Baru-baru ini, aktor senior Tio Pakusadewo dikabarkan terkena stroke dan dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) untuk mendapatkan perawatan intensif. Menurut informasi yang beredar, aktor yang pernah terlibat kasus penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) ini mengalami stroke yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah.
Setelah mendapat perawatan intensif dengan dibantu alat bantu pernapasan, kondisi aktor berusia 55 tahun itu pun sudah stabil dan terus menerus membaik. Tetapi hal ini sempat membuat kaget orang terdekatnya karena beberapa hari sebelumnya Tio Pakusadewo terlihat sehat dan tidak diketahui jika ia memiliki riwayat sakit stroke.
Mengenal penyakit stroke
Stroke merupakan kondisi di mana aliran darah ke otak terputus akibat adanya penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah sehingga menyebabkan sebagian fungsi otak berhenti bekerja. Gejala stroke yang timbul dapat berupa sakit kepala hebat, kelumpuhan, mual dan muntah, kesulitan berbicara dan bergerak, hingga terjadinya penurunan kesadaran (pingsan).
Penyakit stroke umumnya datang di waktu yang tak terduga dan tanpa tanda-tanda yang jelas. Seringkali stroke dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok dan minuman beralkohol, stres, kurang olahraga, penyalahgunaan obat terlarang, serta akibat tekanan darah tinggi (hipertensi).
Sementara itu, penyebab stroke sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke hemoragik (pecahnya pembuluh darah) dan stroke iskemik (penyumbatan pembuluh darah). Tetapi ada pula Transient Ischemic Attack (TIA) yang dikenal dengan istilah stroke ringan yang hanya bersifat sementara akibat pembekuan darah.
Baca juga: Memahami Gejala Stroke dan Cara Pengobatannya
Memahami bahaya pecahnya pembuluh darah penyebab stroke
Pembuluh darah yang pecah di otak merupakan suatu kondisi yang dapat menjadi penyebab terjadinya stroke hemoragik. Kondisi pecahnya pembuluh darah memicu terjadinya perdarahan dan membuat kadar oksigen ke otak berkurang sehingga aliran darah pada sebagian wilayah otak terputus dan menyebabkan terganggunya fungsi kerja otak.
Pecahnya pembuluh darah dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut, seperti:
- Trauma kepala merupakan cedera pada kepala yang menjadi penyebab paling umum pendarahan otak terutama pada usia di bawah 50 tahun
- Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang terjadi dalam jangka waktu lama atau kronis akan melemahkan dinding pembuluh darah. Jika tekanan darah tinggi tidak dicegah dan diobati dengan baik dapat menjadi salah satu penyebab utama pendarahan otak
- Aneurisma merupakan kondisi melemahnya dinding pembuluh darah pada otak yang mengakibatkan pembengkakan pada pembuluh darah sehingga pembuluh darah pecah di otak dan menyebabkan stroke
- Kelainan pembuluh darah pada otak yang mungkin terjadi sejak lahir
- Angiopati amyloid merupakan kelainan pada dinding pembuluh darah yang disebabkan karena faktor penuaan. Hal ini biasanya diawali oleh pendarahan kecil dan kemudian membesar
- Kelainan pada darah seperti haemophilia dan anemia yang menyebabkan turunnya level trombosit darah yang bertugas dalam pembekuan darah dan membentuk benang fibrin untuk melapisi pembuluh darah mengalami kerusakan
- Penyakit hati (liver) yang diketahui berkaitan dengan peningkatan risiko perdarahan pada jaringan tubuh
- Tumor otak di mana tumor akan menekan area otak termasuk pembuluh darah di sekitar tumor
Pecahnya pembuluh darah dapat menyebabkan penurunan dan hilangnya kesadaran serta fungsi kerja otak dalam jangka waktu tertentu yang dapat menimbulkan terjadinya koma, kelumpuhan, bahkan kematian.
Seseorang yang mengalami pecahnya pembuluh darah perlu mendapatkan bantuan pernapasan sesegera mungkin agar otak dan organ tubuh mendapat oksigen yang cukup.
Cara mengidentifikasi dan mengobati stroke
Untuk mencegah stroke, Anda harus mulai mengubah gaya hidup dan memulai mengonsumsi makanan sehat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, rajin olahraga, berhenti merokok, serta membatasi konsumsi alkohol dan asupan garam. Selain itu, Anda perlu mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah secara rutin.
Untuk mengidentifikasi atau mengenali gejala stroke awal dapat dilakukan F.A.S.T kepada orang yang dirasa mengalami stroke, yakni:
- Face (wajah), minta orang tersebut tersenyum, apakah salah satu sisi wajah terlihat kaku (mulut miring sebelah)?
- Arm (lengan), minta orang tersebut mengangkat kedua tangan ke atas, apakah salah satu lengan sulit terangkat dan lemah jatuh ke bawah?
- Speech (bicara), ajak orang tersebut berbicara dan mengulangi kata sederhana, apakah ucapan mereka terdengar kurang jelas (pelo, cadel, suara parau)?
- Time (waktu), jika salah satu hal di atas terjadi, Anda harus membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan sesegera mungkin (harus mendapat pengananan sebelum 3 jam sejak tanda atau gejala stroke muncul).
Selain identifikasi melalui F.A.S.T, jika Anda merasakan gejala stroke seperti sakit kepala hebat atau mati rasa, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter dan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti CT scan dan MRI untuk mendeteksi sedini mungkin gejala stroke dan menghindari kemungkinan stroke bertambah parah.
Cara pengobatan stroke hemoragik dengan stroke iskemik pun berbeda. Pengobatan stroke hemoragik harus berfokus untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengendalikan tekanan darah secara keseluruhan. Beberapa cara mengatasi stroke adalah dengan pemberian obat, terapi fisik, hingga tindakan pembedahan yang bertujuan untuk membuka aliran darah.
Baca juga: Gejala dan Pengobatan Stroke Hemoragik
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.