Tak hanya orang dewasa, kanker darah atau leukemia juga dapat terjadi pada anak-anak. Bahkan ini termasuk salah satu jenis kanker yang banyak terjadi pada anak-anak. Karena itulah, orangtua wajib mengenali tanda dan gejala leukemia pada anak agar bisa dideteksi sejak dini dan memberikan perawatan secepat mungkin jika benar terjadi.
Apa saja gejala leukemia pada anak?
Setiap anak yang terkena kanker darah atau leukemia bisa mengalami gejala yang berbeda-beda. Jika leukemia kronis berkembang secara perlahan, gejala leukemia akut bisa muncul secara tiba-tiba.
Bila diperhatikan, beberapa gejala kanker darah pada anak bahkan mirip dengan penyakit-penyakit lain yang tampak ringan. Karena itulah, orangtua perlu memahami gejala leukimia pada anak agar tidak salah memberikan perawatan.
Berikut ini tanda dan gejala leukemia pada anak, antara lain:
1. Memar dan pendarahan
Anak penderita kanker darah cenderung mengalami perdarahan secara berlebihan meskipun hanya karena cedera kecil. Perdarahan tanda leukemia juga bisa berupa mimisan yang sering terjadi dan tak kunjung berhenti. Anak juga cenderung mudah memar atau memiliki bintik-bintik merah kecil di kulit (petechiae).
Gejala-gejala sepele di atas dapat terjadi karena kadar trombosit darah cenderung membeku, sehingga darah sukar membeku. Akibatnya, pembuluh darah kecil mengalami pendarahan dan memicu memar.
2. Masalah perut
Anak yang menderita leukemia sering kali mengeluh sakit perut. Gejala leukemia ini terjadi akibat penumpukan sel-sel leukemia pada limpa, hati, dan ginjal. Akibatnya, organ-organ tersebut jadi membesar dan menimbulkan rasa nyeri.
Kondisi ini perlu diwaspadai karena anak biasanya cenderung tidak nafsu makan hingga berat badannya berangsur-angsur menurun. Untuk memastikan penyebabnya, dokter akan memeriksa kemungkinan adanya pembengkakan pada organ-organ dalam perut.
3. Kesulitan bernapas
Anak dapat mengalami kesulitan bernapas (dyspnea) saat terkena kanker darah. Hal ini menjadi pertanda bahwa sel-sel leukemia mulai menumpuk di sekitar timus atau kelenjar di dasar leher.
Masalah ini juga bisa terjadi akibat pembengkakan kelenjar getah bening di dada yang mendorong tenggorokan. Selain kesulitan bernapas, anak yang menderita leukemia juga sering kali batuk dan napas bunyi (mengi).
Waspadai saat anak mengalami kesulitan berpanas. Kondisi ini termasuk darurat medis yang membutuhkan pertolongan segera.
4. Sering terkena infeksi
Sel darah putih berperan penting untuk melawan infeksi yang ada dalam tubuh. Sayangnya, leukemia membuat sel-sel darah putih yang belum matang cenderung sangat banyak dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Karena itulah, Anda perlu waspada saat anak jadi lebih mudah sakit karena bisa jadi ini gejala leukemia. Anak dapat mengalami batuk, demam, hidung meler, hingga mencret.
Baca juga: Cara Menurunkan Demam Anak Tanpa Obat, Cepat dan Aman
Perlu dicatat bahwa tidak semua kasus anak sakit sudah pasti menunjukkan bahwa anak mengidap kanker darah. Anak dikatakan mengalami gejala kanker darah jika anak sakit terus-menerus dan tak kunjung sembuh, meskipun sudah minum antibiotik atau menjalani pengobatan lainnya.
5. Pembengkakan
Kelenjar getah bening bertugas untuk menyaring darah. Akan tetapi, sel-sel leukemia terkadang menumpuk di kelenjar getah bening sehingga menyebabkan pembengkakan di ketiak, leher, atas tulang selangka, hingga pangkal paha (lipat paha).
Kelenjar timus yang membesar akan menekan pembuluh darah yang tugasnya mengangkut darah menuju jantung. Akibatnya, wajah dan lengan bisa mengalami pembengkakan dan bagian tubuh seperti kepala, lengan, dan dada bagian atas juga berubah warna menjadi merah kebiruan.
Gejala leukemia pada anak lainnya akibat hal ini termasuk sering sakit kepala dan pusing. Untuk memastikan penyebabnya, dokter dapat melakukan MRI atau CT scan pada perut maupun dada guna mendeteksi kondisi kelenjar getah bening.
Baca juga: MRI Dapat Membantu Identifikasi Penyakit
6. Nyeri tulang dan sendi
Sel-sel darah kita diproduksi di dalam sumsum tulang. Namun ketika terkena kanker darah, sumsum tulang akan dipaksa untuk memproduksi sel darah putih dengan cepat sehingga jumlahnya abnormal.
Semakin banyak produksi sel-sel darah hingga menumpuk, maka penderita akan merasakan sakit di bagian tulang dan sendi. Beberapa anak penderita leukemia juga sering mengeluh sakit punggung bagian bawah dan malas bergerak karena merasa sakit.
7. Anemia
Darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah bertugas untuk membantu mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sel darah putih berfungsi untuk melawan infeksi.
Saat anak terkena kanker darah, sumsum tulang akan lebih banyak memproduksi sel darah putih tapi lebih sedikit sel darah merah. Akibatnya, jumlah sel darah merah berada di bawha normal hingga memicu anemia.
Gejala anemia yang juga menjadi gejala leukemia pada anak adalah kelelahan, kulit pucat, pusing, mata berkunang-kunang, hingga napas cepat. Anak juga bisa mengalami susah fokus dan bicara melantur ketika aliran darah ke otak berkurang.
Baca juga: 100 Makanan Penambah Darah untuk Tingkatkan Kadar HB
Untuk memastikan gejala leukemia pada anak, dokter biasanya akan menganjurkan tes darah dan serangkaian pemeriksaan penunjang lainnya seperti MRI maupun CT scan. Semakin cepat terdeteksi, perawatan dapat semakin cepat dilakukan dan mencegah penyakitnya semakin parah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.