Bagi anda yang belum tahu atau bahkan baru pertama kali mendengar nama penyakit ini, sisterserkosis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi jaringan tubuh yang muncul akibat larva cacing pita atau taenia solium. Yang menakutkan dari penyakit ini adalah infeksi yang tidak terdeteksi secara dini.
Kemudian mengakibatkan kondisi tubuh yang sudah parah pada saat infeksi ini terdeteksi. Gejala yang muncul dibedakan berdasarkan besar, jumlah, lokasi dan tahapan yang diakibatkan oleh sistiserkosis. Umumnya penderita akan mengalami kejang karena larva cacing pita tersebut menyerang saraf pusat.
Kemudian diikuti dengan kelainan sarat local (lumpuh, gemetar dan mati rasa). Pada tahap yang lebih buruk, pasien akan mengalami penurunan kesadaran, disfungsi organ, stroke, disfungsi seksual, kelainan tulang belakang, hidrosefalus hingga membengkaknya otak.
Penyebab utama dari sistiserkosis adalah tertelannya telur cacing pita yang dikeluarkan oleh pengidap penyakit taeniasis yang kemudian menjadi larva dan tumbuh di tubuh manusia.
Larva tadi kemudian berubah menjadi sistiserkus yang dibagi menjadi tiga jenis yaitu hidup, degenerasi dan kalsifikasi. Untuk sistiserkus yang hidup umumnya tidak membuat peradangan namun yang degenerasi akan mengakibatkan peradangan dan munculnya antibody pada tubuh.
Biasanya sistiserkus yang mati setelah degenerasi akan terserap tubuh, namun ada juga yang kemudian menjadi kalsifikasi. Anda akan mudah terserang penyakit ini jika hidup dengan sanitasi yang buruk, tinggal dengan penderita taeniasis serta lingkungan yang jorok dan kotor dimana banyak babi hidup secara liar dan bebas.
Diagnosa Sistiserkosis
Untuk mendeteksi apakah terdapat gejala sistiserkosis, pasien bisa melakukan sejumlah pengencekan didampingi oleh dokter ahli. Diagnosis yang bisa dilakukan antara lain melalui CT Scan atau MRI, biopsi jaringan, tes darah, funduskopi dan anamnesa.
Pasien yang dinyatakan mengidap sistiserkosis biasanya dianjurkan untuk menkonsumsi sejumlah obat seperti antihelmintik (berguna untuk membunuh sistiserkosis yang masih hidup), kortikosteroid (obat anti radang), antikonvulsan (obat anti kejang) serta prosedur pembedahan jika dirasa perlu.
Pembedahan biasanya dilakukan untuk mengangkat kista cacing dengan ukuran lebih dari 10 cm. ada dua cara pembedahan yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah membuka tulang tengkorak dan yang kedua adalah dengan neuroendoskopi.
Komplikasi Yang Mungkin Terjadi Pada Penyakit Sistirsekosis
Komplikasi yang muncul akibat sistiserkosis antara lain adalah pembengkakan otak, hidrosefalus, epilepsy, stroke, meningkatnya tekanan intracranial, cacat, terganggunya komunikasi, herniasi otak bahkan kematian.
Pencegahan Sistiserkosis
Sebenarnya sistiserkosis ini bisa dicegah dengan melakukan sejumlah cara berikut ini. Yang pertama adalah membiasakan diri selalu cuci tangan setiap akan makan dan minum.
Sehabis buang air, cucilah tangan dengan sabun hingga bersih. Mencuci buah dan sayur dengan benar sebelum disantap. Hal ini dilakukan agar makanan kita terhindar dari telur cacing pita.
Masaklah makanan hingga benar-benar matang. Jangan memakan makanan dengan kondisi setengah matang atau bahkan mentah terutama bahan daging. Ini agar kita tidak menelan cacing pita atau larvanya. Karena jika sudah tertelan, maka akan sulit untuk terdeteksi karena sifat penyakit ini yang cenderung untuk susah dideteksi awal.
Biasanya baru terdeteksi setelah sekian tahun sejak terjadi infeksi pertama kali. Selain itu diperlukan gaya hidup yang sehat dan bersih. Selalu menjaga sanitasi rumah dan diri agar jauh dari kuman, bakteri dan virus yang ada dsekitar kita.
Pencegahan ini tidak bisa dilakukan seorang diri. Pencegahan haruslah melibatkan banyak orang mengingat faktor lingkungan juga sangat berpengaruh pada perkembangan dan penyebaran cacing pita.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.