Tremor adalah gerakan otot yang tidak disengaja pada satu atau lebih bagian tubuh dan tidak terkendali. Biasanya tremor terjadi pada tangan, lengan, wajah, suara, dan kaki. Sebagian besar tremor biasanya terjadi pada tangan.
Pada beberapa orang, gejala tremor disebabkan karena adanya kelainan neurologis atau efek samping dari obat tertentu. Bagaimanapun, bentuk tremor yang paling umum bisa saja terjadi pada orang yang sehat.
Tremor memang bukan kondisi fatal, akan tetapi sebagian orang merasa malu dengan adanya tremor pada bagian tubuhnya dan juga menyulitkan aktivitas.
Berikut ini beberapa jenis tremor beserta gejala dan penyebabnya.
Jenis Tremor dan Cara Membedakannya
1. Tremor Esensial
Tremor Esensial adalah tremor paling umum yang biasanya muncul pada satu sisi tubuh tertentu. Terkadang tremor jenis ini dapat memengaruhi sisi tubuh yang lain. Tremor esensial kebanyakan memengaruhi tangan, kepala, suara, lidah, dan kaki.
Perkembangan tremor jenis ini relatif lambat. Seseorang yang menderita tremor esensial pada salah satu bagian tubuhnya, perkembangannya ke bagian tubuh yang lain butuh waktu bertahun-tahun.
Beberapa studi terbaru menemukan bahwa tremor jenis ini berkaitan dengan degenerasi serebelum, yaitu bagian otak yang mengontrol pergerakan seseorang.
Gejala tremor esensial seperti tangan yang bergetar saat sedang melakukan aktivitas, suara yang bergetar saat berbicara, dan kesulitan dalam berjalan. Keadaan ini bisa semakin parah jika orang tersebut mengalami stres, kelelahan, kelaparan, dan berada di suhu ekstrim.
2. Tremor Fisiologis
Tremor Fisiologis adalah tremor yang berbentuk getaran ringan tanpa adanya penyebab dari neurologis atau otak. Tremor fisiologis dapat terjadi pada siapa saja termasuk pada tubuh yang sehat.
Getaran dari tremor ini dapat mempengaruhi seluruh bagian tubuh. Parahnya, tremor fisiologis akan memburuk pada kondisi kelelahan, kadar glukosa dalam darah rendah, keracunan logam, dan emosi yang meningkat.
3. Tremor Distonik
Tremor distonik adalah tremor yang sering terjadi pada orang yang mengalami distonia. Distonia adalah kelainan gerakan yang mana seseorang mengalami kontraksi otot tak sadar yang menyebabkan gerakan melintir berulang dan posisi yang abnormal dan menyakitkan. Tremor ini muncul secara tidak teratur dan dapat ditangani dengan beristirahat total.
4. Tremor Cerebellar
Tremor cerebellar adalah gerakan otot yang lambat dan terjadi pada tungkai. Tremor ini terjadi di akhir sebuah gerakan yang anda tujukan untuk melakukan sesuatu.
Contohnya,ketika Anda hendak menekan tombol. Tremor cerebellar disebabkan karena adanya kerusakan pada otak kecil (cerebellum) akibat multiple sclerosis, stroke, dan tumor. Biasanya sisi otak yang rusak akan sama dengan sisi tungkai yang mengalami tremor.
5. Tremor Parkinson
Tremor parkinson disebut juga dengan gerakan “pill-rolling” karena gerakannya dapat langsung dilihat seperti gerakan jempol dan jari-jari ketika sedang memutar sebuah pil. Tremor ini muncul saat istirahat dan berkurang saat Anda melakukan pergerakan.
Tremor ini tidak hanya disebabkan oleh penyakit parkinson, tetapi bisa juga disebabkan karena adanya penyakit saraf, infeksi, dan obat-obatan tertentu yang dapat menimbulkan tremor ini.
Tremor parkinson biasanya terjadi pada mereka yang berusia 60 tahun ke atas dan mulai menyerang salah satu bagian tungkai atau bagian tubuh tertentu lalu menjalar ke bagian tubuh yang lain.
6. Tremor Psikogenik
Tremor psikogenik disebut juga dengan tremor fungsional yang bisa muncul sebagai getaran tremor. Gejala tremor ini umumnya tidak disadari oleh orang yang mengalaminya.
Dalam beberapa kasus, tremor psikogenik hanya terjadi karena sugesti saja. Akan tetapi, banyak juga dari pasien yang mengidap tremor psikogenik memiliki kelainan mental atau penyakit kejiwaan lainnya.
7. Tremor Ortostatik
Tremor ortostatik ditandai dengan adanya kontraksi otot secara berirama pada kaki dan batang tubuh segera setelah Anda berdiri. Biasanya, orang yang mengalami tremor ortostatik akan merasakan ketidakseimbangan yang dirasakan ketika berdiri. Tremor biasanya akan menghilang setelah Anda duduk beberapa saat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.