Braxidin Tablet: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 6 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Braxidin tablet mengandung Chlordiazepoxide Hydrochloride 5 mg dan Clidinium Bromide 2,5 mg di setiap tablet
  • Braxidin tablet bekerja untuk mengurangi rasa cemas berlebih dan gangguan gastrointestinal
  • Braxidin tablet digunakan untuk memberikan efek antikonvulsan, efek sedatif, dan efek amnestik
  • Penggunaan Braxidin tablet harus menggunakan resep dokter karena termasuk obat penenang
  • Braxidin tablet harus digunakan sesuai anjuran dokter. Untuk orang dewasa 1-2 tablet 3-4 sehari sementara lansia cukup 1-2 tablet sehari
  • Jangan menggunakan obat Braxidin tablet dalam jangka panjang karena dapat menimbulkan ketergantungan obat

Braxidin Tablet adalah merek dagang kombinasi dari Clidinium dan Chlordiazepoxide yang digunakan untuk mengendalikan faktor emosional dan somatik pada gangguan gastrointestinal. Obat Braxidin Tablet juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan dalam pengobatan ulkus peptikum dan dalam pengobatan sindrom iritasi usus besar (colon irritable, kolon spastik, kolitis mukosa) dan enterokolitis akut.

Mengenai Braxidin Tablet

Golongan

Obat resep dokter

Kandungan

Chlordiazepoxide 5 mg dan Clidinium Br 2.5 mg per tablet

Kemasan

Braxidin Tablet: 1 Box isi 10 strip @ 10 tablet

Manfaat Braxidin Tablet

Kegunaan Braxidin Tablet adalah untuk mengendalikan faktor emosional dan somatik pada gangguan gastrointestinal. Braxidin Tablet juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan dalam pengobatan ulkus peptikum dan dalam pengobatan sindrom iritasi usus besar (colon irritable, kolon spastik, kolitis mukosa) dan enterokolitis akut.

Obat Braxidin Tablet mengandung kombinasi 2 obat, Clidinium dan Chlordiazepoxide. Clidinium dapat membantu mengurangi gejala kram perut dan usus, sementara Chlordiazepoxide membantu mengurangi kecemasan yang bekerja pada otak dan saraf untuk menghasilkan efek menenangkan.

Chlordiazepoxide adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan atau untuk bantuan gejala kegelisahan jangka pendek, gejala penarikan alkoholisme akut dan / atau penyalahgunaan obat, serta ketakutan dan kecemasan pra operasi. Chlordiazepoxide termasuk obat penenang dan hipnotis dari kelas benzodiazepine.

Chlordiazepoxide meningkatkan aktivitas penghambat GABA transmitter di berbagai bagian sistem saraf pusat dengan meningkatkan permeabilitas membran neuronal terhadap ion klorida yang menyebabkan hiperpolarisasi dan stabilisasi. Obat ini juga memiliki efek sebagai relaksan otot dan antikonvulsan.

Clidinium termasuk golongan obat antikolinergik/antispasmodik. Clidinium menghambat reseptor muskarinik asetilkolin pada otot polos, kelenjar sekretori, dan pada sistem saraf pusat untuk mengendurkan otot polos dan mengurangi sekresi saluran empedu. Clidinium membantu mengurangi gejala kram perut dan usus. Obat ini bekerja dengan memperlambat gerakan alami usus dan dengan merelaksasi otot-otot di lambung dan usus.

Efek samping Braxidin Tablet

Berikut ini beberapa efek samping Braxidin Tablet :

  • Efek samping obat yang mengandung Chlordiazepoxide mungkin menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis.
  • Obat ini juga bisa menyebabkan withdrawal syndrome. Semakin tinggi dosis dan semakin lama obat diminum, semakin besar risikonya mengalami gejala withdrawal syndrome yang tidak menyenangkan.
  • Obat ini juga menyebabkan efek samping berupa mengganggu kinerja psikomotor, agresi (pada individu yang memiliki kecenderungan tersebut terutama jika pasien juga menggunakan alkohol).
  • Efek samping yang umum dari obat kelas benzodiazepine adalah efek sedasi atau obat penenang.
  • Kadang efek samping penggunaan juga bisa menyebabkan dislasi darah, sakit kuning, dan disfungsi hepar.
  • Efek samping Braxidin Tablet lainnya seperti mulut kering, konstipasi, agranulositosis, granulocytopenia, kenaikan suhu tubuh, sengatan panas, takikardia, mydriasis, sakit kepala, gugup, mengantuk, lemah, dan mual.
  • Efek samping yang berpotensi fatal namun frekuensi kejadiannya jarang adalah anemia hipoplasia atau hemolitik.

Dosis Braxidin Tablet

Obat Braxidin Tablet untuk mengatasi sindrom iritasi usus dapat diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dosis dewasa : 1-2 tablet 3-4 kali sehari.
  • Dosis lansia : 1-2 tablet sehari.

Obat Braxidin Tablet sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong serta diminum sebelum makan dan menjelang tidur. Pengurangan dosis mungkin diperlukan atau bisa ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai dosis efektif asal sesuai dengan anjuran dokter.

Interaksi Braxidin Tablet

Berikut adalah interaksi obat yang mungkin terjadi jika digunakan bersamaan dengan obat-obat lain :

  • Cimetidine menghambat proses metabolisme Chlordiazepoxide sehingga meningkatkan kadar serumnya.
  • Bisa meningkatkan efek obat-obat neuroleptik mayor.
  • Alkohol mempotensiasi efek obat-obat depresan sistem saraf pusat.
  • Jus anggur dapat meningkatkan kadar serum dan toksisitas.
  • Penggunaan obat benzodiazepine bersamaan dengan obat opioid (misalnya codeine, oxycodone, dan morphine) menyebabkan efek samping yang sangat buruk bahkan sampai kematian. Hindari penggunaan secara bersamaan.
  • Penyerapan chlordiazepoxide ditingkatkan oleh metoclopramide dan aluminum hydroxide.
  • Penyerapan Chlordiazepoxide dihambat oleh Mg trisilicate, morphine dan pethidine.
  • Efek antikolinergik Clidinium meningkat jika digunakan bersamaan dengan antidepresan, quinidine dan beberapa antihistamin.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Braxidin Tablet adalah sebagai berikut :

  • Gunakan obat Braxidin Tablet sesuai anjuran dokter. Jangan melebihi dosis, menambah durasi, atau menghentikan pengobatan di tengah jalan.
  • Obat ini bisa menyebabkan withdrawal syndrome, dimana risikonya meningkat jika digunakan dalam dosis  tinggi atau penggunaan jangka panjang. Oleh karena itu, pengobatan hanya digunakan secara jangka pendek, dihentikan sesegera mungkin secara bertahap.
  • Jangan menggunakan obat Braxidin Tablet bersamaan dengan obat golongan opioid karena bisa menyebabkan efek samping yang sangat buruk, misalnya kesulitan bernapas bahkan kematian.
  • Hindari penggunaan alkohol selama menggunakan obat ini.
  • Braxidin Tablet menyebabkan kantuk. Jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi selama menggunakan obat ini.
  • Obat ini rentan menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Gunakan obat ini hanya untuk jangka pendek, hindari penggunaan yang berkepanjangan.
  • Hati-hati jika digunakan untuk pasien yang mengalami disfungsi hati atau ginjal.
  • Pada pasien lanjut usia dan pasien yang lemah, disarankan agar menggunakan dosis efektif terkecil untuk mencegah pengembangan ataksia.
  • Karena respon pasien anak yang bervariasi terhadap obat sistem saraf pusat, terapi harus dimulai dengan dosis terendah. Karena data klinis penggunaan Chlordiazepoxide HCl pada pasien anak usia di bawah 6 tahun terbatas, penggunaan pada kelompok usia ini tidak dianjurkan.
  • Hati-hati penggunaan pada pasien yang mengalami hipertrofi prostat atau miastenia gravis.
  • Braxidin Tablet kontraindikasi pada pasien dengan riwayat hipersensitif/alergi obat Chlordiazepoxide HCl atau obat-obat kelas benzodiazepine secara umum.
  • Kontraindikasi pada pasien dengan riwayat hipersensitif/alergi obat Clidinium.
  • Jangan digunakan pada pasien insufisiensi paru akut, depresi berat, pasien dengan kelemahan respek neuromuskular, psikosis kronis, atau porfiria, myasthenia gravis, glaukoma, uropati obstruktif, obstruksi gastrointestinal, ileus paralitik, dan perdarahan akut.
  • Braxidin Tablet sebaiknya tidak digunakan untuk ibu hamil atau ibu menyusui.

Penggunaan Braxidin Tablet untuk ibu hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat) mengkategorikan Chlordiazepoxide dan clidinium kedalam kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :

Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun  studi terhadap manusia. Namun jika potensi keuntungan bisa dijamin  penggunaan obat pada ibu hamil bisa dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.

Peningkatan risiko malformasi kongenital yang terkait dengan penggunaan obat penenang ringan (Chlordiazepoxide, diazepam dan meprobamate) selama trimester pertama kehamilan telah ditemukan dalam beberapa penelitian. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan obat Braxidin Tablet untuk ibu hamil terutama pada trimester pertama harus dihindari.

Ringkasan hal-hal penting terkait obat Braxidin Tablet

  • Beritahukan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini atau obat-obat lainnya. Gejala alergi misalnya ruam, gatal-gatal, sesak napas, mengi, batuk, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau tanda-tanda lainnya.
  • Braxidin Tablet tidak boleh digunakan untuk ibu hamil atau ibu menyusui.
  • Jangan menghentikan pemakaian obat tanpa sepengetahuan dokter.
  • Buang semua sisa obat Braxidin Tablet yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
  • Gunakan obat Braxidin Tablet sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
  • Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
  • Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Braxidin Tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan dokter.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app