Merokok memang meninggalkan aroma tak sedap dan menyengat di mulut. Bahkan, mulut jadi lebih kering dibandingkan biasanya. Merokok juga salah satu pemicu penyakit gusi. Karenanya, perokok harus lebih serius untuk merawat kesehatan gusi, gigi, lidah, serta rongga mulut secara menyeluruh. Lalu, seberapa sering seorang perokok harus sikat gigi dan berkumur setiap harinya?
Bagaimana Rokok Merusak Gigi dan Gusi
Sebelum mengetahui apakah perokok harus sering sikat gigi dan berkumur, pahamilah dampaknya pada rongga mulut. Ketua KDGI (Kolegium Dokter Gigi Indonesia) sekaligus dosen FK UI, drg. Sri Angky Soekanto, Ph.D., PBO, angkat bicara tentang ini.
Beliau menyatakan bahwa dalam rokok terdapat tar, nikotin, dan zat kimia berbahaya lainnya. Bahkan, asap rokok sudah menjadikan mulut kering. Beliau melanjutkan bahwa mulut bisa diperiksa kadar asam dan basanya. Jika terlampau asam, maka mikrobioma (keseimbangan bakteri jahat dan baik) akan terganggu.
Mulut kering akibat merokok akan menjadikan mulut asam dan mengakibatkan penyakit gusi. Bahkan, minum banyak air saja belum cukup untuk menggantikan air liur. Keseimbangan mikrobioma di rongga mulut juga belum tercipta.
Dampak negatif berikutnya, merokok dapat melemahkan sistem imun. Jadi, jika terkena infeksi gusi, imun tidak kuat melawan bakteri jahat penyebab infeksi. Rokok juga membuat gigi keropos. Kondisi mulut yang asam tadi mampu mengakibatkan lepasnya mineral dalam gigi. Mineral seperti kalsium dan fluorida akan terlepas, sehingga struktur gigi jadi rapuh dan keropos.
Perokok Harus Lebih Sering Sikat Gigi atau Tidak?
Menurut drg. Sri Angky, seorang perokok memerlukan perawatan ekstra untuk gigi dan gusi. Anda harus sangat memperhatikan kesehatan mulut dan gigi secara menyeluruh. Bahkan, harus lebih sering periksa ke dokter gigi.
Kebiasaan merawat mulut dengan baik juga bisa memperbaiki semua kerusakan. Jadi, perokok harus lebih sering menyikat gigi dan berkumur, terutama sebelum tidur di malam hari. Drg. Sri Angky juga berpesan bahwa lebih mudah menjaga kesehatan gigi serta mulut apabila tidak merokok. Dengan demikian, Anda tidak perlu cemas apakah sudah sering sikat gigi atau belum/
Intinya, usahakanlah untuk berhenti merokok karena banyak risiko kesehatan yang akan dialami. Akan tetapi, apabila Anda dalam proses berhenti, sebaiknya rutinlah dalam menyikat gigi. Sikatlah gigi sebanyak dua kali sehari atau bahkan tiga kali sehari. Waktunya adalah pagi hari setelah bangun tidur, setelah makan, dan sebelum tidur di malam hari.
Anda juga perlu berkumur hingga bersih dengan mouthwash sebanyak dua kali sehari. Selain untuk membersihkan kuman dan bakteri, nafas juga menjadi segar. Aroma rokok yang tidak sedap, bahkan menyengat, bisa dihilangkan.
Drg. Sri Angky juga mengingatkan agar perokok lebih sering memeriksakan diri ke dokter gigi. Pemeriksaan ini diperlukan untuk memantau kondisi rongga mulut. Tak hanya itu, Anda juga bisa periksa untuk mencegah penyakit yang lebih serius. Jika tidak merokok, maka dianjurkan pula untuk periksa gigi minimal setiap 6 bulan. Kesimpulannya, perokok harus lebih sering lagi.
Pemeriksaan tersebut tentu harus dipenuhi demi kesehatan rongga mulut. Tentu Anda tidak mau mengalami kerusakan gigi, gusi, dan nafas berbau, bukan? Untuk itu, periksakan kesehatan gigi, gusi, dan mulut secara rutin.
Pilihlah tenaga medis yang terpercaya agar perawatan rongga mulut bisa terjamin. Anda juga harus berupaya berhenti merokok untuk memperbaiki kerusakan yang ada. Lama kelamaan, setiap kerusakan bisa diperbaiki lagi jika Anda konsisten.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.