Masturbasi atau yang dikenal dengan istilah onani, bukanlah topik yang paling umum untuk didiskusikan secara terbuka di luar sana, khususnya di Indonesia.
Sangat tabunya onani untuk dibahas, terkadang memberikan efek negatif yang secara tidak langsung malah menjerumuskan anak-anak yang memasuki usia pubertas itu sendiri.
Jadi, pada tahap remaja yang mudah dipengaruhi, karena kurangnya edukasi mengenai masturbasi yang tepat dan sehat maka seringkali seorang remaja akan tumbuh menjadi pria dengan mengalami kecanduan masturbasi.
Sedangkan disisi lain, stigma masyarakat yang memandang jelek kebiasaan ini, akan membuat seseorang yang sudah kecanduan jadi membenci diri sendiri, karena mereka berusaha untuk berhenti, tetapi tidak bisa karena kebiasaan ini sudah mengendalikan pikiran mereka.
Meskipun mungkin tidak tampak seperti itu, tetapi kebiasaan ini cenderung meningkat ke tingkat yang berbahaya, di mana kecanduan Anda malah membuat Anda melupakan hal-hal yang lebih nyata karena pikiran Anda yang penuh berisi tentang seks, seks dan seks.
Secara biologis, seks memang merupakan kebutuhan manusia. Dan tidak dapat dipungkiri, masturbasi sebenarnya memiliki efek positif yang dapat membantu seseorang merasa rileks. Dan masturbasi yang rutin dilakukan 1 minggu 1 kali dapat mengurangi risiko terkena kanker prostat pada pria dewasa.
Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika seseorang yang kurang edukasi mengalami kecanduan. Jika Anda ingin berhenti dari kecanduan, tips-tips di bawah ini mungkin dapat membantu Anda mengurangi kecanduan Anda atau mungkin bisa membantu Anda berhenti.
Apa yang menyebabkan seseorang kecanduan masturbasi?
Seperti mengobati suatu penyakit, sebelum Anda ingin menyembuhkannya, Anda harus mengetahui penyebab utama yang menyebabkan seseorang bisa kecanduan masturbasi. Saat seeorang melakukan masturbasi, ada hormon yang memberikan “kesenangan” diproduksi oleh otak, hormon tersebut dikenal dengan istilah hormon endorphin.
Hormon endorphin adalah hormon bahagia yang juga diproduksi saat seseorang makan makanan enak, atau bahkan saat seseorang kecanduan narkoba, tetapi kadar diproduksinya hormon ini saat melakukan masturbasi dan kecanduan narkoba sangat berbeda.
Jika Anda pernah masturbasi (95% pria pasti pernah) dan sulit untuk berhenti, mekanismenya sama dengan seseorang yang kecanduan narkoba. Hanya saja intensitas kecanduan narkoba jauh lebih berat.
Intinya, saat Anda kecanduan melakukan masturbasi, maka masturbasi tersebut bukan merupakan suatu pilihan yang dapat Anda pilih dapat Anda lakukan atau tidak, karena saat seseorang mulai melakukan masturbasi, maka otak Anda akan “menagih” Anda untuk melakukannya lagi, lagi dan lagi.
Jadi Anda perlu mengetahui hal ini, karena hal ini merupakan hal biologis yang wajar terjadi, sehingga Anda tidak usah terlalu banyak berpikir bahwa Anda adalah orang yang najis, hina, rendah dan sebagainya.
Bagaimana cara berhenti dari kecanduan masturbasi?
Masturbasi adalah hal alami yang merupakan kebutuhan dasar manusia, bahkan jika Anda tidak masturbasi sekalipun, maka tubuh Anda akan melakukan masturbasi secara tidak Anda sadari, yaitu dengan cara “mimpi basah”.
Yang menjadi masalah adalah jika kecanduan ini menyebabkan konsentrasi Anda tertanggu saat menjalani aktivitas sehari hari atau bahkan mempengaruhi kesehatan Anda. Maka jika hal ini terjadi, maka berikut adalah beberapa tips yang mungkin dapat membantu Anda untuk paling tidak mengurangi kebiasaan Anda masturbasi.
- Ketahui efek negatif yang dapat ditimbulkan dari masturbasi Masturbasi dapat menimbulkan berbagai efek negatif, mulai dari pelanggaran norma sosial, agama dan lingkungan, tidak fokus, gangguan kesehatan seperti lemah letih lesu dan juga bisa menyebabkan lemah syahwat atau ejakulasi dini.
Atau bahkan pada tahapan yang lebih parah, Anda akan merasa lebih nyaman dengan diri Anda sendiri dan mulai menjadi anti-sosial yang tidak mau bergaul dengan orang lain.
- Perbanyak aktivitas yang lebih positif Kebanyakan orang melakukan masturbasi karena hanya berdiam di rumah atau di kamar tanpa melakukan apapun dan merasa jenuh, sehingga mereka mulai mencari-cari media yang dapat memberikan kesenangan seksual dan diakhiri dengan melakukan masturbasi.
Perbanyak kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan berorganisasi atau kegiatan olahraga agar dapat mengisi waktu luangmu lebih bermanfaat.
- Belajar ilmu agama lebih dalam Mungkin masturbasi sendiri tidak bisa dikategorikan dalam perbuatan zina secara langsung, tetapi agama-agama yang ada di Indonesia menilai bahwa masturbasi adalah suatu tindakan yang mana adalah suatu perbuatan zina di dalam pikiran orang itu sendiri.
Jadi jika Anda masih ragu, apakah masturbasi dosa atau tidak, jawabannya adalah iya.
- Hapus semua hal yang berbau pornografi yang Anda miliki Tidak mungkin Anda bertekad untuk berhenti dari kecanduan, dengan tetap rutin menonton film-film dewasa. Mungkin gairah seksual sulit untuk Anda lawan, tetapi menghapus dan menghindari situs-situs dewasa dapat Anda lakukan.
- Jangan terlalu menekan diri Anda Seperti berhenti dari merokok, Anda tidak dapat berhenti dalam satu malam, Anda dapat mengurangi kebiasaan ini secara bertahap, mulai dari setiap hari menjadi 3 kali seminggu, menjadi 1 kali seminggu, kemudian 1 kali dalam 2 minggu dan seterusnya.
Dengan melakukan trik ini pun mungkin Anda akan jatuh bangun berkali-kali, tetapi jika Anda sudah berniat, Anda bisa melakukannya.
- Bergabung dengan komunitas yang memiliki masalah yang sama Baik Anda mengakuinya atau tidak, kecanduan ini merupakan suatu masalah, dan masalah selalu lebih baik dihadapi secara bersama.
Bicarakan masalah Anda dengan orang yang memiliki masalah yang sama atau bahkan Anda bisa berbicara kepada orang terdekat Anda. Agar mereka dapat memberikan dukungan dan Anda dapat melakukannya dengan sedikit lebih ringan.
Diluar sana tentu saja masih banyak tips yang dapat Anda peroleh untuk membantu Anda berhenti dari kecanduan ini. Semua tips sah-sah saja untuk Anda lakukan asalkan hal tersebut cocok dengan diri Anda sendiri. Selalu berpikir positif dan konsisten adalah kunci untuk mencapai semua tujuan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.