Bibir merupakan salah satu bagian tubuh yang sensitif. Banyak orang yang mendambakan bagian tubuh yang satu ini halus, lembut dan kenyal.
Namun, terkadang bibir terasa panas dibarengi dengan lapisan bibir yang kering, terkelupas, dan pecah-pecah. Tentu terasa tidak nyaman jika bibir Anda mengalami hal ini.
Tentu Anda akan melakukan beragam cara agar bibir tetap lembab dan tidak kering. Jika sudah terlanjur terkena bibir kering, maka Anda perlu melakukan pengobatan untuk bibir kering dan panas.
Sebenarnya apa yang menyebabkan bibir terasa panas dan kering?
Penyebab bibir kering dan terasa panas
Memiliki bibir yang lembab, halus, dan lembut tentunya menjadi impian banyak orang, terutama kaum hawa. Namun tak bisa dipungkiri, karena beberapa sebab, bibir menjadi kering, pecah-pecah, dan terasa panas.
Bibir yang seharusnya lembab tiba-tiba berubah menjadi kering tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari makanan dan minuman terlalu panas, makanan pedas, paparan sinar matahari, merokok, mengalami luka bakar,hingga pengaruh bahan kimia.
Selain itu, ketebalan kulit yang melapisi bibir tiap orang juga berbeda-beda. Oleh sebab itu, sensasi panas dan kering pada tiap orang juga berbeda.
Beberapa orang bahkan dapat mengalami rasa panas yang berlebih dan menimbulkan rasa tak nyaman.
Ada beberapa gejala yang menandakan kondisi bibir panas seolah Anda merasa bibir Anda terbakar. Tiga diantaranya adalah rasa sakit pada bibir, bibir meradang, dan kemerahan yang tidak biasa.
Jika kondisi luka yang ada di mulut sudah memburuk, kemungkinan untuk terjadi lepuhan atau pembengkakan di bibir bisa saja terjadi.
Penyembuhan bibir panas dan kering
Seperti pada luka bakar yang terjadi di area tubuh yang lain, penyembuhan bibir panas seperti terbakar tentunya juga disesuaikan dengan tingkat keparahan luka yang dialami.
Jika melakukan pengobatan sembarangan dapat menimbulkan infeksi dan luka semakin parah.
1. Luka bakar tingkat ringan
Kondisi ini merupakan kondisi yang biasa terjadi pada bibir.
Biasanya bibir panas tingkat ringan terjadi karena bibir yang tak sengaja menyentuh sesuatu yang panas, makan dan minuman yang terlalu panas, atau bisa juga karena makanan yang terlalu pedas.
Jika penyebab luka bakar pada bibir masih ringan, Anda bisa melakukan perawatan dengan:
- Larutkan garam dengan sedikit sabun dan gunakan untuk membersihkan bibir. Basuh bibir secara perlahan untuk menghindari infeksi. Lakukan ini sesegera mungkin setelah merasa panas pada bibir.
- Basahi kain atau handuk kecil yang bersih dengan air dingin, kemudian kompres pada bagian bibir yang terasa panas. Cara ini dapat mengurangi peradangan yang terjadi setelah bibir terasa panas. Hindari menggunakan es batu secara langsung pada area bibir yang terasa panas. Suhu es batu yang terlalu dingin dapat menimbulkan peradangan pada luka.
- Ambil lidah buaya dan oleskan pada bagian bibir yang terasa panas. Lidah buaya dapat membantu meredakan rasa panas pada bibir. Selain itu, lidah buaya juga dapat melembabkan bibir sehingga membantu mengurangi peradangan dan mencegah bibir kering dan pecah-pecah.
2. Luka bakar tingkat lanjutan
Untuk luka bakar kategori tingkat lanjut, Anda hendaknya tidak mengobati secara sembarang. Perlakuan sembarangan pada luka bakar tingkat lanjut dapat memicu infeksi.
Luka bakar pada tingkat ini tidak hanya terjadi pada kulit bagian luar saja, tetapi hingga bagian dalam bibir dan membentuk lepuhan.
Untuk menghindari luka yang semakin parah, Anda dapat mengoleskan lidah buaya dan mengompresnya.
Jika mengalami luka pada bibir yang disebabkan oleh sinar matahari, merokok, maupun bahan kimia, Anda bisa menggunakan salep antibiotik yang di resepkan oleh dokter.
Jika tidak tahan dengan rasa perih yang ditimbulkan pada bibir yang luka, Anda bisa mengkonsumsi obat pereda nyeri. Anda juga bisa mengoleskan pelembab bibir untuk melembabkan kulit bibir agar tidak semakin kering dan terkelupas.
Ketika luka pada bibir tak kunjung sembuh dan berkurang sakitnya, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter.
Dokter akan membantu Anda memberikan perawatan dan solusi yang sesuai dengan kondisi yang Anda alami.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.