Asma adalah kondisi pernapasan jangka panjang yang umumnya menyerang orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia. Seorang penderita asma dapat mengalami perburukan gejala jangka pendek, yang sering dikenal sebagai eksaserbasi (atau serangan asma).
Eksaserbasi biasanya diobati dengan meningkatkan dosis obat seseorang (misalnya memberikan tablet steroid selama beberapa hari).
Terkadang eksaserbasi dapat dipicu oleh infeksi seperti virus. Kadang-kadang, infeksi bakteri di paru-paru atau saluran udara dapat menyebabkan eksaserbasi.
Studi pada tahun 2018 yang diterbitkan dalam cochrane.com menemukan sejumlah kecil bukti yang menunjukkan bahwa antibiotik dapat meningkatkan gejala dan hasil tes pernapasan dibandingkan tanpa pemberian antibiotik.
Penelitian tersebut juga menemukan bukti yang sangat terbatas bahwa antibiotik dapat membantu orang yang mengalami serangan asma.
Hingga saat ini, belum ada informasi yang cukup untuk dapat menyimpulkan bahwa penggunaan antibiotik dapat berpengaruh pada penanganan asma baik dalam segi negatif maupun dalam segi positif.
Bahaya menggunakan Antibiotik tanpa indikasi yang jelas
Dokter meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri. Walaupun sebagian besar efek samping yang terkait dengan penggunaan antibiotik tidak mengancam jiwa.
Dalam beberapa kasus, antibiotik dapat menyebabkan efek samping yang cukup parah, seperti reaksi anafilaksis.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (CDC), efek samping terhadap penggunaan antibiotik bertanggung jawab atas 1 dari 5 kasus di Unit Gawat Darurat yang berkaitan dengan pengobatan.
Oleh karena itu disarankan bagi Anda untuk menghindari penggunaan antibiotik tanpa saran dari dokter.
Efek samping umum dari penggunaan Antibiotik
Sesuai dengan namanya, obat antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi akibat biota (organisme).
Oleh karena itu, karena sebagian besar kasus asma disebabkan oleh peradangan saluran pernafasan akibat reaksi alergi, penggunaan obat antibiotik pada kasus asma biasanya tidak diberikan kecuali dengan pertimbangan dokter.
Pemberian antibiotik secara terus menerus akan menyebabkan resistensi terhadap obat antibiotik. Selain itu, pemberian antibiotik tanpa indikasi yang jelas dapat menyebabkan efek samping yang merugikan pada beberapa orang. Efek samping yang paling sering muncul akibat penggunaan antibiotik meliputi :
Masalah Pencernaan
Masalah pada sistem pencernaan adalah salah satu efek samping yang paling sering dilaporkan dari penggunaan antibiotik. Gejala masalah pencernaan meliputi:
- mual
- gangguan pencernaan
- muntah
- diare
- kembung
- perasaan cepat kenyang
- kehilangan selera makan
- kram perut atau sakit perut
Sebagian besar masalah pencernaan hilang begitu seseorang berhenti minum antibiotik. Siapa pun yang mengalami gejala parah atau persisten harus segera berhenti minum antibiotik dan berkonsultasi dengan dokter.
Infeksi Jamur
Antibiotik dirancang untuk membunuh bakteri berbahaya. Namun, mereka terkadang membunuh bakteri baik yang melindungi tubuh dari infeksi jamur. Akibatnya, banyak orang yang minum antibiotik mengalami infeksi jamur pada:
- vagina
- mulut
- tenggorokan
Gejala infeksi jamur umumnya meliputi:
- Gatal pada daerah vagina
- Rasa sakit dan sensasi terbakar saat berhubungan intim dan saat kencing
- Munculnya keputihan yang abnormal, biasanya berwarna putih ke abu-abuan dan kental
- Demam dan menggigil
- Munculnya lapisan putih tebal di mulut dan tenggorokan
- Rasa sakit saat makan atau menelan
- Bercak putih di tenggorokan, pipi, atap mulut, atau lidah
- Kehilangan selera makan
- Perasaan adanya kapas di dalam mulut
Interaksi obat
Beberapa obat umumnya dapat berinteraksi dengan antibiotik tertentu. Misalnya :
- Pengencer darah
- obat-obatan KB (hanya dapat terjadi dengan rifamycins)
- antasida
- antihistamin
- multivitamin dan beberapa suplemen, terutama yang mengandung seng, zat besi, dan kalsium
- obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
- obat psoriasis
- obat rheumatoid arthritis
- diuretik
- antijamur
- obat diabetes
- relaksan otot
- steroid
- Obat penyakit Parkinson
- siklosporin
- lithium
- retinoid dan suplemen vitamin A
- obat kolesterol, termasuk statin
- obat migraine
- obat asam urat
- antidepresan trisiklik
Jika Anda sedang perawatan dengan mengkonsumsi obat-obatan lain, Anda harus memberi tahu dokter atau apoteker mengenai semua obat yang Anda gunakan untuk membantu menghindari terjadinya interaksi.
Fotosensitivitas
Kebanyakan jenis antibiotik membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari (fotosensitif).
Perubahan Warna Pada Gigi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 3 hingga 6 persen orang yang menggunakan tetrasiklin akan memiliki noda pada lapisan email gigi mereka.
Perubahan warna gigi tidak dapat dikembalikan seperti semula pada orang dewasa karena gigi mereka tidak dapat tumbuh kembali.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.