Vape merupakan rokok elektrik yang kini pemakaiannya sudah beredar luas di pasaran, tentunya dengan jenis dan rentang harga yang berbeda. Digunakan oleh sebagian besar kalangan muda yang lebih modern, namun juga dipastikan jika kalangan dewasa turut menjadi pemakainya.
Sebagian orang berpendapat bahwa vape lebih baik jika dibandingkan dengan rokok konvensional, kemudian penggunaan vape juga sangat baik bagi Anda yang ingin segera berhenti merokok. Benarkah demikian?
Faktanya baik tembakau atau rokok konvensional dan vape sama-sama memiliki kadar nikotin yang tinggi. Meskipun pada kenyataannya vape terbilang lebih praktis, dimana Anda tidak memerlukan pemantik melainkan menggunakan baterai yang bertugas memanaskan cairan vape yang disimpan di dalam tabung.
Kira-kira apa saja masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan karena penggunaan vape. Simak penjelasannya berikut ini.
Vape dan Masalah Mulut
Kiranya perlu direvisi kembali soal vape lebih baik dari rokok tembakau. Sebuah penelitian yang diadakan di University of Rochester Medical Centre di Amerika Serikat menemukan bahwa penggunaan vape tak selamanya baik bagi kesehatan.
Bahkan merusak gigi dan gusi kemudian hasil pembakaran vape pun telah berhasil merusak jaringan protein di dalam tubuh. Dengan demikian Anda akan mengalami beberapa masalah yang berkaitan langsung dengan mulut.
Selain karena proses pembakaran pada vape yang memiliki kandungan nikotin, maka penyedap atau rasa yang terdapat pada vape juga turut memberikan risiko untuk merusak sel-sel mulut. Dimana sel-sel tersebut akan perlahan mati setelah beberapa hari Anda menghisap vape.
Ditemukan bahwa sel-sel di dalam mulut mati secara perlahan. Mulai dari 2 persen hingga 53 persen, dengan demikian kematian sel mulut terus bertambah akibat paparan vape di sekitar rongga mulut.
Dengan demikian seorang dokter yang bernama dr. Mahmoud Rouabhia menyatakan jika semakin lamanya penggunaan vape, maka dikhawatirkan sel-sel di dalam mulut semakin mengalami kerusakan parah. Sehingga Anda dapat memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker mulut.
Vape dan Risiko Kanker
Sebuah penelitian yang dilakukan dari peneliti University of New York menyampaikan jika uap yang dihasilkan dari pembakaran vape kemudian dihisap penggunanya dalam jangka panjang. Dapat menimbulkan terjadinya masalah dengan DNA sehingga Anda akan memiliki risiko tinggi untuk terkena kanker dan berakhir dengan serangan jantung.
Mereka juga menambahkan bahwa bahaya uap vape merupakan senyawa karsinogenik dan bahaya tersebut sangat tinggi risiko kepada para penggunanya dibandingkan dengan bukan pengguna.
Kandungan karsinogen yang terdapat pada tubuh manusia berhasil mengubah asam deoksiribonukleat yang berada di dalam tubuh manusia. Sehingga secara tidak langsung, perubahan tersebut telah berhasil mengganggu aktivitas alamiah di dalam tubuh manusia.
Kemudian paparan nikotin yang dihasilkan oleh vape ternyata berhasil mengubah diri di dalam tubuh penggunanya. Seperti nikotin yang bersemayam di dalam paru-paru hingga kandung kemih, ditemukan bahwa sel-sel yang sudah berubah bentuk tersebut disinyalir dapat menimbulkan risiko penyakit tumor.
Khusus karsinogenik pada paru-paru merupakan hasil pecahan dari nikotin menjadi cotinine. Kemudian melalui proses ekskresi pada urin hingga terjadinya proses metabolisme dan menghasilkan nitrosamin. Proses inilah yang diyakini oleh banyak peneliti sebagai bahan-bahan karsinogenik yang berada di dalam paru-paru.
Ketika paru-paru Anda sudah mengalami gangguan sebagai akibat penggunaan vape. Maka proses pengaliran darah dapat terhambat karena tidak maksimal dalam memproduksi oksigen yang cukup untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Sehingga sangat mungkin terjadi serangan jantung sebagai akibat dari kerusakan paru-paru.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.