Anak dengan kondisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan kondisi dimana anak sulit untuk dapat berkonsentrasi akan suatu hal. Meski begitu, tidak semua anak yang hiperaktif serta sulit untuk berkonsentrasi dalam suatu hal seperti belajar terkategori sebagai anak ADHD.
Hal ini dikarenakan banyak anak normal yang juga sangat aktif dan sulit konsentrasi ketika belajar.
Oleh karena itu, jika Anda memiliki anak yang sangat aktif dan sulit berkonsentrasi jangan buru-buru untuk mengatakan bahwa anak Anda ADHD. Berikut adalah hal-hal terkait ADHD yang perlu Anda ketahui:
Diagnosis anak dengan ADHD
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa anak dengan ADHD tidak mudah untuk terdiagnosis. Anda sebagai orangtua harus memahami perbedaan dari segi gejala seorang anak ADHD dengan anak normal namun sangat aktif.
Anak yang sulit berkonsentrasi dalam belajar juga bisa jadi karena si anak malas belajar atau karena sudah ingin bermain.
Untuk melakukan diagnosis ADHD, Anda harus melakukan pemeriksaan fisik hingga psikis anak. Pemeriksaan harus dilakukan oleh dokter anak yang bekerjasama dengan psikiater.
Ketika pemeriksaan, perlu juga untuk menghadirkan guru di sekolah sehingga guru dapat memberikan keterangan mengenai kondisi anak di sekolah. Proses diagnosis ini pun tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat.
Untuk memastikan hasil diagnosis, biasanya dokter anak juga akan mengecek kondisi fisik anak seperti tes darah lengkap, tes fungsi tiroid, MRI otak dan tes fungsi hati. Pemeriksaan ADHD bertujuan untuk:
- Mengetahui apakah anak memang menderita ADHD.
- Mengetahui gangguan mental lain yang mungkin diderita anak
- Mengetahui tingkat keparahan ADHD
- Mengetahui adanya penyakit lain yang bisa memperparah ADHD
Gejala anak menderita ADHD
Anak dengan ADHD umumnya akan terlihat dari segi sulitnya untuk memusatkan perhatian akan suatu hal. Mereka juga seringkali menunjukkan perilaku yang impulsif dan hiperaktif.
Meski hal ini mungkin juga kerap dialami oleh anak normal, namun anak ADHD menunjukkan gejala yang lebih parah dan selalu muncul.
Berikut adalah gejala yang umumnya muncul:
- Sulit untuk memusatkan perhatian
Sulit untuk memusatkan perhatian umumnya akan diketahui ketika anak telah memasuki masa sekolah. Guru akan melihat bahwa anak dengan ADHD umumnya:
- Sulit untuk fokus dalam suatu hal
- Perhatian anak ADHD sangat mudah teralihkan
- Ketika diajak berbicara langsung, anak ADHD menunjukkan ciri kurang memerhatikan dan tidak mendengarkan pembicaraan
- Sangat sulit untuk mengikuti instruksi yang diberikan
- Tidak suka untuk mengerjakan aktivitas yang perlu memusatkan perhatian.
Ada anak yang menderita ADHD yang sulit untuk memusatkan perhatian namun tidak hiperaktif. Anak ADHD yang seperti ini artinya mengalami ADHD jenis inatentif.
- Pola perilakunya hiperaktif serta impulsive
Selain sulit untuk memusatkan perhatian, ada pula anak ADHD yang sangat hiperaktif dan impulsive. Contohnya seperti di bawah ini:
- Ketika sedang jam pelajaran di kelas, anak dengan ADHD impulsive akan sulit untuk duduk diam di tempat duduk
- Selalu berlari-lari dan memanjat sesuatu yang seharusnya tidak boleh dipanjat
- Mengganggu kegiatan orang lain bahkan setelah dimarahi juga tidak peduli
- Ketika sedang duduk akan selalu menggerakkan bagian tubuh tertentu seperti tangan dan kaki
- Sering memotong perkataan orang lain yang sedang berbicara dengannya.
Ada banyak cara untuk mengatasi perilaku anak ADHD. Jika Anda menemukan gejala di atas pada anak atau keluarga terdekat Anda, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan tepat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.