Jika dulu merokok dianggap sebagai hal tabu bagi wanita, saat ini kebiasaan tersebut sudah menjadi hal yang umum. Bahkan kini banyak wanita yang merokok hanya sekedar mengikuti gaya hidup. Ada juga yang beralasan untuk menghilangkan stres.
Faktanya kebiasaan merokok tidak memberi manfaat sama sekali. Malah bisa menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi wanita. Karena itulah bagi Anda yang saat ini suka menghabiskan waktu dengan nongkrong sambil mengisap rokok, sebaiknya segera hentikan.
Ada beberapa bahaya yang mengintai Anda dan bisa berdampak pada kematian.
Apa saja dampak buruk rokok bagi wanita?
Rokok mengandung bahan kimia berbahaya yang tidak baik bagi tubuh. Memang efek buruknya akan dirasakan setelah beberapa tahun. Namun jika sudah terjangkiti suatu penyakit, proses penyembuhannya terhitung lama. Tidak sedikit pula yang harus meregang nyawa karena rokok.
Bahaya rokok tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Pria, wanita, dewasa, anak-anak, bahkan bayi pun bisa mengalami masalah kesehatan karena rokok. Terlebih bagi wanita, ada beberapa bahaya yang mengancam dan diantaranya bisa mempengaruhi fungsi organ reproduksi.
Adapun dampak buruk rokok bagi wanita diantaranya adalah:
Siklus menstruasi tidak teratur
Wanita yang merokok sering mengalami rasa nyeri saat menstruasi. Selain itu siklus haidnya juga tidak teratur. Kondisi ini juga bisa menyebabkan infertilitas alias kemandulan.
Dampak buruk lainnya adalah wanita yang merokok akan mengalami menopause dini, satu hingga dua tahun lebih awal dari wanita yang tidak merokok.
Kanker Paru-paru
Racun tembakau yang masuk kedalam tubuh melalui rokok menjadi penyebab utama munculnya kanker paru-paru. Tidak hanya pria saja yang saat ini mengidap penyakit tersebut, banyak juga wanita yang harus menderita karena paru-parunya bermasalah.
Kepadatan tulang berkurang
Merokok bisa menyebabkan rusaknya hormon estrogen pada tubuh wanita. Padahal fungsi estrogen sangat penting untuk memelihara kepadatan tulang. Untuk wanita yang mendekati masa menopause sebaiknya berhati-hati.
Sebab jika tidak segera menghentikan kebiasaan merokok, kondisi tulang akan semakin keropos.
Kondisi ini akan membuat wanita kesulitan bergerak dan tidak bisa menjalankan aktivitas dengan lancar.
Rematik
Kebiasaan merokok bisa memicu meningkatnya risiko rematik. Gejala kaku dan nyeri pada persendian kadang memang tidak terdeteksi. Masalah kesehatan ini terjadi karena efek buruk nikotin yang terdapat pada rokok.
Bahkan ketika Anda menjalani pengobatan rematik, zat aditif pada rokok justru akan bersifat mengganggu. Meski Anda merasa rasa nyeri hilang ketika merokok, hal sebaliknya yang sebenarnya terjadi. Kondisi persendian semakin buruk dan butuh proses lama untuk pengobatan jika Anda tidak segera berhenti merokok.
Katarak
Katarak sering dialami oleh pria dan wanita yang berusia lanjut. Namun bagi wanita yang merokok, risiko terkena penyakit ini semakin meningkat. Hal ini dipicu karena kadar age-related macular degeneration (AMD) pada retina bagian tengah semakin banyak.
Akibatnya banyak wanita yang usianya tidak terlalu lanjut sudah menderita gejala katarak.
Depresi
Kandungan nikotin pada rokok memberikan dampak buruk bagi tubuh dan salah satunya adalah memicu depresi. Nikotin yang masuk kedalam tubuh akan mengganggu kerja neurotransmitter pada otak. Hal inilah yang membuat wanita yang merokok gampang terkena depresi.
Maag
Racun yang terkandung pada rokok akan mengganggu sistem perlindungan pada tubuh tak terkecuali fungsi dari lambung. Wanita yang merokok rentan terkena masalah pada lambung seperti maag dan naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Ketujuh bahaya rokok yang disebutkan diatas akan sulit disembuhkan jika kebiasaan merokok tidak segera dihentikan. Penyakit tersebut tidak hanya menjangkiti perokok aktif, wanita yang berperan sebagai perokok pasif pun juga berisiko terkena masalah kesehatan diatas.
Karena itu hindari kebiasaan merokok dan jauhi paparan asapnya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.