Sebelum mengonsumsi makanan yang terlihat berwarna-warni, ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu bahaya dari pewarna makanan yang terkadang digunakan. Penggunaan bahan pengawet dan pewarna makanan sudah menjadi salah satu unsur yang digunakan dalam industri makanan.
Penggunaan bahan pewarna maupun bahan pengawet makanan biasanya dibutuhkan untuk meningkatkan harga jual dan mengurangi resiko rusaknya makanan untuk beberapa waktu. Hampir sebagian besar produk makanan olahan saat ini ada kemungkinan telah dicampur dengan zat pewarna makanan, sehingga agak sulit membedakan mana makanan yang mengandung bahan pewarna berbahaya dan mana yang tidak.
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
Lima Jenis Pewarna Makanan yang Patut Dihindari
American Chemical Society menyatakan bahwa dari sekian banyak jenis dan merek permen coklat yang terdapat di pasaran, beberapa di antaranya ada yang terbuat dari petroleum ataupun minyak tanah. Selain itu, ada juga makanan dan minuman lain yang mungkin mengandung pewarna yang dapat memicu kanker.
Hal ini tentu perlu diwaspadai ketika akan mengonsumsi berbagai makanan dan minuman dengan warna yang cerah tapi mencurigakan. Berdasarkan The Center for Science in the Public Interest atau CPSI di Amerika Serikat, terdapat 5 jenis zat pewarna makanan yang berbahaya bagi tubuh dan patut dihindari. Berikut ini ulasan lengkap mengenai zat pewarna yang berbahaya bagi tubuh:
1. Pewarna Karamel
Penggunaan pewarna makanan dalam pembuatan permen dan cola justru berbahaya bagi kesehatan. Pewarna tersebut sebenarnya diproduksi bersama dengan amonia yang mengandung kontaminan penyebab kanker, yaitu 2-methylimidazole (2-MI) dan 4-methylimdia zole (4-MI).
Efek samping yang akan terjadi bergantung pada jenis pewarna karamel yang dikonsumsi. Food and Drugs Administration atau FDA di Amerika Serikat yang setara dengan BPOM di Indonesia menetapkan batas maksimal yang diperbolehkan yaitu sekitar 200 mg per kilogram berat badan.
2. Allura Red
Pewarna allura red atau yang dikenal juga dengan Red 40 mengandung benzidene yang bersifat karsinogen atau pemicu kanker. Di restoran cepat saji (terutama di Amerika), allura red digunakan sebagai campuran dalam pembuatan es krim stroberi. Tidak hanya pada es krim, faktanya zat pewarna ini juga dicampurkan ke dalam minuman ringan dan permen. FDA mengatakan takaran aman dalam mengonsumsi allura red adalah 7 mg per kilogram berat badan.
3. Sunset Yellow
Sunset Yellow atau Yellow 6 disinyalir dapat menyebabkan tumor pada testis dan adrenal. Pewarna jenis ini juga berpotensi mengakibatkan reaksi alergi dan meningkatkan asma, hiperaktif, dan kegelisahan. Bahkan sejumlah kasus yang pernah terjadi di Amerika Serikat disebabkan karena mengonsumsi pewarna sunset yellow dalam kadar berlebih yang kemudian memicu ADHD. FDA menetapkan takaran aman dalam mengonsumsi zat pewarna sunset yellow adalah 3,75 milligram (mg) per kilogram berat badan.
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic
Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.
4. Brilliant Blue
Brilliant Blue atau yang dikenal dengan sebutan Blue 1, adalah salah satu jenis pewarna yang sering digunakan dalam pembuatan makanan. Pewarna Brilliant Blue biasanya dicampurkan ke dalam permen, camilan, hingga produk pembersih gigi dan mulut. Bahkan, pewarna jenis ini juga ditemukan pada produk makanan dan minuman atau bahan lainnya yang bukan berwarna biru.
Pewarna jenis ini dapat menembus sawar darah otak yang merupakan perisai untuk melindungi otak dan menghalangi otak dari masuknya zat-zat berbahaya ke dalam otak. Tak hanya itu, pewarna jenis ini juga bisa menyebabkan rusaknya sel-sel saraf dan memicu terjadinya kanker, kerusakan kromosom, dan perubahan perilaku. FDA menetapkan takaran aman penggunaan pewarna Brilliant Blue sebanyak 12 miligram per kilogram berat badan.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Otak
5. Yellow 5
Yellow 5 atau tartazine adalah pewarna makanan yang berbahaya dan bisa menyebabkan reaksi alergi parah serta merusak informasi sel pada otak. Dikatakan juga bahwa pewarna jenis ini dapat menurunkan jumlah sperma pada pria. Bahkan pada anak-anak, zat pewarna Yellow 5 ini dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan melemahnya daya ingat. Takaran aman penggunaan yellow 5 hanya berada pada 5 mg per berat badan.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk memeriksa label kemasan makanan dan minuman dengan teliti sebelum membeli dan mengonsumsinya. Jika mengandung berbagai pewarna di atas sebaiknya dihindari. Mengonsumsi makanan sehat dan alami tanpa bahan kimia apapun, entah pewarna, pengawet, atau perasa tambahan akan jauh lebih baik. Selain itu juga dapat mencegah efek berbahaya yang terkandung di dalamnya dan menghindari Anda dari risiko penyakit tertentu, terutama kanker.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.