Banyak wanita yang merasa terganggu dengan aroma vagina mereka, kemudian menggunakan sabun pembersih vagina untuk membuat aroma vagina menjadi lebih wangi. Survey di Amerika menyatakan 20-40% wanita berusia 15-44 tahun menggunakan sabun pembersih vagina.
Namun bagaimanakah efek sabun pembersih wanita terhadap kesehatan, berikut pembahasannya.
Aroma area intim yang normal
Iklan sabun pembersih area kewanitaan banyak yang mengklaim dapat menghilangkan bau tak sedap dan dapat membuat area kewanitaan Anda menjadi lebih kesat.
Namun pada dasarnya aroma normal area kewanitaan memang tidak beraroma harum layaknya bunga dan juga tidak beraroma seperti obat atau bahan kimia lainnya.
Aroma area kewanitaan yang normal memang berbau khas pada setiap orang dan umumnya beraroma agak asam. Hal ini dikarenakan pH atau tingkat keasaman pada area kewanitaan normal adalah asam.
Berdasarkan penelitian aroma ini hanya tercium pada radius 30 centimeter, sehingga Anda tak perlu khawatir tentang aroma khas tersebut.
aroma area kewanitaan juga bisa berubah-ubah seiring dengan siklus menstruasi. Pada masa akhir menstruasi aromanya akan semakin kuat. Hal ini disebabkan karena perubahan hormone dan sisa lapisan dinding rahim yang luruh saat menstruasi.
Meskipun beraroma agak masam, umumnya aromanya tidak terlalu menyengat dan tak sedap.
Aroma yang menyengat dan tidak sedap kemungkinan hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri patogen. Jika area vagina Anda mengeluarkan aroma seperti itu dan mengeluarkan cairak agak kekuningan sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Perlukah sabun pembersih area kewanitaan?
Penggunaan sabun pembersih secara rutin dapat mengganggu ekosistem area kewanitaan Anda yang unik dan dinamis. Perkembangan bakteri fisiologis, bakteri patogen, pH, dan kelembaban sudah dapat menjalankan fungsinya tanpa bantuan dari Anda.
Jika ekosistem ini Anda ganggu maka akan menimbulkan berbagai macam masalah pada area kewanitaan Anda.
Membersihkan area kewanitaan dengan sabun dapat membunuh bakteri fisiologis yang dapat membantu tubuh Anda, serta merubah pH yang seharusnya asam menjadi lebih netral. Perubahan pH ini dapat meningkatkan resiko keputihan dan infeksi bakteri.
Ada juga studi yang mengatakan penggunaan sabun saat hamil dapat meningkatkan resiko lahir prematur.
Selain itu penggunaan sabun pembersih sekali dalam seminggu dapat meningkatkan resiko infeksi rahim. oleh karena itu sangat tidak dianjurkan untuk membersihkan area kewanitaan secara berlebihan, karena merupakan area sensitif.
Cara membersihkan area kewanitaan
Menurut para ahli ginekologi, sebaiknya penggunaan sabun pembersih area kewanitaan sebisa mungkin dihindarkan. Hal ini dikarenakan tidak semua sabun pembersih kewanitaan sesuai dengan area kewanitaan Anda. Biarkan area kewanitaan Anda memiliki aroma normal yang memang seperti itu.
Jika memang ingin menghilangkan bau tak sedap area kewanitaan, cukup bersihkan dengan air hangat setiap kali mandi.
Jika memang harus menggunakan sabun pembersih area kewanitaan, pilihlah sabun yang tidak memiliki wangi yang terlalu menyengat dan alami, sehingga terhindar dari bahan kimia berbahaya.
Saat membersihkan area kewanitaan Anda lakukan dari depan ke belakang, agar tidak Anda bakteri dari anus yang ikut terbawa ke area kewanitaan Anda. Pastikan juga hanya membersihkan bagian luar saja agar tidak menyebabkan iritasi.
Kemudian langsung keringkan dengan menggunakan handuk. Lakukan hal yang sama setelah buang air kecil dan besar.
Jika ingin membersihkan berbagai mikroorganisme patogen seperti bakteri, jamur dan parasite, sebaiknya Anda menggunakan antiseptik dengan kandungan povidine-iodine untuk membersihkan area kewanitaan Anda.
Lakukan pembersihan hanya bagian luar saja dan segeralah dikeringkan dengan handuk.
Jadi sebisa mungkin hindarilah penggunaan sabun pembersih area kewanitaan, meskipun iklannya sangat meyakinkan tetapi penelitian medis membuktikan banyak efek negatif di balik itu.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.