Rokok tembakau memang memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan tubuh. Hingga akhirnya, banyak orang beralih dari rokok tembakau dengan rokok elektrik atau sering disebut dengan vape. Banyak orang mengira, rokok elektrik ini lebih aman daripada rokok tembakau.
Namun, apakah rokok elektrik ini benar-benar aman? Dengan harga jual yang terbilang lebih mahal, vape sebenarnya masih mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh, baik fisik maupun psikologis.
Dilansir dari sumber terpercaya, berikut ini adalah berbagai dampak dari penggunaan vape atau rokok elektrik bagi kesehatan yang perlu Anda waspadai.
Vape menurunkan sistem kekebalan tubuh penggunanya
Tahukah Anda, ternyata penggunaan vape mampu menurunkan sistem kekebalan tubuh perokok itu sendiri lho!
Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth M Martin dan rekannya dari University of North Carolina dimana pengguna rokok vape menunjukkan tanda berkurangnya aktivitas 594 gen yang berguna untuk mendukung sistem imun tubuh juga melawan infeksi.
Tentunya, penemuan ini sangat mengejutkan mengingat banyak orang mengira vape lebih aman daripada rokok tembakau. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa dalam vape mengandung senyawa berbahaya yang menciptakan uap guna menurunkan imun tubuh.
Risiko bronchiolitis obliterans
Yang lebih berbahaya dari penggunaan vape ini akan menghancurkan saluran udara pada paru-paru. Penyakit ini disebut dengan bronchiolitis obliterans atau popcorn lung. Jangan pernah anggap penyakit ini sepele. Sebab, cara mengatasi penyakit ini hanyalah dengan transplantasi paru-paru.
Vape dapat meledak pada kondisi tertentu
Pernahkah Anda mendengar vape atau rokok elektrik yang meledak? Keadaan ini tentu mengancam kesehatan penggunanya maupun orang-orang disekitarnya. Sebab, ketika vape meledak saat digunakan akan menyebabkan kecelakaan dan luka pada area wajah Anda.
Bagaimana bisa vape meledak? Vape dapat meledak ketika mengalami pemanasan yang berasal dari baterai lithium ion. Bateri ini berguna untuk menggerakkan vape. Risiko ledakan ini sangat berbahaya bahkan bisa membunuh.
Salah satu korban ledakan vape adalah Kenneth Barbero dari Albany yang mengalami luka parah. Menurut hasil wawancara, akibat ledakan tersebut lidah Kenneth robek, luka bakar pada tangannya, dan sebagian giginya hilang.
Menimbulkan efek candu
Bisa dibilang, vape atau rokok elektrik ini hanyalah bentuk baru dari rokok tembakau. Sebab, dampaknya lebih berbahaya bagi penggunanya. Tak hanya itu, vape juga berpotensi menyebabkan candu, meski dalam kemasan tersebut tertulis nicoten free.
Berdasarkan hasil tes lab FDA, ternyata besarnya kandungan nikotin pada vape tidak sesuai dengan label katrid isi ulang. Jadi, jangan anggap label nicotin free tersebut benar-benar tanpa nikotin. Sebab, efek candu tersebut disebabkan oleh kadar nikotin yang terdapat pada katrid isi ulang.
Terjadi keracunan pada anak
Kandungan zat berbahaya yang terdapat pada vape berada pada cairannya. Dengan kata lain, dalam cairan vape itulah terdapat zat-zat kimia berbahaya seperti nikotin dan lainnya.
Beberapa efek sampingnya menyebabkan detak jantung meningkat, muntah, otot berkedut, berkeringat, dan sensasi terbakar ketika mengenai kulit.
Adanya kandungan formaldehid pada beberapa vape
Seorang peneliti menemukan fakta mengejutkan dimana terdapat formaldehid pada cairan vape. Tahukah Anda, formaldehid merupakan bahan pembuatan lem, perekat, pelapis produk kertas, hingga bahan pengawet kamar jenazah. Dapat dibayangkan bukan, jika zat tersebut masuk ke dalam organ tubuh kita?
Nah, untuk menghindari dampak berbahaya dari vape tersebut, langkah terbaik yang dapat Anda lakukan adalah dengan berhenti menggunakannya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.