Benzodiazepine adalah obat penenang yang tergolong obat keras dan membutuhkan pengawasan ketat dokter. Sayangnya, obat yang dikenal dengan sebutan benzo ini justru sering disalahgunakan.
Alih-alih menggunakannya dalam jangka pendek, beberapa orang malah menggunakannya dalam jangka panjang, biasanya untuk membantu tidur lelap setiap malam atau mengatasi kecemasan. Memang, seberapa besar bahaya benzodiazepine dalam jangka panjang?
Apa itu benzodiazepine?
Benzodiazepine adalah obat psikoaktif yang dikenal sebagai tranquilizer atau obat penenang. Obat-obatan yang memiliki fungsi sebagai penenang umumnya tergolong sebagai obat keras, artinya hanya bisa digunakan bila diresepkan oleh dokter dan membutuhkan pengawasan yang ketat.
Benzodiazepine bekerja dengan cara meningkatkan efek asam gamma-aminobutyric (GABA) di otak. GABA adalah bahan kimia yang mampu mengurangi aktivitas listrik di otak yang berhubungan dengan emosi, berpikir, dan beberapa fungsi vital seperti pernapasan.
Ketika aktivitas saraf otak menurun, pasien merasa mengantuk. Otot-otot tubuh pun jadi lebih rileks, kecemasan menurun, dan membuat pasien lebih mudah tertidur.
Berdasarkan efek ketahanannya, benzodiazepine terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Sangat cepat (ultra-short acting): midazolam (Versed), triazolam (Halcion);
- Cepat (short-acting): alprazolam (Xanax), lorazepam (Ativan);
- Lama (long-acting): chlordiazepoxide (Librium), diazepam (Valium).
Sayangnya, tidak semua orang bisa bebas menggunakan benzodiazepine. Orang-orang berusia 55 tahun ke atas harus benar-benar menghindari obat ini. Pasalnya, penggunaan benzodiazepine dalam jangka panjang pada lansia dapat meningkatkan risiko pikun, mengantuk, terjatuh, hingga kecelakaan saat berkendara.
Masalah psikologis yang dapat diatasi dengan benzodiazepine
Benzodiazepine efektif untuk mengobati berbagai gangguan psikologis dan neurologis seperti:
1. Insomnia
Obat yang kerap disebut benzo ini dapat digunakan untuk mengatasi insomnia parah dalam jangka pendek. Namun, ingat, benzodiazepine tidak boleh digunakan dalam jangka panjang karena bisa menyebabkan ketergantungan obat. Selain itu, benzo hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Baca selengkapnya: Tips Atasi Insomnia Tanpa Obat Tidur
2. Gangguan kecemasan umum (GAD)
Generalized anxiety disorder atau gangguan kecemasan umum adalah kondisi ketika seseorang merasa cemas secara berlebihan dan terjadi terus-menerus. Beda dengan orang yang cemas saat ingin melakukan wawancara pekerjaan, penderita gangguan kecemasan umum cenderung merasa khawatir berlebihan terhadap kondisi keuangan, kesehatan, atau pekerjaan.
Kabar baiknya, masalah psike yang satu ini dapat diatasi dengan benzodiazepine. Hanya saja, obat ini tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan untuk mengatasi gangguan kecemasan.
3. Kejang
Benzodiazepine adalah antikonvulsan kuat yang sangat efektif mencegah kejang epilepsi. Obat ini mampu menenangkan otot sehingga mengurangi frekuensi kejang pada pasien epilepsi.
4. Gejala penarikan alkohol
Mengurangi atau berhenti minum alkohol secara tiba-tiba, setelah sebelumnya menjadi kebiasaan, bisa menyebabkan seseorang mengalami sakau atau gejala penarikan alkohol. Gejala tersebut dapat muncul sekitar 6 jam sampai 2 hari setelah minum alkohol terakhir.
Untungnya, benzodiazepine bisa membantu membuang sisa-sisa racun dan mengurangi gejala sakau alkohol yang ditimbulkan. Yang paling umum diresepkan adalah klordiazepoksid dan diikuti oleh diazepam.
5. Serangan panik
Karena memiliki efek anti-cemas yang bekerja dengan cepat, benzodiazepine sangat efektif untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan dengan gangguan panik.
Bahaya benzodiazepine dalam jangka panjang
Pada dasarnya, benzo dikatakan aman selama digunakan dalam jangka pendek dan sesuai anjuran dokter. Sayangnya, tidak sedikit orang justru menggunakan obat ini dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter.
Semakin lama digunakan, tubuh akan terus meminta dosis yang lebih tinggi setiap harinya agar bisa merasa lebih tenang seperti saat awal pengobatan. Bila terus dituruti, seseorang akan mengalami kecanduan bahkan sampai overdosis benzodiazepine. Dampaknya bisa semakin fatal bila dibarengi oleh konsumsi alkohol atau obat-obatan lainnya, berpotensi menyebabkan kematian.
Jika Anda mengalami gangguan kecemasan atau insomnia, segera konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Orang-orang yang mengalami penyakit paru-paru atau gangguan pernapasan, sleep apnea, dan gangguan hati atau ginjal yang sudah parah tidak boleh menggunakan obat ini.
Benzodiazepine juga tidak disarankan untuk anak-anak dan lansia, kecuali memang disarankan dokter. Ingat, baik atau buruknya obat ini tergantung dari dosis dan cara memakainya. Bila digunakan dengan benar, benzodiazepine dapat membantu memperbaiki kondisi psike pasien dan sebaliknya, bisa berdampak buruk jika disalahgunakan.
Baca juga: Hati Hati Penyalahgunaan Obat Penenang untuk Mengatasi Gangguan Tidur
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.