Proses Melahirkan adalah proses regenerasi yang alami pada manusia. Ada empat tahap dari proses melahirkan dan kita akan melihat semuanya dalam artikel kali ini. Proses melahirkan dari setiap wanita juga sangatlah unik.
Pada beberapa kasus, proses melahirkan akan selesai hanya dalam beberapa jam saja, namun pada kasus lainnya, proses melahirkan menguji fisik serta stamina emosional sang ibu. Anda tidak akan tahu bagaimana proses melahirkan akan terjadi hingga saatnya datang. Namun, Anda bisa bersiap-siap menghadapi proses melahirkan dengan cara mengerti urutan-urutan kejadian yang umum.
Tahap pertama dari Proses Melahirkan
Tahap pertama dalam proses melahirkan terjadi ketika serviks membuka dan menjadi tipis yang memampukan bayi untuk mulai bergerak ke jalur lahiran. Tahap ini merupakan tahap yang paling lama dalam proses melahirkan. Sebenarnya tahap ini dibagi menjadi 2 fase berbeda, yaitu proses melahirkan laten dan proses melahirkan aktif.
Proses pembukaan Laten
Pada saat ini, servik akan mulai membuka dan Anda akan mersakan kontraksi ringan pada saat tahap awal dari proses melahirkan. Biasanya kontraksi ini akan berlangsung antara 30 detik hingga 90 detik dengan jarak yang teratur. Mendekati akhir dari tahap ini, kontraksi Anda akan berlangsung sekitar 5 menit sekali.
Saat serviks mulai membuka, Anda mungkin akan melihat cairan berwarna coklat atau darah yang keluar dari vagina. Hal ini adalah mukus yang menutupi bukaan serviks. Tahap ini tidak dapat diperkirakan lamanya. Untuk ibu yang baru pertama kali melahirkan, rata-rata akan mengalami proses melahirkan hingga 12 jam, namun seiring seringnya mengalami proses melahirkan, maka rentang waktunya akan semakin pendek.
Proses Pembukaan Aktif
Sekarang adalah waktunya untuk benar-benar bekerja. Pada tahap ini, serviks akan membuka hingga 10 cm. Kontraksi akan menjadi semakin kuat, semakin lama, serta semakin sering. Kaki Anda mungkin akan terasa kram dan Anda akan merasakan mual. Anda juga mugkin akan merasakan ketuban pecah (jika ketubannya belum pecah di tahap awal). Anda juga akan merasakan tekanan yang semakin meningkat pada bagian punggung Anda. Jika Anda sudah mengalami hal tersebut, maka ini adalah waktu yang tepat untuk pergi ke ruang melahirkan.
Tahap proses pembukaan ini akan berlangusng hingga 8 jam namun bagi beberapa wanita prosesnya akan berlangusng lebih lama. Namun bila ini adalah kehamilan kedua dan seterusnya maka prosesnya akan lebih pendek.
Tahap kedua dari Proses Melahirkan: Kelahiran dari Bayi Anda
Pada tahap ini, sudah waktunya melahirkan bayi anda. Proses melahirkan di tahap ini bisa berlangsung selama beberapa menit hingga 1 jam, bahkan lebih untuk mendorong bayi ke dunia. Terkadang akan berlangsung lebih lama bagi calon ibu pertama kali dan wanita-wanita yang mengalami epudural.
Jika Anda mengedan jangan menahannya di bagian wajah, namun arahkanlah tenaga mengedan tersebut ke arah bawah. Setelah kepala bayi terlihat, maka jalur udaranya akan dibersihkan dan penyedia layanan kesehatan akan memastikan tidak ada lilitan dari tali pusar. Sisa dari tubuh sang bayi akan mengikuti kemudian.
Tahap ketiga dari Proses Melahirkan: Melahirkan Plasenta
Setelah bayi lahir, Anda mungkin akan merasa lega. Namun masih ada tahap ke 3, yaitu mengeluarkan plasenta. Pada tahap ini dokter atau bidan Anda akan memastikan perdarahannya bisa dikendalikan. Tahap ini akan berlangsung selama beberapa menit, namun bisa juga mencapai setengah jam. Setelah palsenta keluar, Anda bisa menikmati saat-saat bersama bayi anda.
Tahap keempat dari Proses Melahirkan: Evaluasi dan observasi
Di sini menjadi tugas penyedia pelayanan kesehatan untuk menilai keadaan rahim. Kontraksi diperlukan untuk menghindarkan perdarahan hebat karena rahim yang kecapean. Untuk itu biasanya akan dilakukan massage dan kalau perlu diberikan obat utero tonik. Pemeriksaan jalan lahir yang bila mana ada robekan akan segera dijahit. Penilaian tanda vital dan observasi ini berlangsung lebih kurang 2 jam sebelum di pindahkan ke ruang rawat. Sementara itu ibu bisa segera menyusui bayinya sesuai program inisiasi menyusi dini.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.