Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang menyerang manusia disebabkan oleh mikro organisme Leptospira interogans dan memiliki manifestasi klinis yang luas. Gejala yang ditimbulkan dapat mulai dari infeksi ringan hingga infeksi fatal.
Pada jenis infeksi ringan, leptospirosis dapat muncul seperti influenza dengan sakit kepala dan gejala myalgia. Tikus merupakan reservoir sumber penularan utama dan penyakit leptospirosis lebih banyak ditemukan pada musim hujan.
Mari simak artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gejala, cara mendiagnosis dan pengobatan.
Apa saja gejala yang ditimbulkan?
Gejala yang sering muncul pada penyakit ini, meliputi:
- Demam menggigil
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Nyeri otot pada area betis, paha dan pinggang
- Nyeri tekan
- Mual muntah
- Diare
- Sakit perut
- Fotofobia
- Penurunan kesadaran
Bagaimana cara mendiagnosa leptospirosis?
Diagnosis leptospirosis dapat dilihat melalui riwayat medis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Penderita leptospirosis umumnya mengalami gejala demam tiba-tiba, menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan nyeri tekan.
Berikut adalah langkah-langkah untuk mendiagnosis penyakit leptospirosis:
1. Riwayat medis
Kemungkinan akan meningkat bila penderita memiliki riwayat bekerja atau terpapar dengan lingkungan yang terkontaminasi dengan kencing tikus.
2. Pemeriksaan fisik
Dokter akan memeriksa beberapa pemeriksaan fisik untuk membantu mengkonfirmasi diagnosis, diantaranya adalah:
- Demam tinggi
- Kulit dan sklera yang menguning
- Nyeri tekan pada otot
- Ruam kulit
- Penumpukan cairan (edema)
- Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati)
- Pembesaran organ hati (hepatomegali)
- Pendarahan gusi
- Gangguan pendarahan
- Mimisan
3. Pemeriksaan laboratorium
- Tes darah rutin
- Tes urine rutin, dimana akan mengetahui kadar sedimen urine (leukosit, eritrosit, hyalin) dan protein dalam urine.
Pengobatan leptospirosis
Pengobatan suportif dengan pengawasan ketat untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan dehidrasi, tekanan darah rendah, pendarahan dan gagal ginjal sangat penting dilakukan pada para penderita leptospirosis.
Pemberian antibiotik juga harus diberikan. Pada infeksi ringan, pemberian antibiotik oral seperti doksisiklin, ampisilin, amoksisilin atau eritromisin dapat membantu mengatasi kondisi ini.
Tetapi pada infeksi leptospirosis yang telah parah, pemberian dosis tinggi penisilin injeksi harus dilakukan untuk mencegah komplikasi lanjutan seperti meningitis, gagal ginjal, gagal hati, gagal jantung atau distress respirasi.
Pencegahan leptospirosis
Pencegahan leptospirosis khususnya di daerah tropis sangatlah sulit.
Bagi mereka yang mempunyai risiko tinggi untuk tertular leptospirosis, harus diberikan perlindungan berupa pakaian khusus yang dapat melindungi dari kontak bahan-bahan yang telah terkontaminasi dengan urine tikus.
Selain itu, pihak keluarga juga harus melakukan pencegahan dengan menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan juga dapat mengurangi risiko penularan penyakit leptospirosis.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.