Sensasi terbakar pada penis adalah sensasi terbakar, kemerahan, hangat atau pembengkakan pada alat kelamin, khususnya pada penis.
Sensasi terbakar ini dapat disertai dengan lepuh, nyeri, urin berdarah atau berwarna merah muda (hematuria), gatal, kulit mengelupas, muncul ruam, keropeng, atau bengkak.
Sensasi terbakar penis bisa sangat tidak nyaman khususnya saat Anda buang air kecil, melakukan hubungan seksual, dan menjalani aktivitas sehari-hari.
Selain gejala pada daerah sekitar penis, kondisi ini dapat disertai dengan gejala umum lainya, seperti gejala flu (kelelahan, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala dan batuk,) dan masalah kesehatan lainnya.
Berikut adalah 4 penyebab paling sering yang dapat menyebabkan munculnya sensasi terbakar pada penis.
1. Uretritis
Uretritis adalah peradangan pada uretra. Uretra merupakan saluran keluarnya urin mengalir keluar tubuh. Uretritis dapat disebabkan oleh iritasi atau infeksi.
Penyakit menular seksual, seperti gonore dan Chlamydia, adalah penyebab umum dari uretritis.
Agen infeksi lain yang dapat menyebabkan uretritis termasuk Mycoplasma genitalium, Trichomonas vaginalis, virus herpes simplex (HSV), dan Escherichia coli (E coli).
Uretritis juga dapat dikaitkan dengan sindrom Reiter (salah satu bentuk artritis), yang merupakan komplikasi dari beberapa jenis infeksi.
Penyebab uretritis yang tidak menular termasuk cedera fisik atau trauma dan iritasi bahan kimia dari sabun, spermisida, pelumas, atau zat lain.
Uretritis dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala apapun pada beberapa orang.
Sedangkan pada beberapa orang lainnya, uretritis dapat menimbulkan gejala, seperti sensasi terbakar saat buang air kecil, keinginan untuk sering buang air kecil yang mendesak, keluarnya cairan keputihan, nyeri, atau demam.
2. Sistitis
Sistitis adalah peradangan kandung kemih yang kemungkinan besar disebabkan oleh peradangan pada uretra akibat infeksi saluran kemih.
Sistitis seringkali disebabkan oleh infeksi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria, sehingga memudahkan bakteri untuk masuk dan menginfeksi kandung kemih wanita.
Kandung kemih adalah organ seperti balon di perut bagian bawah, khususnya daerah panggul. Kandung kemih akan membesar saat terisi urin yang diproduksi oleh ginjal.
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan bagian luar tubuh. Saat buang air kecil, urin dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra.
Peradangan pada kandung kemih dan uretra yang disebabkan oleh sistitis menyebabkan gejala-gejala yang mirip dengan gejala pada uretritis seperti keinginan mendesak untuk buang air kecil, munculnya darah dalam urin, dan sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil.
3. Prostatitis
Prostatitis adalah infeksi kelenjar prostat pada pria. Kelenjar prostat adalah organ yang berukuran sebesar biji kenari yang terletak dekat dengan saluran kemih (uretra). Prostat terlibat dalam produksi semen.
Prostat mengelilingi saluran yang mengangkut urin keluar dari kandung kemih.
Prostatitis adalah kondisi yang berpotensi menimbulkan nyeri, tetapi tidak bersifat kanker yang terjadi paling sering pada pria paruh baya atau pada pria yang aktif secara seksual.
Gejala prostatitis dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi gejala umum yang paling sering muncul adalah sensasi terbakar saat buang air kecil, ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, dan nyeri saat ejakulasi.
4. Penyakit menular seksual
PMS adalah akronim untuk penyakit menular seksual. PMS ditularkan dari satu orang ke orang lain selama melakukan kontak seksual. Istilah STD juga dikenal sebagai IMS (infeksi menular seksual).
Beberapa PMS juga dapat ditularkan ke orang lain melalui cara lain, seperti melalui transfusi darah atau dari ibu yang terinfeksi ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.
PMS sangat umum terjadi, terutama di kalangan anak muda usia 15 hingga 24 tahun.
PMS meliputi:
- Chancroid
- Chlamydia
- Herpes
- Kutil kelamin
- Gonorrhea
- Hepatitis
- HIV / AIDS
- Human papillomavirus (HPV)
- Scabies
- Kudis
- Sipilis
- Trikomoniasis
Sebagian besar PMS sangat dapat dicegah. Jika didiagnosis sejak dini, beberapa IMS, seperti gonore dan klamidia, dapat dengan cepat dan mudah diobati dan disembuhkan sebelum komplikasi serius terjadi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.