumlahnya sehingga sel-sel tubuh akan kehilangan fungsinya hingga menyebabkan gejala penyakit.
Bakteri penyebab Penyakit Kelamin
Chlamydia trachomatis
Salah satu bakteri penyakit kelamin yaitu Chlamydia trachomatis yang menyebabkan penyakit klamidia. Bakteri ini termasuk dalam genus Chlamydia dan memiliki ciri bentuk yang tidak beraturan. Untuk dapat hidup dan berkembangbiak, bakteri Chlamydia trachomatis membutuhkan sel inang dari makhluk hidup.
Maka dari itu, bakteri ini tidak dapat hidup di luar tubuh makhluk hidup. Sel inang incarannya yaitu sel epitel kolom pada serviks, uretra, dan rektum manusia.
Menurut hasil penelitian, bakteri Chlamydia trachomatis telah menginfeksi 131 juta orang di dunia setiap tahunnya. Meskipun terbilang masih perkiraan kasar, penyakit klamidia ini patut diwaspadai sebab tidak semua penderitanya sadar bahwa dirinya terserang bakteri Chlamydia trachomatis.
Hal ini disebabkan gejala yang ditunjukkan tidak khas. Kalaupun gejalanya muncul, akan disalahartikan sebagai penyakit kelamin umum seperti nyeri, keputihan, maupun keluarnya cairan pada penis.
Gejala lain yang ditunjukkan oleh penyakit klamidia seperti demam, pembengkakan area vagina/testis, sakit perut bagian bawah, cairan vagina/penis tidak normal, nyeri saat kencing, dan sakit saat berhubungan seksual.
Lebih parahnya, ketika cairan vagina/testis mengenai mata, akan menyebabkan konjungtivitis. Bakteri ini dapat tertular melalui hubungans seks saja.
Neisseria gonorrhae
Bakteri Neisseria gonorrhae menyebabkan penyakit gonore atau kencing nanah. Bakteri ini termasuk gram negatif dan berbentuk kokus atau diplokokus. Tempat berkembang biaka bakteri Neisseria gonorrhae yaitu membran mukus pada mulut, tenggorokan, dan anus organ kelamin baik serviks, tuba falopi, maupun uterus.
Gejala yang ditunjukkan oleh penyakit gonore yaitu nyeri atau panas ketika buang air kecil, sakit tenggorokan, kencing nanah, hingga pembengkakan pada lubang kencing pria.
Treponema pallidum
Sifilis atau raja singa merupakan penyakit seksual yang diakibatkan oleh bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini termasuk gram negatif berbentuk spiral. Awalnya, bakteri Treponema pallidum ditemukan di Jepang pada tahun 1912 oleh Hideyo Noguchi.
Penyakit sifilis sangat ditakuti oleh banyak orang karena dampak yang merusak organ vital secara permanen seperti jantung dan otak. Tak hanya itu, ibu yang menderita sifilis dan sedang mengandung, akan berisiko menularkan sifilis terhadap janinnya dan disebut sipilis kongenital.
Gejala yang ditunjukkan yaitu munculnya bisul di kelamin, mulut, maupun anus tapi tidak terasa nyeri. Biasanya, bisul ini akan menghilang dalam waktu lima minggu.
Namun, akan muncul gejala lainnya seperti demam, nyeri sendi, sakit kepala, tenggorokan, pembengkakan kelenjar limpa, muncul rumah pada penis, vagina, mulut, telapak tangan, hingga telapak kaki.
Lalu, bagaimana cara melindungi organ vagina Anda dari bakteri penyebab penyakit kelamin? Yang paling utama, gunakanlah kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan menjaga kebersihannya usai berhubungan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.