Solar keratosis atau biasa disebut aktinik keratosis merupakan berubahnya kondisi kulit menjadi kasar serta bersisik disebabkan terpapar sinar matahari berlebih dan menahun.
Keadaan ini biasanya menyerang pada bagian kulit kepala, wajah, bibir, telinga, leher, lengan, sisi belakang tangan, dan tungkai. Pada banyaknya kasus solar keratosis dialami oleh pria berusia 40 tahun lebih atau yang sering beraktivitas di bawah sinar matahari dalam waktu yang lama.
Tidak semua keadaan akan diawali dengan gejala, bahkan gejala sering kali tidak terdeteksi. Meskipun jarang, solar keratosis bisa menyebabkan kanker kulit.
Penyebab terjadinya Solar Keratosis
Penyebab umum dari solar keratosis adalah karena paparan sinar matahari, atau sinar ultraviolet (UV) secara berlebihan. Kondisi ini umumnya terjadi di daerah dengan cuaca terik, contohnya Indonesia dan Australia. Pada dasarnya kulit dapat memperbaiki kerusakan minor dengan sendirinya.
Tetapi bagi yang sering terpapar sinar matahari dalam waktu yang lama, kemampuan kulit untuk menahan paparan tersebut akan turun dan menyebabkan solar keratosis. Ada juga sejumlah faktor yang bisa memicu solar keratosis, diantaranya adalah:
- Proses penuaan.
- Faktor genetik.
- Memiliki sedikit pigmen kulit.
- Menderita HIV/AIDS, leukemia, atau imunitas rendah.
- Mengkonsumsi obat yang dapat menurunkan kekuatan imunitas.
- Kemoterapi kanker.
- Transplantasi organ.
Gejala Solar Keratosis
Berikut ini merupakan tanda klinis yang umum ditemukan pada solar keratosis:
- Kulit kasar serta keras.
- Muncul sisik permukaan kulit.
- Kulit berubah kemerahan atau kecokelatan.
- Lokasi kelainan berdiameter 2,5 cm.
- Gatal atau panas di sekitar area kulit yang mengalami kelainan.
Penanganan Solar Keratosis
Pada dasarnya, solar keratosis bisa pulih dengan sendirinya, tetapi bisa kambuh kembali. Mengingat keadaan ini terkadang susah untuk dibedakan dengan gejala kanker kulit, maka pengobatan sangat dianjurkan.
Pengobatan tergantung pada banyaknya solar keratosis yang dialami, lokasi, ketebalannya, dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan.
Obat-obatan
Untuk penderita Solar Keratosis, dokter umunya akan memberikan obat topikal (oles) yang berbentuk krim maupun gel. Gel ini meliputi gel anti inflamas nonsteroid (NSAIDs), imiquimod, krim fluorouracil dan krim-krim lainnya.
Terapi photodynamic (PDT)
Terapi ini menggabungkan obat topikal dengan terapi cahaya guna membunuh sel abnormal pada kulit.
Dokter akan mengoleskan krim methyl-5-aminolevulinate pada bagian yang mengalami kelainan, kemudian dipancarkan cahaya khusus supaya sel abnormal yang menyebabkan solar keratosis mati.
Krioterapi
Terapi ini dilakukan dengan cara membekukan bagian yang terinfeksi dengan cairan nitrogen. Kemudian diangkat ketika sudah membeku secara menyeluruh.
Tindakan operasi
Pada kasus yang sudah parah, tindakan operasi bernama scraping mungkin akan dilakukan oleh dokter sebagai solusi guna mengangkat sel-sel yang rusak.
Pencegahan pada Solar Keratosis
Jika Anda yang kerap beraktivitas di bawah sinar matahari,sebaiknya melakukan langkah pencegahan antara lain:
- Memakai lotion tabir surya yang tahan air serta mengandung SPF 30 di sekujur tubuh dengan merata. Oleskan pelembab bibir dengan kandungan tabir surya. Lakukan setiap 2 jam, terlebih jika Anda berkeringat atau sehabis berenang.
- Jangan beraktivitas di bawah sinar matahari pada pukul 11 siang sampai jam 3 sore.
- Lindungi kulit dengan pakaian lengan panjang, celana panjang, kaos kaki, sepatu tertutup, jaket, dan topi. Upayakan untuk memakai bahan yang bisa menjaga kulit dari terpaan sinar matahari.
- Hindari pemakaian sunbed karena bisa memancarkan sinar UV dan radiasi yang merusak kulit.
- Lakukan pemeriksaan kulit secara berkala agar dapat dilakukan penanganan secara langsung terlebih saat gejala-gejala solar keratosis mulai terdeteksi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.