Durian menjadi salah satu buah yang memiliki cukup banyak penggemar, tak terkecuali para ibu yang sedang menyusui. Namun pertanyaannya, bolehkah ibu menyusui makan durian? Bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas ASI dan kesehatan bayi? Mari cari tahu selengkapnya.
Sekilas seputar kandungan durian dan manfaatnya
Durian merupakan buah musiman asli Nusantara yang digemari karena rasa dan aroma khasnya. Secara botani, si 'Raja Buah' ini dikenal sebagai Durio zibethinus dari keluarga Malvaceae. Musim durian sendiri di Indonesia biasanya berlangsung pada sekitar bulan Oktober-Desember dan Januari-Februari.
Di samping memiliki rasa yang lezat nan unik, durian juga begitu kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Misal seperti vitamin C yang berperan dalam menangkal radikal bebas dan vitamin B kompleks yang dibutuhkan tubuh dalam sintesis asam lemak, produksi energi, pembentukan sel darah merah dan lainnya.
Buah durian juga kaya akan serat, asam amino essensial tingkat tinggi dan sejumlah mineral penting, diantaranya yakni mangan, tembaga, besi, magnesium hingga kalium yang merupakan elektrolit dengan fungsi vital dalam sistem saraf juga kontraksi otot.
Sama seperti buah-buahan lainnya, durian sama sekali tidak mengandung kolesterol. Jadi pendapat yang mengatakan bahwa durian tinggi kolesterol dan berbahaya bagi kesehatan, sama sekali tidak benar. Justru didalamnya terdapat lemak tak jenuh tunggal yang bermanfaat dalam membantu menurunkan kadar trigliserida dan LDL/kolesterol jahat.
Lantas, amankah ibu menyusui mengonsumsinya?
Bicara tentang keamanannya bagi ibu menyusui, pada dasarnya tak ada masalah. Buah durian aman dan sah-sah saja untuk dikonsumsi para ibu saat menyusui. Tak juga berpengaruh buruk terhadap kualitas ASI dan kesehatan si Kecil. Kuncinya adalah jumlah moderat yang perlu diperhatikan.
Memang durian penuh akan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Sekedar menelan ludah dan membayangkan creamy-nya daging durian pun akan sulit dilakukan, terlebih bagi para fanatiknya. Namun demikian, batasi pula konsumsinya, jangan terlalu berlebih.
Pasalnya, durian tinggi akan kalori dan gula sederhana seperti fruktosa dan sukrosa. Dalam jumlah cukup, hal ini berguna sebagai pasokan energi, namun bila berlebih maka akan tersimpan sebagai lemak dan tentunya sangat tidak baik bagi kadar gula darah.
Di tambah lagi, konsumsi berlebih durian juga cenderung menyebabkan masalah pencernaan, seperti perut kembung akibat adanya penumpukan gas di lambung. Dikhawatirkan, ketidaknyamanan seperti ini akan mengurangi mood ibu dalam menyusui buah hatinya.
Jadi, bagi para ibu menyusui penggemar berat durian, silahkan saja nikmati tanpa perlu takut. Selain mengobati hasrat rindu akan nikmatnya rasa durian di musim-musimnya seperti saat ini, ada sejumlah manfaat kesehatan yang juga akan didapatkan. Kuncinya, konsumsilah dalam batas wajar, 2-3 biji durian berdaging cukup tebal dirasa cukup.
Kiat menjaga produksi ASI demi kebutuhan bayi
Pemberian ASI eksklusif begitu sangat dianjurkan, lantaran dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi buah hati, termasuk risiko lebih rendah untuk mengalami berbagai infeksi seperti diare maupun pneumonia. Maka untuk tetap terus menjaga produksi ASI demi kebutuhannya, ada berbagai kiat yang dapat dilakukan, yakni sebagai berikut:
- Berikan secara terus-menerus. Semakin sering ASI diberikan, produksinya pun akan semakin bertambah.
- Terapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang. Meliputi protein, serat, karbohidrat kompleks, susu maupun produk olahannya. Konsumsi suplemen dapat menjadi pertimbangan.
- Pastikan agar tetap terhidrasi dengan minum air putih rata-rata 8 gelas/hari. Batasi konsumsi minuman berkafein juga minuman manis. Minuman beralkohol dan rokok - termasuk asapnya mutlak harus dijauhi.
- Istirahat secukupnya, jangan berlebihan dalam beraktivitas.
Terakhir, kelolalah stres sebaik mungkin karena stres dapat menghambat proses keluarnya ASI. Mintalah bantuan pasangan atau anggota keluarga lainnya untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangga.
Berlibur dan berjalan-jalanlah ke tempat yang menarik untuk menyegarkan kembali pikiran. Jangan lupa, untuk saling berbagi dan bertukar cerita dengan ibu menyusui lainnya agar mendapat wawasan lebih seputar pemberian ASI eksklusif.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.