Ruam atau bintik merah pada wajah bayi adalah masalah kulit yang sebetulnya biasa terjadi. Kabar baiknya, ini bukanlah kondisi serius dan bisa hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Di sisi lain, wajar saja orangtua jadi khawatir si kecil akan merasa gatal dan tidak nyaman karena bintik tersebut. Lantas, apa penyebab bintik merah di wajah bayi dan bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab bintik merah pada wajah bayi
Kulit bayi yang sensitif rentan mengalami iritasi, terutama pada bayi baru lahir. Ini merupakan pertanda bahwa kulit bayi sedang beradaptasi dengan benda asing atau lingkungan baru di sekitarnya.
Mikrodermabrasi Facial 1 Kali Di Aveia Clinic
Facial berfungsi untuk mengangkat komedo, mencerahkan, mengangkat sel kulit mati, merangsang pembentukan kulit baru tanpa rasa sakit, mendinginkan, dan melembabkan kulit juga. Paket ini termasuk facial treatment dan masker, tetapi belum termasuk biaya konsultasi dokter dan obat.
Baca selengkapnya:Perawatan Kulit Sensitif Pada Bayi
Timbulnya bintik merah pada wajah bayi cukup umum terjadi, bahkan pada bayi baru lahir. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya, antara lain:
1. Eksim
Eksim adalah kondisi yang menyebabkan kulit jadi kasar, iritasi, dan meradang. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, biasanya muncul antara usia 6 bulan sampai 5 tahun.
Pada bayi usia kurang dari 6 bulan, eksim lebih sering muncul di pipi, dagu, dahi, hingga kulit kepala. Ciri-ciri eksim pada bayi meliputi ruam atau bintik merah, kering, dan kadang terasa gatal.
Sedangkan pada bayi usia 6-12 bulan, eksim lebih sering muncul di siku dan lutut. Sebab pada usia tersebut, bayi sudah mulai aktif belajar merangkak sehingga siku dan lutut lebih sering bergesekan dengan lantai dan rentan mengembangkan eksim.
Cara mengatasi bintik merah pada wajah bayi karena eksim
Penyebab eksim pada bayi bisa bermacam-macam, bisa karena panas, keringat, kulit kering, alergi sabun atau deterjen, alergen, hingga bahan pakaian. Oleh karena itu, orangtua perlu menghindari penyebab eksim supaya kulit bayi tetap sehat dan terjaga.
Standard Facial 1 Kali Di Reface Clinic
Sudah termasuk cuci wajah, peeling, ekstrak komedo, dan masker.
Anda juga dapat menoleskan salep atau krim pelembap pada wajah bayi yang terkena eksim 2 kali sehari. Ada baiknya konsultasikan ke dokter anak untuk mendapatkan resep krim pelembap yang sesuai dengan jenis kulit bayi Anda.
2. Jerawat bayi
Siapa bilang hanya remaja dan orang dewasa saja yang bisa mengalami jerawat? Kulit wajah bayi ternyata juga bisa jerawatan, lho!
Ciri-ciri jerawat pada bayi mirip seperti pada orang dewasa, yaitu munculnya bintik merah di wajah, seringnya pada saat bayi berusia 2-4 minggu. Bintik jerawat pada bayi umumnya tumbuh di area pipi dan hidung, tapi juga bisa menyebar ke dahi, dagu, leher, dada, punggung, hingga kulit kepala.
Cara mengatasi bintik merah pada wajah bayi karena jerawat bayi
Jerawat pada bayi bukanlah masalah serius. Tidak seperti pada orang dewasa, jerawat ini tidak akan menyebabkan jaringan parut dan bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu atau bulan.
Ada beberapa hal lain yang perlu orangtua perhatikan, antara lain:
- Usap wajah bayi dengan air bersuhu suam-suam kuku
- Hindari menggosok atau memencet jerawat bayi
- Hindari produk kulit bayi yang cenderung berminyak
- Konsultasikan lebih lanjut ke dokter mengenai cara paling tepat untuk mengatasi jerawat bayi
3. Dermatitis seboroik
Bintik merah pada wajah bayi juga bisa disebabkan oleh dermatitis seboroik. Biasanya terjadi pada bayi usia 0-12 bulan.
Standard Facial 1 Kali Di Reface Clinic
Sudah termasuk cuci wajah, peeling, ekstrak komedo, dan masker.
Masalah kulit yang juga disebut cradle cap ini lebih sering muncul di kulit kepala, tapi juga bisa terjadi di pipi, khususnya sekitar mata dan hidung. Ciri-ciri dermatitis seboroik pada bayi antara lain:
- Bintik merah yang meradang
- Kulit berminyak atau kering
- Tertutup sisik berwarna putih, kuning, atau berwarna gelap
- Jarang menyebabkan gatal
Baca selengkapnya: Perbedaan Ketombe dan Dermatitis Seboroik yang Perlu Anda Tahu
Cara mengatasi bintik merah pada wajah bayi karena dermatitis seboroik
Secara umum, kerak di kepala bayi atau dermatitis seboroik bisa hilang dengan sendirinya. Bahkan tidak memerlukan perawatan apa pun selama bayi merasa nyaman dan tidak terganggu.
Bila bayi mulai menunjukkan gelagat tidak nyaman karena merasa gatal, Anda bisa mengoleskan pelembab atau minyak bayi untuk membantu meringankan gatalnya.
Jika terdapat ruam bersisik di kepala bayi, oleskan petroleum jelly di kulit kepala 1 jam sebelum menggunakan sampo khusus bayi. Hal ini dapat membantu melunakkan dan menghilangkan sisik secara perlahan.
4. Milia
Sekitar 40-50% bayi baru lahir memiliki milia di wajahnya. Milia adalah bintik berwarna putih atau kekuningan yang ukurannya mirip jerawat kecil, yaitu sebesar 1-3 mm.
Milia terjadi akibat adanya sumbatan pada pori-pori kulit wajah bayi, biasanya muncul di sekitar hidung. Bintik-bintik ini juga bisa muncul di sisi kanan dan kiri wajah dalam jumlah yang sama, atau di sekitar mulut.
Cara mengatasi bintik merah pada wajah bayi karena milia
Milia pada bayi bisa hilang sendiri dalam beberapa minggu, setelah pori-pori kulit terbuka. Jadi, bayi tidak memerlukan perawatan khusus untuk menghilangkan milia di wajahnya.
Hindari menggunakan krim atau salep pada kulit bayi. Alih-alih menghilangkan, hal tersebut justru dapat memperparah penyumbatan pori-pori dan menambah jumlah milia di wajah bayi.
Kapan harus ke dokter?
Kebanyakan bintik merah pada wajah bayi tidaklah berbahaya. Namun pada beberapa kasus, ruam tersebut juga bisa menjadi tanda infeksi atau menandakan masalah kesehatan lain yang perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, segera bawa si kecil ke dokter jika ruam semakin parah atau bayi mengalami:
- Kulit melepuh berisi cairan
- Demam
- Hilang nafsu makan
- Timbul garis-garis memanjang dari ruam
- Bintik merah atau keunguan tidak hilang setelah ditekan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Penurunan kesadaran
- Batuk
Baca juga: Bintik Merah Pada Kulit Bayi Setelah Demam
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.