Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan vape atau rokok elektronik yang saat ini sedang populer digandrungi kalangan anak-anak muda hingga dewasa. Vape memang menyediakan berbagai macam rasa yang unik. Selain itu, untuk menghirupnya Anda juga bisa menggunakan berbagai jenis alat pemanas yang disebut dengan vaporizer.
Mudah untuk Anda mencari berbagai macam jenis vaporizer yang saat ini sudah banyak diperjual-belikan dan tersedia dalam berbagai macam bentuk dan ukuran. Biasanya, orang-orang beralih dari rokok biasa ke vape untuk membantu mengurangi kebiasaannya merokok yang dipercaya lebih menyehatkan.
Namun, faktanya vape juga membahayakan untuk kesehatan, khususnya bagi paru-paru. Walaupun demikian, vape tetap menjadi idola bagi sebagian orang penggunanya. Berikut jenis-jenis vape yang dapat Anda ketahui.
1. Vaporizer pen
Sesuai dengan namanya, vaporizer ini berbentuk seperti pulpen berukuran kecil sehingga cocok untuk Anda bawa kemana-mana, vaporizer ini bekerja dengan cara memanaskan cairan vape untuk menghasilkan banyak uap.
Tetapi, Anda bisa memilih cara untuk memanaskannya, telah tersedia dalam dua jenis elemen pemanas yang terdiri dari atomizer dan clearomizer.
Atomizer merupakan elemen pemanas yang bekerja untuk memanaskan cairan vape yang tentu saja mengandung nikotin. Jenis elemen ini kualitasnya hanya sementara, sehingga Anda harus menggantinya jika kualitas panas yang dihasilkan kurang maksimal.
Jika Anda tidak ganti, efeknya akan mengurangi rasa yang dihasilkan. Untuk memanaskannya, cairan dikumpulkan pada sebuah tank atau tempat untuk memanaskan bahan.
Sedangkan, clearomizer merupakan perpaduan dari kombinasi cartridge dan atomizer. Untuk menggunakannya, Anda hanya perlu mengatur pemanas yang sudah bersentuhan langsung dengan elemen pemanas yang sudah tersedia.
Kedua elemen tersebut dipanaskan menggunakan baterai vaporizer pen bertegangan 3,7 volt yang dapat diisi ulang kembali. Namun, beberapa jenis baterai dapat Anda atur sendiri tegangannya karena rata-rata memiliki kekuatan hingga mencapai 1300 mAh.
Baterai vape juga dapat meledak, sehingga Anda harus berhati-hati menggunakannya agar tidak membahayakan. Simpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
2. Vaporizer portable
Vaporizer atau handheld vaporizer memiliki ukuran yang lebih besar daripada jenis vaporizer pen. Walaupun demikian bentuk portable ini masih bisa Anda bawa-bawa kemanapun seperti vaporizer pen. Ukuran portable ini masih muat jika Anda masukan ke dalam saku celana.
Komponen yang dimiliki vaporizer portable ini juga terdiri dari elemen pemanas dan baterai. Namun, berbeda dengan sistem kerja vaporizer pen yang bersentuhan langsung dengan pemanas, portable tidak mengalami kontak langsung.
Keuntungannya, rasa yang dihasilkan akan lebih baik dan asap yang dihasilkan menjadi lebih sedikit. Untuk daya tahan baterainya sendiri dapat bertahan sekitar 2 hingga 3 jam.
Sebenarnya, uap yang dihasilkan tiap alat vape tergantung dari daya baterai dan jumlah elemen pemanas atau kawat di atomizer. Rata-rata sebanyak 0,5 Ohm sudah cukup untuk memanaskan secara optimal.
Semakin tinggi komposisi dari kadar vegetable glycerin cairan vape, maka semakin banyak pula uap yang dihasilkan. Anda tetap harus berhati-hati menggunakannya, semakin tinggi panas yang dihasilkan maka tingkat resiko vape untuk meledak semakin tinggi.
Selain mengandung nikotin, vape juga mengandung bahan dasar perasa yang terdiri dari propylene glycol dan vegetable glycerin dengan kadar yang bervariasi dengan kekentalan yang berbeda-beda.
Propylene glycol memiliki tingkat kekentalan yang rendah cenderung berair, sedangkan vegetable glycerin lebih kental dan rasanya pun lebih manis. Keduanya berpotensi menimbulkan reaksi alergi.
3. Vaporizer desktop
Vaporizer dalam bentuk desktop ini ukurannya lebih besar dari bentuk pen dan portable. Bentuk desktop ini tidak dapat dibawa kemana-mana dan hanya bisa digunakan pada satu tempat, panas yang dihasilkannya pun tentu saja lebih maksimal.
Permukaan yang datar sangat dibutuhkan untuk menyimpan vaporizer. Selain itu, pemberian energi yang stabil dapat membuat vaporizer desktop ini berfungsi secara optimal.
Panas yang dihasilkan dari energi yang stabil memberikan hasil maksimal. Rasa yang diciptakan pun menjadi lebih tajam dan uap yang dihasilkan menjadi lebih banyak dari bentuk lainnya. Tetapi, Anda tetap harus waspada terhadap dampak kesehatan yang disebabkan oleh kadar uap yang tinggi.
Apa resiko penggunaan vape?
Vape atau rokok elektrik dianggap lebih aman daripada rokok biasa. Namun, ternyata risiko menghirup rokok elektrik tidak jauh berbeda dengan rokok biasa. Dalam jurnal yang diterbitkan oleh Circulation disebutkan bahwa nanopartikel dalam jumlah tinggi ditemukan dalam penghirup uap vape.
Vape dianggap lebih aman dari rokok biasa, hal ini fakta atau mitos? Banyak orang yang keliru terhadap hal ini, padahal risiko yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan rokok biasa jika uapnya terhirup. Sebuah jurnal menerbitkan bahwa nanopartikel pada vape memiliki jumlah yang tinggi.
Nanopartikel ini dapat menumpuk di paru-paru dan menyebabkan peradangan karena sifatnya beracun. Juga penyakit yang disebabkan akibat menghirup vape seperti asma, stroke, jantung, dan juga diabetes.
Penelitian lainnya menyatakan vape mengandung nikotin dan perasa yang dapat larut di dalam tubuh dan menyebabkan iritasi di paru-paru.
Umumnya, kenikmatan yang dirasakan pengguna vape berasal dari uap yang dihasilkan. Semakin banyak, maka semakin nikmat, dan semakin banyak pula nikotin yang terkandung dari setiap tiupannya.
Kemudian, kenaikan suhu yang mencapai titik terpanas dapat membuat kerusakan pada pelarut, akibatnya senyawa yang terkandung berubah menjadi karbonil berbahaya.
Kandungan lainnya yaitu formaldehida dan asetaldehida penyebab kanker. Juga, uap vape mengandung perasa dan pengawet yang kemungkinan dapat membahayakan saluran pernapasan jika dihirup.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.