Apakah Anda pernah mendengar tentang penyakit cacingan? Cacingan disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbricoides. Cacingan biasanya menyerang masyarakat di negara beriklim tropis dan memiliki kebersihan atau sanitasi buruk.
Akibat lingkungan mendukung pertumbuhan cacing gelang, maka telur cacing gelang akan dengan mudahnya masuk ke sistem pencernaan manusia dan tumbuh di dalam usus sebagai parasit pencuri nutrisi.
Cacing gelang termasuk dalam kelompok nematoda atau cacing dengan tubuh panjang dan bulat. Panjangnya tubuhnya mulai dari beberapa millimeter hingga mencapai 2 meter. Terdapat kurang lebih 500.000 spesies cacing gelang, 60 spesies diantaranya menjadi parasit, hidup di dalam usus, serta menginfeksi hewan dan manusia.
Tak hanya di usus saja, beberapa spesies cacing gelang dapat berpindah tempat hidup dari usus menuju organ tubuh lain seperti paru-paru dan saluran pernafasan.
Apabila cacing gelang menginfeksi dan berkembang biak dalam tubuh manusia maupun hewan, maka akan menimbulkan beberapa jenis penyakit seperti filariasis, ascariasis, trichinosis, enterobiasis, trichuriasis, dan strongiloidiasis.
Siklus Hidup Cacing Gelang dalam Tubuh Manusia
Cacing gelang betina dapat bertelur hingga 200.000 telur dalam 1 hari. Telur cacing dapat tertelan oleh manusia atau hewan dan menetas menjadi larva di dalam usus. Larva cacing dapat menembus dinding usus dan menuju paru-paru melalui peredaran darah serta tumbuh menjadi dewasa di paru-paru.
Cacing kemudian menuju tenggorokan, bisa keluar melalui batuk atau tertelan lagi ke dalam. Apabila tertelan lagi, cacing akan kembali ke usus dan semakin berkembang biak dengan cara kawin dan bertelur kembali. Begitu seterusnya hingga membentuk siklus. Namun, selain menuju paru-paru, ada juga cacing gelang yang dapat keluar sendiri melalui feses.
Gejala dan Komplikasi Cacingan (Ascariasis)
Biasanya tidak terdapat gejala pada awal pertumbuhan cacing di dalam usus. Namun, semakin banyak cacing gelang di dalam tubuh, maka akan menimbulkan berbagai gejala. Berikut beberapa gejala apabila Anda terkena penyakit cacingan (ascariasis).
- Adanya cacing pada feses
- Demam
- Diare
- Nafsu makan berkurang
- Berat badan menurun
- Mual
- Muntah
- Kelelahan
- Rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut
- Gangguan pertumbuhan pada anak-anak akibat kekurangan gizi
- Penyumbatan usus, menyebabkan muntah dan nyeri hebat
Apabila ascariasis tidak ditangani secara tepat, maka penderita akan mengalami semua gejala di atas secara bersamaan.
Sedangkan gejala cacingan apabila cacing gelang sudah menginfeksi paru-paru antara lain :
- Batuk berdarah
- Rasa tidak nyaman atau nyeri di dada.
- Napas berbunyi atau sesak napas
- Batuk atau tersedak
- Demam
Anda tidak perlu khawatir bila Anda mengalami ascariasis atau penyakit cacingan, karena cacingan tidak termasuk ke dalam penyakit berbahaya. Namun, Anda perlu waspada terhadap kemungkinan cacing menginfeksi organ tubuh lain dan menimbulkan komplikasi. Berikut beberapa kemungkinan komplikasi akibat cacingan.
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak akibat nafsu makan berkurang dan nutrisi diserap cacing
- Masalah saluran pencernaan, seperti penyumbatan usus (mengakibatkan nyeri perut hebat dan muntah), radang saluran empedu, peritonitis, dan pendarahan saluran cerna yang termasuk dalam kondisi darurat medis dan harus segera ditangani
- Sumbatan saluran kecil ke pankreas atau hati
- Pneumonia aspirasi (jarang terjadi)
Tips Mencegah Cacingan
Cacing bisa berada dan berkembang biak dalam tubuh karena Anda tidak sengaja menelan telur cacing. Telur cacing bisa berada di mana saja, termasuk di tanah bekas terkena kotoran manusia dan dapat mengontaminasi makanan manusia.
Anda tentu saja tidak ingin mengalami cacingan bukan? Berikut tips-tips untuk mencegah cacingan.
- Selalu mencuci tangan setelah keluar dari kamar mandi dan sebelum makan
- Memastikan makanan bersih dan dimasak dengan suhu tertentu supaya cacing dalam makanan mati
- Rutin mengonsumsi obat cacing setahun sekali
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.