Penyakit pneumonia ramai diperbincangkan sejak adanya wabah COVID-19. Namun selain itu, Anda juga perlu tahu bahwa ada suatu kondisi lain yang disebut dengan pneumothorax. Meski namanya mirip dan sama-sama menyerang paru-paru, pneumonia dan pneumothorax adalah dua kondisi yang berbeda. Simak beda pneumonia dan pneumothorax pada ulasan berikut ini.
Sekilas tentang pneumonia dan pneumothorax
Pneumonia
Pneumonia lebih dikenal masyarakat dengan sebutan paru-paru basah. Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan yang menyerang paru-paru, bisa terjadi pada salah satu atau kedua paru.
Pada pneumonia, kantung udara di paru-paru (alveolus) terisi oleh cairan atau nanah sehingga mengakibatkan paru-paru meradang. Penyebabnya bisa karena bakteri, virus, atau jamur.
Dilihat dari usianya, bayi usia kurang dari 2 bulan dan lansia usia 65 tahun ke atas lebih berisiko terkena pneumonia. Pasalnya, mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga tidak cukup kuat untuk melawan infeksi pada paru-paru. Meski demikian, Anda juga tetap perlu waspada sebab kondisi ini dapat dialami siapa saja tanpa pandang bulu.
Pneumothorax
Pneumothorax sebetulnya tak jauh berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Beda pneumonia dan pneumothorax yang paling utama terletak pada lokasi terjadinya peradangan di paru-paru.
Pneumothorax adalah kondisi yang terjadi ketika ada udara yang memasuki ruang pleura, yaitu ruang antara dinding dada dan paru-paru. Semakin banyak udara yang masuk, maka tekanan di dalam ruang pleura akan meningkat dan lambat laun memicu kolaps. Karena itulah, pneumothorax juga disebut dengan paru-paru kolaps.
Kolaps pada paru-paru dapat terjadi pada salah satu bagian atau kedua paru. Bila tidak segera ditangani, paru-paru bisa kehabisan oksigen dan fatalnya menyebabkan kematian.
Beda pneumonia dan pneumothorax
1. Penyebab
Walau sama-sama menyerang organ paru-paru, pneumonia dan pneumothorax disebabkan oleh hal yang berbeda.
Secara umum, pneumonia terjadi akibat infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Namun, pada bayi usia kurang dari 1 tahun, penyebab pneumonia seringnya disebabkan oleh virus RSV.
Sedangkan penyebab pneumothorax antara lain:
- Kebiasaan merokok: zat racun dalam rokok dapat memicu inflamasi pada saluran pernapasan.
- Cedera pada dada, seperti patah tulang atau luka tusukan.
- Bentuk tubuh: Orang yang tinggi-kurus lebih berisiko terkena pneumotoraks spontan primer.
- Keturunan keluarga.
Selain itu, pneumothorax juga dapat terjadi saat pneumonia sudah mencapai tahap kronis. Kondisi ini disebut dengan pneumotoraks spontan sekunder. Jadi sederhananya, pneumothorax merupakan salah satu komplikasi pneumonia.
2. Gejala
Meski kerap berkaitan satu sama lain, beda pneumonia dan pneumothorax bisa dilihat dari gejalanya.
Tanda dan gejala pneumonia adalah:
- Nyeri dada saat bernapas atau batuk
- Batuk berdahak
- Hilang nafsu makan
- Demam, berkeringat, dan menggigil
- Mual, muntah, dan diare
- Napas pendek (ngos-ngosan)
Baca Selengkapnya: Berbagai Gejala Paru-Paru Basah yang Penting Diketahui
Sementara pada pneumothorax, udara yang menumpuk di paru-paru membuat organ ini tidak bisa membesar dengan leluasa. Akibatnya, ketika Anda menarik napas, Anda akan merasakan nyeri dada dan sesak napas.
Selain itu, gejala pneumothorax juga dapat berupa:
- Kulit kebiruan
- Napas cepat
- Batuk
- Jantung berdebar-debar
3. Cara mengobati
Untuk memastikan apakah gangguan paru-paru termasuk pneumonia atau pneumothorax, dokter membutuhkan berbagai jenis pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan fisik, rontgen paru, USG, hingga tes darah untuk mengukur jumlah oksigen dalam darah.
Beda pneumonia dan pneumothorax juga dapat dilihat dari segi pengobatannya. Jika disebabkan oleh pneumonia, maka dokter terlebih dahulu akan memastikan lagi jenis pneumonia mana yang Anda alami.
Pada kasus pneumonia bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang harus dihabiskan. Namun, antibiotik ini tidak akan mempan jika hasilnya Anda mengalami pneumonia virus. Anda hanya dianjurkan untuk istirahat, banyak minum air putih, dan minum obat jika demam.
Pada pneumothorax, pengobatan bertujuan untuk meringankan gejala dan mencegah kekambuhan. Hal ini akan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan kolaps paru-paru dan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan.
Beberapa pilihan cara mengobati pneumothorax meliputi:
- Pemberian tabung oksigen.
- Aspirasi jarum: memasukkan jarum berongga dengan kateter di antara tulang rusuk dan ruang pleura. Digunakan untuk menarik kelebihan udara di paru-paru dan mengurangi tekanannya.
- Pemasangan tabung dada: untuk menghilangkan udara dari rongga dada sampai paru-paru kembali pulih dan bisa mengembang dengan normal.
- Operasi.
Baca Juga: 6 Obat Pneumonia Alami yang Ampuh Redakan Gejala
Menentukan beda pneumonia dan pneumothorax memang cukup sulit jika hanya melihat dari gejalanya. Maka itu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami nyeri dada dan sesak napas guna memastikan penyebabnya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.