Tidak disangkal lagi bahwa tidur adalah aktivitas yang penting dan bermanfaat bagi tubuh. Saking pentingnya, tidur bisa digunakan sebagai indikator tingkat kesehatan kita.
Namun, aktivitas ini seing kali harus dikorbankan ketika kesibukan kita meningkat. Akhirnya kebutuhan kita untuk tidur dengan baik dan “cukup” menjadi berkurang. Padahal, kebutuhan tidur yang baik dan “cukup” ini sama pentingnya dengan kebutuhan akan makanan sehat dan olahraga.
Manfaat Tidur Bagi Tubuh
Tidur tidak hanya sebagai sarana tubuh dan pikiran untuk beristirahat. Pada fase istirahat inilah tubuh memperbaiki otot-otot yang rusak dan membuang zat-zat berbahaya dalam tubuh. Selain itu, tidur juga membantu mengatur dan mengendalikan emosi.
Kurangnya jam tidur dalam sehari, dapat meningkatkan respon emosi negative sebesar 60%, menurunnya sistem imunitas, tidak teraturnya nafsu makan dan metabolisme tubuh.
Kurangnya waktu tidur juga berpengaruh padah performa kognitif, produktivitas, dan kemampuan membuat keputusan. Yang lebih parah, resiko untuk terjangkit penyakit jantung, diabetes, Alzheimer dan obesitas menjadi meningkat.
Sayangnya tidak banyak orang yang mampu memenuhi waktu tidur selama tujuh atau delapan jam karena rutinitas kesibukan yang padat.
Terlebih lagi kondisi ini diperparah dengan konsumsi stimulant seperti kopi dan minuman berenergi yang mempengaruhi jam biologis tubuh atau ritme sirkadian sehingga tubuh dipaksa untuk tetap beraktifitas meski telah memasuki fase istirahat. Jam tidur menjadi berkurang dan kita merasa tidak “cukup” beristirahat.
Berapa Lama Waktu Tidur Yang Ideal?
Tidak ada definisi tetap mengenai jumlah istirahat yang “cukup” ini. Ketika sebagian orang merasa “cukup” dengan tidur selama 7-8 jam, sebagian lagi mungkin merasa 4-5 jam tidur sudah men”cukupi” kebutuhan istirahat mereka untuk beraktifitas di pagi hari.
Hal ini berarti bahwa setiap individu memiliki kebutuhan yang unik dan berbeda terkait kebutuhan tidur masing-masing. Penyebab perbedaan ini dipengaruhi oleh tingkat usia dan gaya hidup.
Untuk mengetahui berapa lama waktu tidur yang diperlukan, penting juga untuk mempertimbangkan faktor gaya hidup yang akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur yang diperlukan, misalnya jadwal kegiatas sehari-hari dan tingkat stress.
Pertanyaan-pertanyaan berikut mungkin dapat membantu menentukan berapa lama waktu yang sesuai dengan kebutuhan kita:
- Apakah setelah tidur selama 7 jam kita merasa segar dan bersemangat? Ataukah kita perlu waktu lebih dari 7 jam?
- Apakah ada permasalahan kesehatan seperti kelebihan berat badan atau memiliki resiko penyakit tertentu?
- Apakah kita mengalami masalah tidur?
- Apakah kita bergantung pada kafein untuk menjalani hari?
- Apakah kita sering mengantuk ketika mengemudi?
Beberapa kondisi dapat mempengaruhi kebutuhan tidur kita seperti pada masa awal kehamilan yang meningkatkan kebutuhan untuk tidur, pertambahan usia yang menyebabkan terjadinya perubahan pola tidur yang menjadi lebih rutin dan pendek, penumpukan hutang tidur yang menyebabkan kebutuhan tidur yang meningkat, dan kualitas tidur yang buruk.
Disebutkan juga bahwa genetik juga berpengaruh terhadap kebutuhan tidur setiap individu. Beberapa individu dengan genetik tertentu merasa cukup dengan tidur selama 6 jam ketika yang individu dengan genetic lain membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang.
Sebuah organisasi yang meneliti tentang kebutuhan tidur individu, The National Sleep Foundation, merekomendasikan rentang waktu tidur berdasarkan usia.
- Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14 – 17 jam per hari
- Bayi (4-11 bulan): 12 – 15 jam per hari
- Usia 1-2 tahun: 11 – 14 jam per hari
- Usia 3-5 tahun: 10 – 13 jam per hari
- Usia 6-13 tahun: 9 – 11 jam per hari
- Usia 14-17 tahun: 8 – 10 jam per hari
- Usia 18-25 tahun: 7 – 9 jam per hari
- Usia 26-64 tahun: 7 – 9 jam per hari
- Usia lebih dari 65 tahun: 7 – 8 jam per hari.
Kualitas tidur juga sama pentingnya dengan jumlah waktu tidur yang dbutuhkan. Kualitas tidur yang buruk akan meningkatkan kebutuhan jumlah jam tidur. Bila kualitas tidur kita buruk, di pagi hari kita akan merasa lelah dan tidak berenergi saat bangun tidur.
Beberapa saran untuk meningkatkan kualitas tidur, diantaranya dengan membuat jadwal tidur yang teratur, mengurangi konsumsi kafein, menciptakan suasana tidur yang nyaman, mengurangi penggunaan gadget menjelang tidur, bermeditasi sebelum tidur, atau dengan meningkatkan aktifitas fisik di pagi hari.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.