Kebanyakan bunda selalu khawatir jika melihat bentuk kepala bayinya tidak simetris, atau orang awam lebih sering menyebutnya kepala peyang. Namun apakah kepala peyang berbahaya? Simak penjelasannya melalui artikel berikut.
Dalam bahasa medis, kepala peyang digolongkan menjadi 2 macam plagiocephaly dan brachycephaly. Kepala peyang pada bayi bisa disebabkan oleh waktu berbaring telentang yang terlalu lama.
Tekanan ini kemudian menyebabkan bentuk kepala yang seharusnya bulat menjadi rata di bagian belakang, dan fitur muka jadi tidak simetris. Pasalnya, bayi dilahirkan dengan tulang tengkorak yang masih lunak sehingga dapat berubah-ubah.
Dalam beberapa kasus, kepala peyang disebabkan karena adanya tekanan besar di jalur lahir saat kelahiran. Kepala peyang juga lebih rentan dialami oleh bayi prematur karena tulang tengkorak mereka yang jauh lebih lunak daripada bayi yang lahir tepat waktu.
Tapi tenang, kepala bayi peyang bisa diatasi dengan berbagai cara mudah.
Secara umum kepala peyang di golongkan menjadi 2 berdasarkan bentuk kepala bayi yaitu plagiocephaly dan brachycephaly. Berikut akan dijelaskan mengenai keduanya
Apa itu Plagiocephaly?
Meskipun terdengar aneh, istilah plagiocephaly secara harfiah berarti "kepala miring." (Dari bahasa Yunani: "plagio" yang berarti miring dan "cephale" yang berarti kepala.) Pada kasus plagiocephaly, bentuk kepala menyerupai genjang genjang jika dilihat dari atas.
Ciri-ciri bayi dengan plagiocephaly:
- Kepala datar di satu sisi
- Satu telinga lebih maju dari yang lain
- Satu mata lebih kecil dari yang lain
- Satu pipi lebih gemuk dari yang lain
- Bentuk kepala menyerupai jajar genjang dari atas
Apa itu brachycephaly?
Istilah brachycephaly berasal dari bahasa Latin, "brachy" yang berarti pendek dan "cephaly" yang berarti kepala. Pada kasus brachycephaly, bagian belakang kepala menjadi rata, menyebabkan bentuk kepala bagian belakang rata dan tinggi namun wajah dan terlihat tidak normal karena terlihat pendek jika dibandingkan dengan kepala keseluruhan.
Karakteristik Umum:
- Kepala lebih lebar dari biasanya
- Tinggi kepala tidak normal
- Bagian belakang kepala rata bukan melengkung
- Wajah tampak kecil relatif terhadap ukuran kepala
- Bagian kepala yang paling lebar berada tepat di atas telinga
- Ujung telinga menonjol
- Bentuk kepala menyerupai trapezoid dari atas
Apa penyebab kepala peyang?
Kepala peyang sangat umum terjadi, kepala peyang terjadi pada 47% kelahiran di seluruh dunia, banyak faktor yang dapat menyebabkan kepala peyang pada bayi.
Kepala bayi bisa menjadi peyang karena beberapa alasan, yaitu :
- Posisi di dalam kandungan
- Bayi kembar
- Lahir prematur
- Torticollis
- Kereta dorong atau tempat duduk khusus bayi
- Tidur dengan posisi terlentang
Bayi yang terjebak dalam satu posisi atau tidak memiliki cukup ruang untuk bergerak dalam kandungan beresiko terkena plagiocephaly. Posisi sungsang juga bisa menyebabkan bentuk kepala tidak normal.
Plagiocephaly umum terjadi pada kasus kelahiran kembar, di mana ruang terbatas dapat menyebabkan distorsi kepala.
Bayi prematur memiliki tengkorak yang sangat lembek, membuat mereka lebih rentan terhadap perubahan bentuk kepala. Bayi-bayi yang lahir secara premature, umunya menghabiskan waktu yang lama di NICU, dalam posisi tidur yang sama dalam waktu lama, dan memperbesar resiko mereka memiliki bentuk kepala peyang.
Congenital Muscular Torticollis (CMT) adalah suatu kondisi di mana otot leher sangat tegang, menyebabkan kepala bayi membelok ke satu sisi. Torticollis sering menyebabkan kepala bayi dipegang dalam satu posisi, sehingga dapat menyebabkan plagiocephaly.
Sementara di Kereta dorong atau tempat duduk khusus bayi, kepala lunak bayi sering diletakkan di atas permukaan yang kaku dan tidak flexible. Meskipun tidak digunakan secara terus menerus, tapi membiarkan bayi tidur di atas permukaan seperti itu dapat meningkatkan risiko plagiocephaly.
Sangat erat kaitannya antara tidur dengan posisi terlentang dan plagiocephaly pada bayi.
Sementara American Academy of Pediatrics masih merekomendasikan tidur dengan posisi terlentang untuk mencegah Sindrom Kematian Bayi Mendadak, mereka juga merekomendasikan untuk sering memutar kepala bayi.
Akankah kepala peyang mempengaruhi perkembangan otak bayi?
Tidak. Sementara plagiocephaly tidak akan memiliki efek berbahaya pada perkembangan neurologis bayi Anda jika tidak diobati sekalipun. Namun bentuk kepala anak Anda tidak akan normal jika Anda tidak melakukan penanganan dan akan mempengaruhi penampilan dan tingkat kepercayaan diri anak Anda.
Ya. Gangguan bentuk kepala bayi dapat disebabkan karena Craniosynostosis, yaitu sebuah kondisi dimana bayi memiliki bentuk kepala yang tidak normal, akibat pembentukan dan penyatuan yang terlalu dini (awal) pada bagian tulang-tulang kepalanya.
Sementara untuk jenis peyang Craniosynostosis, dampaknya cukup berbahaya karena bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan otak. Menutupnya bagian tulang-tulang kepala bayi sebelum waktunya itu membuat otak bayi tidak dapat tumbuh dengan optimal, karena tidak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dan berkembang.
Akibatnya, tentu saja pertumbuhan dan perkembangan otak bayi akan terganggu, segera konsultasikan dengan dokter Anda untuk penanganan selanjutnya.
Namun, Anda tak perlu terlalu khawatir, karena kondisi Craniosynostosis ini termasuk cukup jarang terjadi.
Cara mencegah atau menangani kepala peyang pada bayi?
-
Sering mengubah posisi tidur bayi
Sering-seringlah untuk mengubah-ubah posisi tidur bayi Anda. Artinya, jangan biarkan bayi Anda hanya tidur dengan satu posisi saja. Tidur hanya dalam satu posisi saja akan memberikan tekanan yang terus-menerus pada satu titik (bagian tertentu) pada kepala bayi, sehingga membuat bagian yang terus-menerus mendapat tekanan tersebut menjadi peyang atau rata -
Gunakan bantal khusus untuk mencegah kepala bayi peyang
Untuk mencegah kepala bayi jadi peyang karena sering tidur dalam posisi telentang, sebaiknya gunakan bantal khusus untuk bayi (biasa disebut bantal peyang). Penggunaan bantal tersebut dapat memperkecil kemungkinan timbulnya bentuk kepala yang peyang atau rata pada satu bagian sisi saja -
Perbanyak Tummy Time
Pada waktu bermain, sering-seringlah membaringkan bayi Anda dalam keadaan tengkurap dan bertumpu pada perutnya atau biasanya disebut tummy time. Posisi ini sangat baik untuk perkembangan bayi, karena selain sebagai terapi untuk mencegah peyang pada kepala bayi, posisi ini juga membuat otot lengan, leher, pundak, dan dada bayi jadi semakin kuat -
Variasikan cara menggendong bayi
Bayi yang sering tertidur dalam gendongan juga diduga dapat memiliki bentuk kepala yang peyang. Sebaiknya sering-seringah mengubah posisi gendongan Anda, jangan biarkan bayi tertidur pada posisi yang sama terlalu lama. Renggangkan juga ikatan gendongan bayi anda agar tidak terlalu kencang mengikat tubuhnya -
Latih bayi agar sering mengubah posisi tubuhnya
Bila Anda melihat bahwa salah satu sisi kepala bayi Anda tidak rata atau peyang, coba rangsang dan latih bayi Anda untuk mengubah posisi tubuhnya. Jangan biarkan bayi untuk berada dalam satu posisi yang sama terus-menerus, misalnya terus-menerus menghadap ke arah samping kanan, atau terus-menerus terlentang -
Ubah posisi tempat tidur bayi
Berikan bayi Anda pandangan baru dengan mengubah posisi tempat tidurnya, supaya ia dapat melihat dari sisi yang berbeda-beda. Misalnya dengan meletakkan posisi tempat tidur bayi pada tempat yang berlawanan dengan arah pintu. Sehingga saat Anda datang, bayi Anda akan memutar kepalanya untuk melihat ke arah Anda datang -
Menggunakan helm khusus
Apabila perubahan posisi tidur bayi dan cara-cara di atas tidak berhasil, anda dapat mencoba menggunakan metode tertentu untuk mengatasi kepala bayi peyang, yaitu menggunakan helm khusus (cranial remoulding orthosis) yang diklaim dapat memperbaiki bentuk kepala bayi yang abnormal. Beberapa rumah sakit di luar negeri disebut-sebut sudah banyak yang menggunakan helm ini untuk mengobati kasus-kasus kelainan bentuk kepala bayi. Pengobatan umumnya membutuhkan waktu antara 3 sampai 4 bulan, tetapi bervariasi tergantung pada usia bayi dan tingkat keparahan dari asimetri tengkorak kepalany
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.