Bayi memang identik dengan popok dan pampers dimana aktivitas bayi biasanya hanya diisi dengan minum ASI, tidur dan buang air baik BAB maupun pipis. Namun tahukah kamu bahwa tidak sedikit bayi yang ternyata jarang pipis loh guys.
Ya, untuk kebanyakan ibu muda atau wanita yang baru memiliki anak pertama, melihat keadaan popok atau pampers yang masih kering di pagi hari tentunya sedikit tidak masuk akal ya apalagi bila bayi kamu termasuk bayi yang cukup banyak meminum ASI.
Kenyataannya bayi normal akan buang air kecil setiap satu sampai 1,5 jam setiap kalinya, namun bila popok bayimu masih kering setelah beberapa jam. Maka kamu perlu khawatir apa yang sedang terjadi pada bayimu. Buat kamu yang penasaran apa yang menyebabkan bayi jarang pipis, yuk segera simak artikel dibawah ini.
Penyebab bayi jarang pipis
Bayi yang normal dan sehat biasanya akan pipis atau buang air kecil minimal 6 kali setiap harinya, bisa kurang dan bisa lebih tergantung berapa banyak volume air yang diminum si kecil.
Namun bila bayi mu hanya pipis sekali atau dua kali saja selama beberapa jam, lalu air pipisnya juga berbau dan berwarna agak pekat, maka kamu perlu khawatir mengapa bayimu jarang pipis. Berikut ini ialah beberapa penyebab umum mengapa bayi jarang pipis.
-
Dehidrasi
Penyebab utama bayimu jarang pipis biasanya ialah karena si bayi mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Cairan memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh, seperti membantu penyerapan zat gizi didalam darah, melancarkan proses pencernaan, juga menjaga suhu tubuh tetap stabil dan masih banyak lagi lainya. Itulah mengapa jika bayi kekurangan cairan tentu saja dapat mengganggu fungsi metabolisme dalam tubuh bayi, bayi yang kekurangan cairan juga secara otomatis ginjalnya tidak bekerja maksimal untuk menyaring kotoran seperti dari cairan tubuh sehingga ginjal juga tidak mengirim cairan ke sisi kemih si bayi dan menyebabkan si bayi akan jarang pipis.
-
Demam
Penyakit demam bisa juga menjadi suatu alasan mengapa bayi kamu jarang buang air kecil. Ini dikarenakan ketika bayi demam, maka bagian tubuh bayi akan menjadi sangat panas sehingga akan mengeluarkan cairan berupa keringat yang lebih dari biasanya.
Hal inilah yang bisa menyebabkan si bayi kehilangan cairan secara cepat dan ginjal tidak berfungsi secara baik untuk menyaring kotoran dan menyalurkannya ke kemih si bayi. Maka dengan itu si bayi akan lebih jarang pipis.
-
Cuaca Panas
Saat cuaca sedang panas-panasnya tubuh manusia akan melakukan metabolisme yang lebih cepat sehingga tubuh secara otomatis pun akan mengeluarkan keringat yang lebih banyak dari biasanya.
Hal ini juga berlangsung sama kepada tubuh bayi. Karena keringat yang sudah keluar terlalu banyak, maka ginjalpun tidak memiliki banyak cairan lagi untuk disalurkan ke kemih si bayi sehingga bayi akan jarang pipis.
-
Diare
Kondisi diare pada bayi tentunya akan membuat tubuh bayi kekurangan banyak cairan yang keluar bersamaan dengan BAB nya. Kondisi ini harus segera diobati karena diare akan menyebabkan si kecil mengalami dehidrasi secara tepat.
Bagaimana cara mengatasinya?
- Pastikan bayi kamu cukup mengkonsumsi cairan baik itu ASI ataupun susu formula. Cairan ialah satu-satunya asupan yang masuk kedalam tubuh bayi sehingga memastikan bahwa cairan cukup dalam tubuh si bayi merupakan hal yang utama yang harus diketahui oleh setiap orang tua.
- Bila bayimu jarang pipis karena cuaca yang sangat panas, sebaiknya kamu menyalakan AC atau pendingin ruangan untuk membantu menstabilkan udara yang ada pada kamar si bayi sehingga bayimu tetap merasa sejuk dan tidak terkena efek cuaca panas.
- Selain bayi yang harus dijaga kesehatannya, si ibu pun juga harus menjaga baik kesehatannya karena bayi biasanya meminum ASI si ibu sehingga bila si ibu dalam kondisi sehat,ASI yang dikonsumsi bayipun akan dalam kondsisi sehat
- Bila bayimu jarang pipis karena terkena diare, segeralah beri bayi obat diare yang cocok dengan usianya.
Namun bila bayimu tidak kunjung membaik, segeralah bawa bayimu ke dokter anak terdekat untuk mengkonsultasikan keadaan si bayi sehingga mendapatkan penanganan medis yang tepat dan cocok untuk kondisi bayi Anda.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.