Alat pacu jantung merupakan alat seukuran kotak korek api dan berfungsi untuk membantu jantung berdetak lebih teratur dan normal, supaya jantung bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan lebih baik.
Alat pacu jantung mungkin sering Anda lihat dipasang pada pasien penderita sakit jantung. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengenai cara kerjanya?
Sebelum dokter memutuskan untuk memasang alat pacu jantung ke tubuh Anda, akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, seperti pemeriksaan fisik secara umum, elektrokardiografi, ekokardiogram, holter monitoring, serta stress test.
Pemeriksaan dilakukan untuk memantau irama jantung, mengevaluasi fungsi jantung, dan mengetahui kondisi jantung Anda saat beraktivitas. Biasanya alat pacu jantung ditanam atau dipasang di bawah kulit dada, atau lebih tepatnya di bagian bawah tulang selangka.
Setelah dibius dan dibuat sayatan kecil pada bagian dada kiri, dokter akan memasang alat pacu jantung serta kabel-kabelnya untuk menghubungkan jantung dengan alat.
Setelah alat terpasang, alat pacu jantung akan mengalirkan sinyal listrik ke jantung melalui kabel-kabel penghubung. Gelombang listrik tersebut dapat membuat jantung berkontraksi lebih baik dan bisa diatur tekanannya supaya sesuai dengan kebutuhan jantung Anda.
Cara kerjanya adalah dengan mendeteksi irama jantung dan memberikan sinyal kepada jantung. Apabila irama jantung normal, maka alat tidak akan memberikan sinyal. Namun, apabila irama jantung berubah menjadi lebih pelan, maka alat pacu jantung akan memberikan sinyal listrik supaya jantung dapat berdetak normal kembali.
Alat pacu jantung memerlukan baterai untuk dapat bekerja dengan baik. Baterai dapat bertahan selama 5-8 tahun. Namun, setiap 3-6 bulan sekali dokter akan memeriksa keadaan alat pacu jantung di dalam dada Anda.
Prosedur penggantian alat pacu jantung harus melalui operasi seperti saat pertama kali alat pacu jantung dipasang atau ditanam. Selain baterai, alat pacu jantung juga dilengkapi dengan beberapa kabel timah sesuai dengan jenisnya.
Jenis-jenis Alat Pacu Jantung
Penggunaan alat pacu jantung berbeda-beda berdasarkan kebutuhan jantung Anda. Terdapat 3 jenis alat pacu jantung berdasarkan jumlah kabel timahnya, antara lain :
- Single chamber pacemaker : 1 kabel timah, dipasang di serambi atau bilik jantung
- Dual chamber pacemaker : 2 kabel timah, dipasang di serambi dan bilik jantung
- Biventricular pacemaker : 3 kabel timah, dipasang di serambi kanan, bilik kanan, dan di dekat bilik kiri jantung
Selain digunakan untuk menormalkan detak jantung, alat pacu jantung juga dapat digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit atau kondisi seperti :
- Henti jantung (jantung berhenti berdetak)
- Gagal jantung (jantung tidak bisa memompa darah)
- Hambatan listrik jantung (gelombang listrik pengatur detak jantung tidak mengalir dengan baik)
- Takikardia (jantung berdetak terlalu cepat)
- Bradikardia (jantung ebrdetak terlalu lambat)
Sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis jantung mengenai kondisi Anda serta manfaat, pantangan, dan efek samping dari pemasangan alat pacu jantung.
Efek samping pemasangan alat pacu jantung dapat berasal dari prosedur pemasangannya seperti alergi terhadap obat bius, infeksi, serta kerusakan pembuluh darah hingga menyebabkan pendarahan. Pantangannya antara lain: hindari berdiri terlalu lama dan juga hindari dekat dengan alat elektronik seperti microwave, handphone, serta pemutar musik.
Apabila terjadi keluhan seperti pendarahan, demam, dan kulit di sekitar pemasangan alat pacu jantung menjadi merah, bernanah, dan bengkak, sebaiknya Anda segera periksa dan berkonsultasi kembali dengan dokter jantung Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.