Antibiotik kerap dijadikan 'obat jitu' untuk mengobati berbagai penyakit. Pasalnya, tidak sedikit orang yang sering menanyakan resep antibiotik pada dokter, terlepas dari apa pun keluhannya. Padahal, tentu tidak semua penyakit butuh antibiotik. Lantas, bagaimana dengan Amoxicillin, apakah boleh diminum sebagai obat batuk? Berikut penjelasannya.
Apakah Amoxicillin boleh dipakai sebagai obat batuk?
Antibiotik adalah jenis obat yang biasanya diresepkan untuk mengobati penyakit maupun radang akibat infeksi bakteri. Obat ini membutuhkan resep dokter, sehingga tidak bisa diperoleh sembarangan di apotek tanpa memiliki resep dokter telrebih dahulu.
Penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi bakteri tentu tidak membutuhkan antibiotik. Alih-alih menyembuhkan, penggunaan yang tidak tepat malah bisa merugikan tubuh. Lantas, apakah Amoxicillin boleh dikonsumsi sebagai obat batuk?
Nyatanya, penggunaan antibiotik Amoxicillin untuk batuk ternyata tidak efektif. Bahkan, efeknya tidak lebih baik untuk menghilangkan gejala daripada mengobati batuk tanpa antibiotik.
Temuan ini adalah hasil dari penelitian terkontrol "Antibiotics for Acute Uncomplicated Lower Respiratory Tract Infection" yang dipublikasikan tahun 2012 di The Lancet Infectious Diseases. Pasien yang diteliti merupakan penderita batuk akibat infeksi saluran pernapasan bagian bawah, tapi bukan disebabkan oleh pneumonia atau radang paru-paru dengan gejala yang berat.
Menurut peneliti yang memimpin jalannya riset, Paul Little dari University of Southampton, pasien yang diberi Amoxicillin tidak pulih lebih cepat atau memiliki gejala yang secara signifikan lebih sedikit. Pada pasien yang tidak dicurigai menderita pneumonia, penggunaan amoksisilin dinilai tidak membantu mengobati infeksi saluran pernapasan, bahkan bisa berbahaya.
Terlalu sering menggunakan antibiotik, terutama bila tidak efektif, malah dapat menyebabkan efek samping (misalnya diare, ruam, muntah). Lebih buruknya lagi, hal ini bisa menimbulkan resistensi bakteri penyebab penyakit dalam tubuh.
Hasil uji coba terkontrol secara acak tersebut tidak menunjukkan perbedaan durasi gejala atau tingkat keparahan gejala rata-rata untuk pasien yang menerima antibiotik dibandingkan dengan pasien yang hanya diberi plasebo (pil kosong).
Mengobati batuk harus memperhatikan penyebabnya
Sebenarnya, batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan dahak yang berpotensi menghalangi saluran napas. Batuk itu sendiri menjadi salah satu gejala dari infeksi saluran pernafasan yang bisa disebabkan oleh virus ataupun bakteri.
Infeksi virus adalah yang paling umum pada sebagian besar kasus. Jika virus yang menjadi penyebabnya, maka penggunaan antibiotik termasuk amoxicillin memang tidak ada artinya, alias tidak diperlukan.
Jika memaksakan penggunaan amoxicillin untuk batuk seperti ini, maka yang timbul malah efek merugikan. Efek sampingnya pun tak bisa diremehkan ebgitu saja.
Apabila batuk disebabkan oleh infeksi bakteri, maka penggunaan Amoxicillin dan antibiotik lainnya mungkin masih memiliki efek menguntungkan. Tetapi lagi-lagi, hal ini sangat tergantung dari jenis bakteri yang menyebabkannya.
Perlu diketahui bahwa setiap jenis antibiotik memiliki rentang kerjanya sendiri untuk jenis bakteri tertentu. Ada bakteri yang peka atau dapat dilumpuhkan (sensitif) dengan antibiotik, tapi ada juga bakteir yang kebal (resisten) terhadap antibiotik.
Baca juga:
Cara membedakan batuk karena bakteri atau virus
Bukan hal yang mudah untuk membedakan apakah batuk disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Namun, hal ini sangat penting untuk menentukan pengobatan, termasuk penggunaan antibiotik seperti Amoxicillin untuk batuk.
Satu-satunya cara yang dapat diandalkan adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. Dokter dapat mendiagnosis penyebab batuk Anda melalui riwayat medis Anda dan pemeriksaan fisik. Jika itu saja tidak cukup, mungkin diperlukan tes darah atau kultur dahak untuk membantu menentukan infeksi virus atau bakteri.
Begini cara membedakan batuk karena virus atau bakteri, antara lain:
1. Gejala apa yang menyertai
Jika batuk Anda saat ini diberengi oleh flu atau pilek dan memang di sekitar Anda banyak yang terkena flu, kemungkinan besar ini disebabkan oleh virus. Itu artinya, Anda tidak memerlukan antibiotik untuk mengobati batuk.
Lain halnya, apabila batuk tersebut muncul dari awal tanpa flu dan Anda juga mengalami demam atau bahkan sesak napas, maka hal ini mungkin disebabkan oleh bakteri.
2. Durasi batuknya
Batuk akibat virus umumnya tidak berlangsung lama, tidak sampai lebih dari 3 minggu. Namun, batuk yang awalnya akibat virus, misalnya kelanjutan dari flu, bisa jadi 'ditunggangi' oleh bakteri. Akibatnya, gejala batuk bisa memburuk bahkan lebih lama sembuhnya (1 bulan atau lebih).
3. Warna dahak
Memperhatikan warna dahak bisa membantu menentukan apakah batuk Anda disebabkan oleh virus maupun bakteri. Jika wanra lendir tampak hijau atau kuning, maka ini bisa jadi pertanda infeksi bakteri.
4. Lihat tenggorokan
Bintik putih pada tonsil atau amandel bisa menjadi pertanda infeksi bakteri. Sakit tenggorokan yang tidak disertai gejala flu atau pilek lainnya dicurigai sebagai radang tenggorokan yang sangat membutuhkan antibiotik.
Terlepas dari efektif atau tidaknya penggunaan Amoxicillin untuk batuk, Anda tetap tidak disarankan mengobati batuk dengan minum antibiotik jenis apa pun. Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab batuk dan aman atau tidaknya Anda minum antibiotik sebagai obat batuk.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.