Balita memiliki berbagai ekspresi. Suatu saat, mereka dapat sangat menggemaskan dan pada lain waktu, mereka dapat kekerasan dan membuat amarah yang agresif.
Agresi pada balita bisa menjengkelkan, mengkhawatirkan, dan juga memalukan ketika terjadi di depan umum. Tapi apa penyebab di balik agresi pada balita, dan bagaimana Anda menghadapinya?
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic
Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.
Berikut ini adalah panduan artikel untuk agresi pada balita, cara menanganinya, dan cara mencegahnya.
Apa penyebab agresi pada balita?
Ketrampilan sosial dan bahasa yang terbatas umumnya membuat anak menjadi agresif. Ketidakmampuan mereka untuk mengartikulasikan frustrasi mereka biasanya mengarah pada agresi. Di bawah ini, kami mencantumkan beberapa hal yang dapat memicu agresi pada balita:
1. Tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan:
Balita bisa menjadi agresif ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka yakini menjadi milik mereka. Misalnya, jika saudara balita mengambil mainan mereka dari mereka, si kecil bereaksi dengan agresif.
Balita akan menggigit, memukul, dan mendorong saudara kandung, atau menarik rambut mereka. Agresi, dalam hal ini, disebabkan oleh kurangnya keterampilan sosial.
2. Campuran kemarahan dan kesedihan:
Sangat umum bagi balita untuk menjadi agresif ketika mereka marah dan sedih pada saat yang sama. Misalnya, balita mungkin menjadi agresif ketika mama meninggalkan mereka di tempat penitipan anak.
Mereka menangis dan memukul kaki mereka untuk menyatakan ketidak setujuan mereka akan ibu mereka pergi.
Dermal Fillers Treatment di Reface Clinic
Dermal Filler merupakan perawatan wajah yang berfungsi untuk memperbaiki area tertentu yang memang diperlukan. Misalnya, untuk membantu mengatasi kerutan, garis halus atau cekungan yang disebabkan penuaan, meratakan tekstur dan menghaluskan kulit, hingga menghilangkan bekas luka. Perawatan wajah ini dilakukan dengan menyuntikan cairan seperti asam hialuronat atau kolagen, maupun zat sintesis kebagian wajah yang bermasalah, Contohnya pipi,hidung,bibir,rahang,dagu,area sekitar muka, dan lainnya. Perawatan dermal filler akan menjadikan wajah menjadi lebih berisi sehingga keriput atau garis-garis halus jadi tersamarkan.
3. Situasi stres:
Balita dapat menggunakan agresi untuk mengatasi stres. Pemicu lain bisa berupa panas berlebihan, kebosanan, kelaparan, transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya, dan pindah ke lingkungan baru.
4. Temperamen dan pembelajaran sosial:
Tidak ada dua balita yang sama. Beberapa balita, mungkin memiliki kecenderungan yang lebih besar terhadap perilaku agresif. Anak-anak yang melihat orang tua berperilaku agresif cenderung meniru perilaku itu dalam situasi sosial.
Apakah sikap agresi normal pada balita?
Para ahli menyatakan bahwa agresi adalah bagian dari proses perkembangan normal pada balita. Agresi digunakan sebagai alat komunikasi sebelum keterampilan verbal terbentuk.
Agresi balita biasanya dimulai pada usia 17 bulan dan cenderung memuncak antara 18 dan 24 bulan.
Selain itu, balita mungkin mulai mengamuk ketika mereka berusia sekitar 18 bulan. Dan pada saat mereka berusia dua tahun, anak-anak kecil juga cenderung menunjukkan perilaku menantang.
Untungnya, para ahli menyatakan bahwa agresi tidak berlangsung lama setelah balita berusia empat hingga lima tahun.
Cara bereaksi terhadap agresi seorang balita
Reaksi ideal untuk perilaku agresif balita terdiri dari beberapa langkah. Inilah yang harus Anda lakukan ketika anak Anda berperilaku agresif:
1. Bersikap tenang
- Jangan berteriak pada balita. Sebaliknya, tetap tenang dan beri tahu mereka apa yang harus mereka lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan.
- Nada rendah dianggap ideal saat berbicara dengan seorang balita yang baru saja menunjukkan agresi. Anda juga harus menggunakan kontak mata langsung.
- Gunakan kata-kata sederhana namun kuat seperti "Stop" dan "Tidak," dan ucapkan dengan gerakan, tetapi tanpa agresi dari sisi Anda.
- Memukul balita kemungkinan akan memperkuat perilaku agresif dan membuat mereka lebih memberontak. Balita kemudian dapat meniru tindakan dengan mengalahkan orang lain. Karena itu, penting bagi orang tua untuk tetap tenang.
2. Memahami pemicunya
- Kumpulkan apa yang Anda lihat dan kenali pemicu agresi. Misalnya, apakah anak Anda menjadi agresif ketika seseorang mengambil mainan atau ketika orang-orang tertentu ada di sekitar?
- Jika Anda tidak yakin apa pemicunya atau ingin mengonfirmasinya, maka ajukan pertanyaan sederhana kepada balita. “Apakah kamu marah karena kakakmu mengambil mainan itu?” “Kamu tidak ingin pulang? Apakah Anda ingin bermain lebih banyak? "
- Pertanyaan seperti ini akan merangsang anak untuk berpikir dan memberi mereka waktu untuk menenangkan diri.
3. Menarik dan mengalihkan perhatian
- Jika balita tidak bisa diatur dan tidak menanggapi komunikasi verbal, tarik keluar dari situasi itu. Katakan pada mereka untuk beristirahat dari aktivitas atau mengubah orang-orang di sekitar. Misalnya, jika mereka menjadi agresif saat bermain dengan saudara mereka, Anda dapat meminta mereka untuk bermain sendiri atau dengan orang tua untuk sementara waktu.
- Anda juga dapat menggunakan metode lain yang Anda tahu untuk segera mengalihkan pikiran balita dari topik yang menyebabkan agresi.
4. Istirahat bersama
- Setelah balita tenang, Anda dapat mempertimbangkan untuk memberi mereka waktu istirahat. Istirahat adalah cara yang baik untuk memberi tahu anak bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Namun, sangat ideal bagi orang tua untuk bersama dengan balita sehingga tidak terlihat kasar.
- Bawa anak keluar dari situasi dan ke tempat di mana tidak ada gangguan; seperti ruangan lain di rumah atau sudut tenang di taman.
- Dengan tenang jelaskan apa yang mereka lakukan salah dengan nada rendah. Gunakan kata-kata dan contoh yang bisa dimengerti anak.
- Gunakan batas waktu untuk diskusi. Bersikap terbuka terhadap apa yang dikatakan balita dan dengarkan mereka dengan sabar. Ini dapat memberi Anda wawasan tentang penyebab agresi balita.
Bagaimana cara mencegah agresi pada balita?
Berikut ini hal-hal yang harus Anda lakukan untuk mencegah agresi pada balita.
- Tetapkan aturan dan batas: Tetapkan aturan untuk berapa lama anak bisa bermain dan dengan mainan apa. Ajari mereka batasan: apa yang bisa mereka lakukan dan tidak bisa lakukan untuk mengekspresikan diri ketika mereka marah. Beri tahu mereka bahwa dalam keadaan apa pun mereka tidak dapat mengenai atau menyerang seseorang.
- Tunjukkan konsekuensinya: Perkenalkan balita dengan peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari agresi mereka. Beberapa contoh adalah “Anda memukul John di taman. Dia merasa terluka dan menangis. Sekarang dia merasa sedih dan tidak ingin bermain denganmu. Apakah itu membuat Anda sedih? "," Anda memecahkan mainan itu dengan marah, dan sekarang Anda tidak punya mainan yang bagus untuk dimainkan. "Melihat hasilnya dapat membantu menghalangi agresi balita.
- Dapatkan reaksi yang konsisten: Sangat penting untuk memiliki respons yang sama setiap kali anak menjadi agresif. Konsistensi mencegah balita dari mendapatkan pesan campuran. Si kecil menyadari bahwa agresi selalu salah, apa pun situasinya.
- Ajarkan metode untuk mengatasi pemicu: Ajari balita bagaimana menghadapi situasi tanpa ledakan. Misalnya, beri tahu mereka untuk berbicara dengan sopan kepada orang tersebut (“Bolehkah saya mengembalikan mainan saya?”, “Tolong jangan dorong saya saat kami bermain”) Anda juga dapat mengajari anak itu untuk keluar dari situasi jika perlu.
- Berikan pilihan: Berikan alternatif yang memadai kepada balita untuk menciptakan rasa kontrol di dalamnya. Misalnya, jika anak Anda mengamuk tentang bermain permainan saat waktu tidur, berikan mereka pilihan untuk mendengarkan cerita pengantar tidur diikuti dengan lampu mati. Beri mereka kebebasan untuk memilih buku apa saja yang ingin mereka baca sehingga mereka merasa itu adalah keputusan mereka untuk membaca.
- Ciptakan lingkungan yang kondusif: Ciptakan suasana yang cenderung memicu agresi. Jika anak Anda kewalahan dan agresif saat bermain berkelompok, biarkan mereka bermain dengan hanya satu atau dua anak. Jika anak Anda selalu bertengkar dengan sepupu yang agresif, maka jauhkan mereka dari satu sama lain. Kadang-kadang, menghindari pemicunya adalah semua yang diperlukan untuk mencegah agresi pada balita.
- Persiapkan mereka untuk perubahan: Perubahan tiba-tiba bisa sangat menyebalkan bagi anak-anak kecil. Mempersiapkan balita untuk situasi yang berbeda dapat mencegah reaksi agresif nantinya. Misalnya, jika Anda berada di taman dan sudah waktunya untuk pergi, beri tahu balita bahwa Anda semua akan pergi dalam 20 menit ke depan. Ingatkan mereka tentang hal itu dua kali atau tiga kali setelah Anda memberi tahu mereka pertama kali. Memberi tahu mereka sebelum acara memberi mereka cukup waktu untuk memproses informasi dan menerimanya.
- Tetapkan teladan peran positif: Balita meniru apa yang mereka lihat. Mereka belajar perilaku agresif ketika mereka melihat bahwa orang tua atau wali atau karakter dari TV atau permainan yang mereka mainkan agresif. Jadi berhati-hatilah dengan keadaan Anda di sekitar mereka dan perhatikan juga jenis acara TV atau game yang mereka tonton.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.