Albuterol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Albuterol merupakan salah satu obat utama yang digunakan untuk pengobatan penyakit asma. Penyakit asma dapat mengganggu pernapasan sehingga obat albuterol dibutuhkan untuk merelaksasikan otot napas. Albuterol paling banyak dipakai sebagai obat hirup (inhaler) pada pasien asma, tetapi pada topik ini akan dijelaskan mengenai albuterol oral atau minum, baik penjelasan, cara penggunaan, serta efek samping.

Albuterol merupakan salah satu jenis obat bronkodilator adrenergik. Obat berjenis bronkodilator adrenergik bertujuan untuk merelaksasikan otot-otot polos saluran nafas dengan membuka tuba bronkial pada paru-paru sehingga melegakan pernapasan akibat asma. Gejala asma seperti batuk dan mengi yang disebabkan hipersensitivitas yang dapat dihambat dengan reseptor adregenik.

Produksi AMP atau adenosine monophosphate juga dirangsang guna merelaksasikan otot polos.

Mengenai Albuterol

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet, inhaler

Kandungan:

Obat golongan bronkodilator adrenergik

Manfaat Albuterol dalam gangguan napas

Asma

Asma adalah suatu penyakit gangguan pernapasan yang dapat terjadi baik pada anak-anak atau orang dewasa. Penyakit ini bersifat jangka panjang akibat penyempitan saluran napas yang semakin kronis hingga menimbulkan gejala. Gejala yang dapat terjadi pada penderita asma antara lain:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Batuk
  • Suara mengi saat menarik napas

Asma paling banyak terjadi akibat pemicu seperti asap rokok, bau limbah, debu binatang, zat kimia udara dingin, hingga infeksi yang masuk ke tubuh dan merusak tuba di paru-paru. Otot di paru menjadi kaku dan pernapasan semakin sulit dilakukan, serta suara mengi muncul akibat penyempitan saluran napas. Dahak dan batuk juga timbul akibat timbunan infeksi yang melekat pada permukaan tuba bronkial di paru-paru.

PPOK

PPOK atau penyakit paru obstuksi kronis merupakan infeksi atau peradangan jangka panjang dimana terjadi hambatan pada paru-paru akibat terhalangnya aliran udara karena penumpukan lendir. Merokok menjadi pemicu utama terjadinya PPOK. Resiko paling berat yang dapat terjadi adalah kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan lainnya. Gejala yang dapat terjadi pada penderita PPOK antara lain:

  • Batuk berdahak
  • Mengi
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Kebiruan pada bibir dan jari-jari
  • Berat badan menurun

Sediaan Albuterol

Obat albuterol tersedia dalam bentuk oral, injeksi, dan hirup. Baik sebagai obat salbutamol, dosis yang terkandung dalam setiap sediaan tentu berbeda. Pada sediaan oral, albuterol tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 2 mg hingga 4 mg, sedangkan pada sediaan kapsul, tersedia dengan dosis yang sama. 

Beda halnya dengan sediaan hirup, dosis albuterol inhaler tersedia dalam 2 jenis yaitu dosis 200 dan 400. Apabila diperlukan alat nebulizer, albuterol disediakan dengan dosis cair 2,5mg/2,5 ml. Pada tablet injeksi, albuterol tersedia dengan dosis 0,5 miligram per mililiter injeksi.

Dosis Albuterol

Albuterol oral dalam bentuk tablet diberikan dalam dosis 2 hingga 4 miligram dalam 3 kali sehari pada pasien dewasa. Sedangkan pada usia 6 hingga 12 tahun diberikan 2 hingga 3 miligram sehari sekali.

Pada anak dibawah usia 6 tahun, dosis kecil sebanyak 0,1 miligram perkilogram 3 kali sehari dapat diberikan.

Albuterol disimpan di tempat dengan suhu ruangan dan kondisi kering. Jauhkan dari cahaya matahari dan anak-anak. Selalu perhatikan tanggal kadaluarsa sebelum diminum. 

Efek samping Albuterol Oral

Efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan obat albuterol sebenarnya tidak begitu signifikan dapat terjadi pada semua orang. Efek samping timbul mulai ringan hingga berat pat orang yangb erbeda-beda. Beberapa efek samping yang sering ditemukan antara lain:

Interaksi Obat

Beberapa interaksi antara obat albuterol yang bersamaan dengan obat lainnya menimbulkan penurunan fungsi obat seperti pada kombinasi obat albuterol dengan diuretik, antidepresan, obat penurun tekanan darah tinggi jenis beta bloker, serta obat digoksin.

Selalu beritahukan dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain baik yang dijual bebas maupun dari resep dokter.

Penggunaan Albuterol pada ibu hamil dan menyusui

Hingga saat ini belum ada standar keamanan pada konsumsi obat albuterol pada ibu hamil dan menyusui. Hasil penelitian membuktikan bahwa albuterol dapat melalui air susu ibu sehingga tidak disarankan untuk dikonsumsi pada ibu menyusui.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ventolin HFA- albuterol sulfate aerosol, metered. (2014). (https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=d92c5d6b-ff10-4087-36a2-1cfc464cb967)
Proventil HFA – albuterol sulfate aerosol, metered. (2016). (https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=f454947c-6055-474b-bf35-29a379e01aa3)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app