BAB teratur dapat membersihkan sisa makanan dan bakteri dalam organ pencernaan Anda. Nyatanya seberapa sering frekuensi BAB dapat menjadi indikator kesehatan Anda secara keseluruhan, apakah Anda memiliki sensitif terhadap makanan atau infeksi lainnya.
Jadi, seberapa sering Anda harus BAB? Apakah indikator BAB kurang, normal, sering?
Seberapa sering Anda harus BAB dalam sehari?
Jawaban dari pertanyaan ini akan berbeda pada masing-masing individu. Idealnya, makanan yang Anda konsumsi akan menstimulasi organ pencernaan Anda yang kemudian menimbulkan rasa gejolak pada bagian pencernaan.
Rasa gejolak inilah yang membuat Anda merasa ingin buang air besar.
Karenanya BAB sehari sekali menjadi angka yang cocok, namun pada beberapa orang ada yang mengalami 3 kali sehari.
Tidak perlu khawatir, selama Anda tidak merasa kembung atau nyeri saat BAB makan 1-3 kali sehari masih tergolong angka normal.
Penyebab BAB terlalu sering atau terlalu jarang.
Jika merasa BAB Anda terlalu sering atau terlalu jarang atau merasa frekuensi BAB kurang normal, terdapat beberapa faktor penyebab yang dapat disimpulkan.
Beberapa penyebab tidaklah berbahaya, contoh: fluktuasi hormon sebelum atau selama menstruasi dapat menyebabkan diare, biasa akan hilang sendiri dalam beberapa hari.
Beberapa penyebab gejolak pada perut dapat menjadi indikator Anda harus melakukan perubahan pola makan atau gaya hidup.
Jika Anda jarang BAB
Apabila Anda mengalami gejolak pada perut untuk BAB setiap 2 hari sekali atau bahkan lebih - atau Anda mengalami nyeri dan melilit- Anda mungkin mengalami konstipasi.
Pada beberapa orang, konstipasi dapat dikarenakan dehidrasi atau pola makan rendah serat. Pada wanita yang mengonsumsi pil KB, banyaknya estrogen juga dapat mengakibatkan jarang BAB.
Masalah dengan jarang BAB? Pertama, ketika kotoran tetap berada di usus Anda, tubuh akan benar-benar mulai menyerap kembali dan mensirkulasi ulang racun dan hormon yang seharusnya dikeluarkan, yang mungkin menyebabkan ketidakseimbangan hormon, kelelahan, dan otak terasa kaca. Selain itu, wasir yang menyakitkan karena mengejan.
Seringkali, sedikit perubahan seperti minum lebih banyak air, menambah jumlah asupan serat dari sayur dan buah-buahan, mengonsumsi probiotik dan rutin olahraga ringan seperti jogging, jalan kaki, berenang dapat mengurangi konstipasi.
Untuk wanita yang mengalami kelebihan estrogen, olahraga akan sangat membantu untuk menyeimbangkan kadar estrogen.
Jika Anda masih bergulat dengan tingginya jumlah estrogen dalam tubuh setelah melakukan olahraga rutin, pertimbangkan mengonsumsi suplemen magnesium sitrat yang memiliki efek osmotik, menjadikannya magnesium terbaik untuk konstipasi.
Jika Anda BAB terlalu sering
Biasanya, BAB yang terlalu sering banyak dikaitkan dengan diare, yang tentu saja bukan hal yang baik. Karena sering menjadikannya indikator sebagai penyakit perut akut seperti gastroenteritis atau kondisi yang lebih kronis seperti kepekaan terhadap makanan.
Secara umum jika Anda mengalami lebih dari 3 kali BAB, masalah yang lebih serius mungkin terjadi. Hal ini mungkin disebabkan oleh kepekaan terhadap laktosa atau malabsorpsi fruktosa.
Beberapa orang yang memiliki masalah dengan makanan karbohidrat rantai pendek yang dikenal sebagai FODMAPs, dan ini dapat menyebabkan kembung dan diare yang tidak nyaman.
Masalah dengan sering BAB? Waktu singgah yang terlalu cepat pada usus dapat mengurangi penyerapan nutrisi penting karena usus tidak memilki waktu yang cukup penyerapan nutrisi yang tepat. Dehidrasi, kelelahan dan iritasi dubur juga menjadi hal yang mungkin muncul.
Jika Anda BAB terlalu sering -namun Anda tidak merasa bahwa hal tersebut disebabkan oleh sesuatu seperti sakit perut- terdapat beberapa hal yang dapat Anda coba di rumah untuk membuat BAB kembali normal.
Dari sudut pandang nutrisi, Anda dapat membatasi atau menghentikan asupan produk gluten dan produk susu selama beberapa waktu, karena kedua produk tersebut termasuk yang paling mungkin menimbulkan iritasi.
Jika setelah membatasi gluten dan produk susu, BAB masih terlalu sering, Anda dapat mencoba cara yang lebih komprehensif atau diet rendah FODMAP untuk membantu mengidentifikasi pemicu makanan yang berbeda.
Memasukan pati seperti nasi dan meningkatkan serat larut seperti oatmeal bebas gluten juga dapat membantu menormalkan frekuensi BAB Anda, selain itu asupan yang cukup probiotik juga merupakan ide yang baik.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.