Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada di bawah nilai normal (kurang darah). Nilai normal hemoglobin pada pria dewasa 13- 17,5 gr/dl dan pada wanita dewasa 12-15,5 gr/dl.
Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya tumbullah gejala anemia. Gejala anemia seperti lemah, letih dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen dan nutrisi.
Kurang darah (anemia) ini berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah, sedangkan anemia adalah kurangnya sel darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Hal ini perlu perjelas di sini karena masih banyak pasien yang salah dalam mengartikan anemia (kurang darah).
Penyebab Anemia
Terdapat lebih dari 400 jenis anemia berdasarkan penyebabnya, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Kehilangan Darah
Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb. Namun perdarahan dapat terjadi perlahan-lahan dalam jangka waktu yang panjang, dan ada kalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh :
- Penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker
- Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan di saluran pencernaan.
- Menstruasi dan melahirkan pada wanita, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan.
Baca juga: BAB Berdarah
2. Kurangnya Produksi Sel Darah Merah
Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin. Selain itu mungkin juga terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal.
Penyebab anemia jenis ini biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait dengan penyebab anemia ini antara lain :
- Anemia sel sabit
- Anemia defisiensi besi
- Kekurangan vitamin B12, asam folat
- Masalah sumsum tulang dan stem cell
- Kondisi kesehatan lain
3. Kerusakan Sel Darah Merah
Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem peredaran darah, maka sel tersebut dapat pecah secara prematur dan menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat muncul saat lahir atau berkembang di kemudian hari, dan terkadang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab anemia hemolitik yang telah diketahui antara lain :
- Kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sel sabit, thalassemia, leukima, hemolisis.
- Stres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan tertentu.
- Racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal.
- Serangan yang tidak tepat oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu terjadi pada janin yang dikandung wanita hamil).
- Cangkok vaskular, katup jantung prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan bahan kimia, hipertensi berat, dan gangguan pembekuan darah.
- Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel darah merah dan menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis.
Faktor Risiko Anemia
Berbeda dengan penyebab anemia, faktor risiko berikut ini meningkatkan peluang seseorang untuk terkena anemia :
- Kekurangan vitamin. Kekurangan zat besi, vitamin B12 dan asam folat meningkatkan resiko anemia.
- Gangguan usus. Gangguan usus akan mengganggu penyerapan nutrisi, seperti penyakit Crohn dan penyakit Celiac, akibatnya dapat meningkatkan risiko anemia.
- Menstruasi. Wanita yang masih menstruasi risiko anemianya lebih besar daripada laki-laki dan wanita pasca menopause, karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah.
- Kehamilan. Ibu hamil memiliki risiko anemia defisiensi besi karena zat besi harus melayani peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin.
- Penyakit kronis. Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal atau hati, dll. Biasa berupa anemia defisiensi besi.
- Riwayat keluarga. Memiliki penyakit anemia seperti anemia sel sabit.
- Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun (Baca: Penyakit Lupus), alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.
Baca juga: Anemia Pada Ibu Hamil
Ciri-Ciri Atau Gejala Anemia
Seseorang yang mengalami anemia bisanya memiliki ciri-ciri dan gejala anemia sebagai berikut :
- Kelelahan
- Lemah dan cepat capek
- Pucat
- Konjuctiva anemis atau terlihat lebih putih
- Mudah mengantuk
- Sakit kepala
- Tangan dan kaki dingin
- Pingsan
- Pusing, terutama ketika orang tersebut berdiri
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas
- Detak jantung cepat atau jantung berdebar, terutama pada saat beraktivitas.
- Nyeri dada
- Penurunan konsentrasi dan daya ingat
Gejala anemia terkadang tidak jelas, terutama pada orang muda yang secara fisik terlihat sehat, padahal tingkat hemoglobinnya bisa jatuh secara signifikan tanpa menunjukkan gejala anemia sama sekali. Dalam kasus lain, gejala anemia dapat berkembang secara bertahap selama beberapa bulan atau tahun.
Kapan Harus Ke Dokter?
Jika Anda mengalami beberapa gejala anemia seperti di atas sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Dokter akan memeriksa lebih lanjut apakah benar Anda mengalami anemia atau penyakit lain yang memiliki gejala yang mirip. Untuk mendiagnosis anemia, dokter akan merekomendasikan :
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan conjunctiva mata, pemeriksaan akral tangan dan kaki, pemeriksaan jantung (frekuensi detak jantung, irama jantung), paru-paru (pernafasan), hati, limpa, ginjal untuk menentukan tingkat keparahan.
2. Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/ CBC) digunakan untuk menghitung jumlah sel-sel darah merah, kekentalan darah (hemtokrit), hemoglobin (Hb). Pemeriksaan ukuran dan bentuk sel darah merah dengan melihat MCH (Mean Corpuscular Haemoglobin) dan MCHC (Mean Corpuscular Haemoglobin concentration).
Nilai Normal Hematokrit
- Pria = 38,8-50%
- Wanita = 34,9-44,5%
Nilai Normal Hemoglobin (Hb)
- Pria = 13-17,5 gram per desiliter (g/dl)
- Wanita = 12-15,5 gram per desiliter (g/dl)
Beberapa sel darah merah juga dapat diperiksa ukuran, bentuk dan warnanya. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan diagnosis. Sebagai contoh, pada anemia defisiensi besi, sel darah merah lebih kecil dan lebih pucat warnanya (anemia hipokrom mikrositer). Dalam kasus anemia defisiensi vitamin, sel darah merah berukuran besar dan jumlahnya sedikit (anemia megaloblastik).
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.